Part 37

2.4K 162 7
                                    

"Arya, Mama sangat setuju kalau kamu menjalin hubungan sama Karin, tapi tiba-tiba Mama kepikiran sesuatu akhir-akhir ini," ujar Ratih sambil melirik Arya. Sejujurnya ia tidak mau membahas hal ini, tapi jika tidak dibahas, masalah ini akan terus membuatnya kepikiran.

Arya yang sedang sarapan nasi goreng langsung menghentikan aktivitasnya dan menatap Ratih sepenuhnya, "Ada apa Ma?"

"Jangan tersinggung ya sama ucapan Mama."

"Nggak akan." Sahut Arya.

"Mama sama Papamu sempet bahas masalah ini, usia kamu sama Karin kan beda lumayan jauh. Karin juga baru lulus kuliah, mungkin tujuan kalian berbeda. Karin mungkin masih ingin mengejar karirnya disaat kamu sudah siap untuk ke jenjang yang lebih serius. Kalian sudah ada pembicaraan sampai kesana?"

Arya melanjutkan lagi makannya setelah mendengar kekhawatiran Ratih. Awalnya ia sempat memikirkan hal itu, tapi itu sudah menjadi konsekuensinya saat menjalin hubungan bersama Karin. Jadi Arya tidak ingin terlalu memikirkannya dan memilih untuk menjalaninya saja hubungannya bersama Karin. Apalagi saat ia mengajak Karin menikah di acara pernikahan sahabatnya waktu itu, Karin sempat menolak.

"Belum, kan kita juga baru pacaran Ma. Biar semuanya mengalir apa adanya dulu, jika memang berjodoh kita pasti akan menikah," jawab Arya berusaha menenangkan Ratih.

Ratih menghela napasnya pelan, "Yaudah kalau memang menurutmu seperti itu. Mama bilang gini bukan berarti Mama nggak merestui hubungan kalian ya, Mama sangat setuju dari awal. Tapi Mama juga mau melihat kamu menikah dalam waktu dekat, kalau bisa kamu coba bicarakan sama Karin siapa tahu Karin setuju."

Arya terlonjak kaget saat mendengar pintu mobilnya dibuka oleh Karin, ia yang sempat melamun karena memikirkan ucapan Mamanya beberapa hari lalu menjadi tersadar. Ia lalu memaksakan senyumnya kearah Karin.

"Kok kaget gitu sih?" tanya Karin heran saat mengetahui Arya kaget ketika ia membuka pintu mobil.

"Sorry, Abang lagi banyak pikiran akhir-akhir ini." Sahut Arya sambil mengusap wajahnya, ia tidak menyangka jika Karin tahu ia sempat kaget tadi.

"Ada masalah apa emang?" Karin fokus menatap Arya saat sudah duduk di dalam mobil.

"Bukan masalah serius kok, cuma lagi ada sedikit masalah aja di rumah sakit," ujar Arya beralasan karena untuk masalah di rumah sakit ia sudah sering mengalaminya, jadi hal itu bukan masalah besar untuknya.

"Kalau ada apa-apa Abang cerita ya, aku jadi merasa bersalah karena selama ini cuma Abang yang selalu mendengarkan ceritaku. Sementara aku jarang banget denger cerita dari Abang." Jujur Karin sambil menatap wajah Arya dengan lekat.

Mendengar ucapan Karin dan ditatap seperti itu oleh gadis itu membuat Arya menjadi tidak fokus, dengan segera Arya mengalihkan pandangannya menjadi lurus ke depan.

"Jangan natap Abang kayak gitu Rin."

"Kenapa?"

"Gapapa."

"Aku jelek ya?" Tiba-tiba Karin merasa insecure sekarang.

Arya langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Bukan gitu, kamu terlalu menggemaskan tadi. Abang jadi pengen kiss kamu." Arya berkata sangat lirih di akhir kalimatnya.

Karin refleks memundurkan badannya saat mendengarkan ucapan Arya sambil menutupi bibirnya dengan tangan.

Arya tak kuasa menahan tawanya melihat respon berlebihan Karin, "Abang cuma bercanda Rin. Masalah di rumah sakit itu hal yang biasa, udah ah jangan natap Abang kayak gitu. Yuk kita jalan sekarang."

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang