Part 35

2.5K 134 5
                                    

Karin dan Arya sudah tiba di tempat makan sate, setelah memesan mereka segera mencari tempat duduk. Karin cukup senang karena akhirnya bisa keluar, jadi ia tidak bosan hanya berdiam diri di kamar.

Meskipun sudah malam, tempat makan ini masih ramai dan Karin suka dengan suasananya.

"Abang kok ngelihatin aku gitu banget sih," ujar Karin malu karena Arya terus menatapnya sejak tadi.

"Abang khawatir sama kamu, Abang takut udah buat kesalahan sampai kamu menghindar. Abang minta maaf ya, kalau kamu memang belum mau main ke rumah gapapa. Abang nggak akan maksa," sahut Arya.

Karin tidak menyangka Arya sampai memikirkannya sejauh itu, padahal Karin sama sekali tidak marah kepada Arya.

"Aku nggak marah sama Abang, aku cuma lagi nggak enak badan aja. Kalau lagi sakit aku biasanya jarang buka hp." Karin berusaha meyakinkan Arya agar pria itu tidak terus merasa bersalah kepadanya.

"Beneran?" tanya Arya untuk memastikan.

"Iya Abang, bener."

"Syukurlah kalau gitu, postingan Sheila kemarin juga nggak Abang repost karena takut kamu marah."

"Makasih ya Bang, udah pengertian banget sama aku," ujar Karin sungguh-sungguh karena Arya selalu mengikuti apapun kemauannya.

Karin menghela napas pelan teringat masalah tadi pagi, karena postingan Sheila itulah Karin sampai dimaki oleh Tante Fitri. Hal itu membuat Karin benar-benar kesal termasuk kepada Sheila. Sahabatnya itu selalu tidak sabaran dan sering menjerumuskannya ke dalam masalah.

"Masih pusing?"

Pertanyaan Arya membuyarkan Karin dari lamunannya, ia hanya menggeleng sebagai jawaban. Entah kenapa Karin tidak ingin cerita soal Tante Fitri kepada Arya. Ia hanya belum siap berbagi semua masalahnya kepada pria itu.

"Kamu pucat loh Rin," ujar Arya lagi.

"Kan lagi nggak pakai make up jadi kelihatan pucat, udah ah jangan lihatin aku terus. Aku jelek kalau nggak pakai make up." Karin berusaha menutupi wajahnya agar Arya tidak bisa melihatnya.

"Kata siapa jelek? Cantik banget kayak gini kok dibilang jelek."

Karin hanya mencibir ucapan Arya.

"Mending kita makan aja," ucap Karin saat pesanan mereka baru saja diantar.

"Abang serius, kamu nggak jauh beda sama waktu kecil dulu kalau lagi nggak bermake up. Kalau pakai make up kamu kelihatan beda."

"Justru itu Bang, aku pakai make up supaya nggak disangka masih kecil. Kalau pakai kan kelihatan dewasa."

Karin sering mendengar dari saudaranya jika wajahnya memang tidak berubah banyak sejak kecil. Jika tidak bermake up Karin sering dikira masih SMA dan ia benci itu, maka dari itu Karin lebih percaya diri saat bermake up.

Sementara Arya sudah tertawa mendengar ucapan Karin. Ia justru senang wajah Karin tidak banyak berubah jadi ia cukup mudah untuk mengingatnya.

"Waktu pertama kali ketemu aku lagi dirumah Mas Bayu apa yang Abang pikirkan?" tanya Karin penasaran.

"Ternyata Karin sudah besar, udah bisa nih aku nikahin."

"Kok gitu sih?" Karin menepuk lengan Arya karena tidak menyangka saat mendengar ucapan pria itu.

"Tapi memang seperti itu Rin pikiran Abang saat pertama kali lihat kamu."

"Jadi saat itu Abang nggak nolak kan kalau kita dijodohin."

"Enggak."

Karin benar-benar takjub mendengar jawaban terus terang Arya.

"Tapi ternyata aku ada pacar ya?"

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang