BPH 31

2K 246 22
                                    

Happy reading guys♥️🖤

Setelah beres ulangan akhir semester, akhirnya nabila libur selama dua minggu, gadis itu sudah sah menginjak murid kelas 3 SMA,karena kebetulan kak Salma di terima jalur undangan oleh UGM, kini Abi dan kak salma akan ke Jogja beberapa hari untuk mengurus daftar ulang dan juga mencari kosan untuk gadis itu tinggal selama kuliah disana.

Nabila dan sekeluarga telah sampai ke bandara, niatnya mau naik kereta saja. Namun Abi memilih jalur yang cepat saja biar umma nanti tidak kerepotan mengurus toko sendirian.

"Hati-hati ya kak,bi kalo udah sampai langsung telepon umma"wanita itu memeluk suami serta anak perempuan pertamanya.

"Bye kak Salma, dah Abi"Nabila melambaikan tanganya saat kedua orang itu berjalan meninggalkan mereka.

Sebenarnya kak Roni ingin ikut namun dia sudah mulai bekerja sambil kuliah di ibukota ini, dan kak Salma pun belum masuk kuliah dia akan kembali pulang kesini. Mungkin kak Salma akan mulai pindah dan mulai kuliah pertengahan bulan September.

"Umma katanya pak Paul mau nganterin kita ke rumah boleh ga?"tanya nabila memohon.

Lelaki itu baru saja mengirim pesan kepada nabila untuk izin menjemput dirinya dan umma, sekalian tes mobil baru hadiah warisan dari neneknya karena sawah di kampungnya terkena dampak pembangunan tol.

"Wah gak ngerepotin nab? Umma sih oke aja terserah Nabila"jawab wanita itu senang.

"Nggk ko umma, malahan pak Paul yang maksa"kekeh Nabila lalu mengandeng tangan wanita itu manja.

"Kamu sedekat itu ya sama pak Paul?"tanya umma mulai serius.

Nabila masing menggandeng tangan umma sambil berfikir ragu"di sebut dekat ya dekat, apalagi dia guru les aku kan"jawab Nabila.

"Deket dalam artian lain nab, kamu punya perasaan ya sama pak Paul?bunda sih gak masalah apalagi punya calon mantu ganteng sama pinter"wanita itu mengusap gemas kepala anak gadisnya itu.

"Ih umma bisa aja, semoga aja ya doanya di kabulkan"ucap gadis itu nyengir.

Saat sampai parkiran Nabila sudah menemukan pak Paul yang terlihat rapi dengan baju kaos putih dan celana jeans warna hitam. Auranya bikin jantung degdegan.

"Hai nab, halo umma"sapa Paul memberi salam sambil mencium sopan tangan wanita itu.

"Lah tumben manggil umma"sahut Nabila heran.

"Kan calon umma saya juga"bisik pelan pak Paul ke telinga Nabila.

Gadis itu membulatkan matanya tak percaya"ih bapak bisa aja, tapi aamiin in aja dulu"kekeh gadis itu senang.

Akhirnya mereka bertiga memasuki mobil baru milik pak Paul, umma sengaja duduk di jok belakang dan Nabila duduk di depan bersama pak Paul.

"Umma mau makan dulu gak, sekalian saya antar?"tanya Paul melirik sebentar ke belakang.

"Aduh gak enak juga ya, mending gak usah repot-repot pak Paul."jawab umma yang terlihat keberatan.

"Gapapa ko, yuk saya punya rekomendasi tempat makan yang enak loh"paksa pak Paul lalu melirik ke arah Nabila gadis itu menatap aneh sikap gurunya itu.

"Boleh yuk, baik banget sih calon mantu umma"goda umma mengulum senyumnya ke hadapan dua orang di depannya.

"Ih umma apaan sih, bikin seneng Nabila aja, eh maksudnya bikin malu tau"sahut Nabila mendelik ke jok belakang.

Pak Paul hanya tersenyum, dalam hatinya dia senang ternyata keluarga Nabila se menyenangkan itu. Kalo gak ada kehadiran Nabila mungkin hidup dia tak akan se bangkit ini, apalagi dia baru saja ditinggal nikah dan mengetahui fakta siapa pembunuh papa nya.

BOCIL PEMIKAT HATI (PAUL&NABILAH)-[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang