Happy reading guys🖤♥️
"Gimana keadaan Nabila gis?"tanya Salma yang di ikuti Rony,wajahnya terlihat khawatir sekaligus panik melihat adik satu-satunya berbaring dengan mata lebam di ranjang UKS.
Salma menarik tangan Nabila dan mengusap lembut kepalanya."kamu kenapa sih ko bisa gini." Kali ini Salma begitu tak tega melihat adiknya yang begitu ceria bisa terluka seperti ini.
Nabila tersenyum tipis"gapapa kak cuman mata aku aja yang perih, pasti keliatan memar dan merah banget ya?"
"Emang bener ya gis yang lempar bola ke wajah Nabila pak Paul?"Tanya Rony yang penasaran.Rony mendengar kejadian yang tak terduga,Salma tiba-tiba menangis setelah mendapat pesan dari anggis kalau Nabila terluka dan di bawa ke UKS.
anggis mengangguk"Iyah bener ka Rony kayanya ga sengaja pas mereka lagi matpel olahraga bareng anak IPS.
"Udah kak salah aku juga tadi main kejar-kejaran sama anggis."sanggah Nabila meyakinkan kakaknya itu.
Tak lama pintu UKS terbuka, di sana pak Paul membawa nampan berisi makanan dan air es untuk mengompres mata Nabila.
Salma dan Rony menghampiri gurunya itu untuk memberi salam dengan mencium punggung tangan pak Paul.
"Salma, saya sebagai guru olahraganya Nabila minta maaf ya karena Nabila jadi seperti ini.saya juga ga tau kalo Nabila berlari dekat ke pinggir lapangan."Ucap pak Paul menyesal.
"Bapak gak usah merasa bersalah, namanya juga musibah. Lagian bukan di sengaja kan."jawab Salma tersenyum tipis, pasalnya dia juga gak enak kalo harus marah terhadap pak Paul dan terkesan menyalahkan.
Pak Paul mengangguk paham, nampan yang ia bawa di simpan di dekat ranjang. Namun hatinya tetap saja merasa bersalah, dia sudah membuat orang lain terluka meskipun itu tidak di sengaja.
"Nabila hari ini izin pulang saja, saya sudah meminta izin pihak sekolah. Nanti saya anterin dia pulang pakai mobil sekolah ya."Ucap Paul.
"Nanti saya bareng Salma ke rumah apa bareng anggis saja."Tanya Paul lagi.
"Gis kak Salma minta tolong ya anterin Nabila bareng pak Paul ke rumah. Kak Salma sama kak rony masih ada ujian praktek."Jawab Salma memohon.
Anggis mengangguk semangat."tenang aja kak Salma biar aku anter Nabila."
"Yaudah berarti saya sama anggis yang anter Nabila ke rumah ya, saya izin dulu sebentar bawa mobil sama izin ke gurunya anggis dan Nabila.Oh iyah itu saya bawa kompresan biar mata Nabila gak terlalu sakit ada cemilan juga."ucap pak Paul sambil izin meninggalkan ruangan tersebut.
Salma,Rony dan anggis mengangguk paham.
"Pak, biar nanti saya telepon orang tua saya dulu takutnya masih di toko."sahut Salma yang di beri anggukan oleh gurunya itu sebelum dia benar-benar pergi dari sana.
**************
Mobil bertuliskan stiker mekar pelita bangsa berhenti di depan rumah Nabila. Pak Paul segera mematikan mesin mobilnya dan keluar dari sana. Di ikuti oleh Nabila dan anggis yang keluar dari jok belakang."Hati-hati ya kalian" ucap pak Paul yang membuntuti dua muridnya itu masuk ke pekarangan rumah.
Assalamu'alaikum"sapa anggis dan pak Paul berbarengan."
Waalaikumsalam."sahut seorang wanita yang di yakini umma nabila, karena tadi ka Salma bilang sudah menelepon orang tua nya.
Umma membuka pintu rumahnya di sambut tiga orang di depan pintu. Wajah umma berubah tegang ketika melihat putrinya dengan luka di area matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]
De Todo-WARNING!!!!- HANYA KARANGAN FIKSI- DILARANG MENJIPLAK TULISAN INI- Sejak hari itu tawa Nabilah menjadi pulsa karena orang yang iya kunci dalam gudang bukanlah Daniel teman se]kelasnya melainkan guru baru di sekolahnya. Paul Fernando namanya, guru o...