Part 32

2.3K 128 6
                                    

Hari ini Karin pergi bersama Novi untuk menjahitkan kain yang akan Karin gunakan di acara Stefany. Semalam Karin sudah mencari referensi model baju yang ia mau dan ia sudah menemukannya. Maka dari itu Karin langsung meminta ditemani Novi untuk menjahitkan kain di tempat langganan Mamanya.

"Stefany ini teman kuliah kamu itu kan?" tanya Novi penasaran.

"Iya, sekelas sama aku," sahut Karin dengan mata fokus menatap jalanan di depannya. Mereka baru saja selesai dari tukang jahit dan berniat untuk pulang, Karin sedikit buru-buru karena Arya akan main sepulang dari rumah sakit.

"Pacarnya lebih tua ya kok udah nikah aja."

"Cuma beda setahun, tapi cowoknya udah mapan sih kan punya usaha sendiri. Tapi kok mereka bisa yakin ya Ma buat nikah, aku kadang juga pengen sih nikah muda. Tapi kalau di pikir-pikir aku belum siap," curhat Karin.

"Ya beda, meskipun masih muda dari segi finansial dan mental mereka sudah siap."

"Mama dulu nikah umur segini juga kan?"

"Iya Mama nikah dengan Papamu saat umur 21, saat itu Papamu belum jadi dokter masih mahasiswa koas. Kakekmu yang melamar Mama dulu."

"Kok Mama bisa yakin sama Papa?"

"Awalnya Mama juga ragu, tapi Papamu berhasil meyakinkan Mama. Apalagi zaman dulu Rin, temen-temen Mama setelah lulus SMA langsung nikah. Sedangkan Mama harus kuliah, jadi Mama sering dibilang perawan tua."

Karin menggelengkan kepalanya tidak percaya, "Perawan tua dari mana, orang masih muda kok."

"Namanya juga zaman dulu, apalagi sepupu Mama yang seumuran juga udah nikah semua."

Tapi saat melihat Mamanya sekarang, Karin jadi mau menikah muda. Karena Mamanya masih berumur empat puluhan dan ia sudah sebesar ini. Banyak teman Karin yang iri karena Mamanya masih muda, Karin dan Novi memang sering pergi jalan-jalan dan memiliki selera fashion yang sama bak Kakak Adik.

"Kalau aku mau nikah muda kayak Mama boleh nggak Ma?" tanya Karin iseng.

"Mending kamu cari cowoknya dulu, yang mapan, dewasa, keluarganya sayang sama kamu," sahut Novi.

Karin menahan senyumnya, jika Novi tahu ia sedang menjalin hubungan bersama Arya pasti Mamanya sangat senang. 

"Mau mampir beli sesuatu nggak?" tanya Novi.

"Enggak langsung pulang aja, aku mau keluar nanti."

"Keluar kemana?"

"Nggak tahu, lihat nanti." Karin mengedikkan bahunya. Karena memang tidak tahu akan keluar kemana bersama Arya, pria itu hanya bilang akan mampir setelah dari rumah sakit.

***

Saat Karin sampai, ternyata sudah ada Arya. Terlihat dari mobil pria itu yang sudah berada di depan rumahnya sementara Arya sendiri menunggu di teras.

"Kamu mau pergi sama Arya?" tanya Novi heran.

"Iya Ma."

Arya berjalan menghampirinya, Karin segera menurunkan kaca mobilnya untuk berbicara dengan pria itu.

"Abang majukan dikit ya mobilnya, aku masukkan mobilku dulu," ujar Karin karena mobil Arya menghalangi jalan masuk.

Arya hanya menganggukkan wajahnya, ia lalu menyapa Novi yang ada di samping Karin sebelum memajukan mobilnya.

"Kamu yakin nggak ada hubungan apa-apa sama Arya?" Novi sudah curiga karena akhir-akhir ini Karin sering menghabiskan waktu bersama Arya dan putrinya itu sudah tidak terlihat galau lagi.

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang