Part 17

2.6K 132 2
                                    

Karin diam sambil menatap ponselnya, ia sudah berada di posisi itu sekitar sepuluh menit lebih. Hari ini adalah hari jadinya bersama Sandi yang ke empat belas bulan, bertepatan dengan perayaan ulang tahun Tante Ratih. Jika bukan karena dekat, Karin mungkin tidak akan datang ke ulang tahun Tante Ratih. Ia lebih memilih mendekam di kamarnya dan menangis untuk meluapkan rasa sedihnya.

Pesannya yang ia kirim kepada Sandi tak kunjung mendapat balasan, atau memang pria itu sengaja tidak membalasnya. Bahkan Karin pun tidak tahu apakah Sandi sudah membaca pesannya atau belum karena pria itu mematikan tanda baca di aplikasi WhatsAppnya.

Karin membaca ulang pesan yang ia kirim kepada Sandi dengan perasaan getir.

Karin: Selamat tanggal 22 sayang ❤. Aku nungguin kamu ngucapin tapi kayaknya nggak mungkin karena kamu nggak bisa merangkai kata-kata romantis seperti ini. Sudah 14 bulan kita menjalani hubungan sebagai pacar. Sudah banyak juga hal yang kita lewati selama ini, mulai dari ketawa, sedih, berantem sampai baikan lagi.

Aku tahu mungkin sekarang kamu sangat marah dan kecewa sama aku. Maaf udah bohong sama kamu, aku berharap kamu mau maafin aku dan kita bisa memulai hubungan lagi seperti sebelumnya 🥺.

Aku mungkin nggak sempurna buat kamu tapi aku selalu berusahan menjadi terbaik buat kamu. I really love you and i can't lose you sayang ❤

Tanpa sadar Karin kembali menangis setelah membaca ulang pesan itu. Ia mengusap air matanya dengan cepat saat mendengar suara langkah kaki mendekat kearah kamarnya.

"Astaga kamu ini, dipanggil dari tadi bukannya jawab malah bengong disini," ujar Novi.

Karin menatap Mamanya dengan wajah sedatar mungkin, ia berusaha terlihat biasa saja.

"Kenapa?" tanya Karin.

"Ayo berangkat, kamu udah ditungguin malah nggak turun-turun. Nanti kita bisa terlambat."

"Iya iya."

Dengan pasrah Karin berjalan dengan gontai mengikuti Mamanya lalu mereka segera berangkat menuju rumah Tante Ratih.

***

Karin dan orang tuanya sudah tiba di rumah om Hendra, begitu turun dari mobil mereka sudah disambut hangat oleh Hendra, Ratih dan juga Arya.

Karin menghembuskan napasnya pelan sebelum menghampiri mereka. Ia mengatur napas dan memasang wajah seramah mungkin seolah tidak terjadi apa-apa dengannya.

"Tante Ratih selamat ulang tahun, semoga hidup tante selalu dipenuhi dengan kebahagiaan ya," ujar Karin sambil memeluk Tante Ratih singkat, ia bingung harus mengucapkan apa lagi untuk Tante Ratih karena otaknya tidak bisa diajak berpikir sekarang.

"Makasih ya anak cantik."

"Ini kado untuk tante, semoga suka ya." Karin menyerahkan kado yang sudah ia siapkan untuk Tante Ratih sejak beberapa hari lalu.

"Tante pasti suka, yuk masuk."

Karin mengekori orang tuanya yang sudah masuk, ia berjalan di belakang bersama Arya.

Acara ulang tahun Tante Ratih dilakukan secara sederhana. Hanya tiup lilin, potong kue lalu dilanjutkan dengan makan-makan. Hanya keluarga Karin yang diundang karena acara ini sekalian untuk mengenang masa-masa dulu, mereka berharap semoga hubungan keluarga Andi dengan keluarga Hendra kedepannya semakin dekat.

Karin memakan kue sambil sesekali tersenyum untuk menanggapi obrolan orang tuanya dengan keluarga Arya. Ia lebih banyak diam karena sejujurnya bingung harus menanggapi apa.

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang