Part 3

3.6K 175 2
                                    

Karin sudah siap dengan pakaian rapinya saat menuruni tangga. Ia memakai dress brokat berwarna cream, rambut panjangnya sedikit ia curly dibagian ujung lalu ia tambahkan bando mutiara sebagai pemanis penampilannya kali ini. Karin bisa melihat Mama dan Papanya sudah menunggunya di ruang keluarga.

"Yuk berangkat," ujar Karin tanpa merasa bersalah karena membuat kedua orang tuanya menunggu lama.

Beberapa hari terakhir Karin memang sering bangun siang karena tidurnya juga larut malam. Kebiasaan itu membuatnya sulit untuk bangun pagi, sampai ia harus dibangunkan berkali-kali oleh Novi tadi.

"Diperiksa lagi barang-barang pentingnya, kita udah nggak ada waktu buat putar balik." Novi mengingatkan.

"Udah Ma, semua sudah aku masukkan ke dalam tas."

"Kamu sarapan di mobil aja ya, udah telat banget kita."

"Iya." Karin menerima roti dan susu yang Novi berikan kepadanya.

Setelah memastikan tidak ada barang yang ketinggalan, mereka segera masuk ke dalam mobil dan menuju rumah sepupu Karin yang jaraknya sekitar satu jam dari rumahnya.

Karin menikmati jalanan sambil memakan rotinya. Seharusnya hari ini mereka pergi membawa mobilnya dan Karin yang menyetir, tapi karena ia bangun kesiangan semua rencana menjadi batal. Papanya tidak mau Karin membawa mobil dalam kondisi masih mengantuk, jadi mereka memilih naik mobil Andi bersama supir pribadinya.

"Gimana acaranya kemarin sama keluarga Sandi?" tanya Novi penasaran.

"Lancar, kita cuma makan sama nonton aja," ujar Karin singkat.

Karin kurang nyaman membicarakan Sandi di hadapan Papanya. Ia takut Novi akan keceplosan berbicara mengenai rahasia Sandi kepada Papanya, karena Karin sudah menceritakan semua permasalahan keluarga Sandi kepada Novi.

"Gimana skripsi kamu?" tanya Andi mengubah topik pembicaraan.

Hal itu membuat Karin bisa sedikit lega, karena lebih baik ia membicarakan masalah kuliahnya dari pada harus membahas mengenai Sandi.

"Belum aku revisi Pa," ujar Karin memberikan cengiran khasnya.

"Kamu ini mentang-mentang udah sidang dan punya mobil baru, main terus kerjaannya belakangan ini." Omel Andi.

"Iya Pa, besok aku mulai revisi. Janji." Karin menunjukkan tanda peace kearah Andi.

"Jangan ditunda-tunda, nanti kamu semakin malas. Cepat diselesaikan urusan perkuliahannya."

"Siap Pak Bos," jawab Karin dengan pasrah menerima nasihat Andi.

***

Begitu tiba di rumah sepupunya, Karin langsung turun dari mobil. Ia ingin segera melihat Ravi yang merupakan anak sepupunya.

"Assalamualaikum." Salam Karin saat memasuki rumah, ternyata keluarganya yang lain sudah banyak yang datang.

"Waalaikumsalam," sahut beberapa orang di dalam sana.

Dengan segera Karin menghampiri Ravi yang tertidur pulas di tempat tidurnya.

"Gemes banget, bentar lagi kamu gundul ya," ujar Karin sambil terus memperhatikan Ravi. 

Sindy yang merupakan sepupu Karin ikut menatap Ravi, "Iya, sayang banget di gundul rambutnya."

"Gapapa, tinggal rajin pakai minyak kemiri pasti lebat lagi nanti rambutnya. Suruh bangun dong, jangan merem mulu." Dengan iseng Karin menoel-noel lengan Ravi.

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang