Part 14

2.6K 128 4
                                    

Karin berjalan di samping Arya, ia mengikuti saja langkah pria itu tanpa tahu akan kemana.

"Kamu mau kasih kado apa?" tanya Karin penasaran.

"Kalung. Mama sangat suka pakai kalung," jawab Arya.

"Oh." Karin mengangguk mengerti, ia bisa melihat-lihat juga nanti dan memberitahu Mamanya jika ada yang bagus.

Mereka akhirnya berbelok ke salah satu toko perhiasan dan mulai melihat-lihat. Saat Arya melihat-lihat kalung, Karin lebih tertarik untuk melihat gelang. Tatapannya tertuju pada satu gelang yang menarik perhatiannya. 

Gelang itu terlihat simpel, dengan detail berbentuk kotak di tengahnya dan di dalam bagian kotak itu terdapat beberapa permata. Karin memfotonya untuk ia tunjukkan kepada Novi. 

"Karin."

Karin menolehkan kepalanya saat Arya memanggilnya.

"Ya Arya, ada apa?" tanya Karin sambil mendekat kearah pria itu.

"Menurutmu bagus yang mana?" Arya menunjukkan dua kalung dihadapan Karin.

Kalung itu sama-sama memiliki batu berwarna hijau di tengahnya, hanya berbeda detail di bagian luarnya.

"Aku rasa bagus yang kiri, yang kanan terlihat biasa saja," jujur Karin, "Tapi itu menurutku ya, kalau kamu suka yang kanan gapapa banget."

Arya menimbang-nimbang sejenak sambil menatap kedua kalung itu. Sepertinya benar apa kata Karin, yang kiri jauh lebih bagus.

"Aku rasa memang bagus yang kiri," ujar Arya akhirnya. Ia lalu berbicara kepada pegawai toko di depannya dan meminta untuk dibungkuskan kalung yang sudah ia pilih.

Sambil menunggu kalung yang di pilih Arya selesai disiapkan, Karin melirik pria itu sekilas. Ia bingung bagaimana cara mengatakan kepada pria itu jika ia juga sedang mencari kado untuk Tante Ratih.

"Arya," panggil Karin.

"Ya?"

"Sebenernya aku kesini juga mau cari kado buat Tante Ratih, tapi aku bingung mau kasih kado apa," ujar Karin akhirnya.

"Oh ya?" tanya Arya tidak percaya, "Kamu kasih kado apapun, mama pasti suka."

"Kalau aku belikan parfum, kamu mau bantu pilihkan wanginya nggak?" Karin memang kepikiran memberikan Tante Ratih kado parfum sejak semalam.

"Iya aku bantu pilihkan nanti."

Karin bersorak senang dalam hati, itu artinya ia tidak akan kesusahan memilihkan parfum karena ada Arya yang pastinya sudah hafal dengan wangi parfum kesukaan Mamanya.

***

Setelah membeli parfum untuk Tante Ratih, Karin dan Arya memilih untuk makan terlebih dahulu karena sudah sama-sama kelaparan. Mereka memilih untuk makan udon karena tempat makan itu satu-satunya yang tidak waiting list. Di tempat makan lain jauh lebih ramai dan mengharuskan mereka untuk waiting list.

"Kamu jangan bilang ke Tante Ratih ya kalau aku kasih kado parfum," ujar Karin kepada Arya setelah mereka sudah duduk dengan makanan masing-masing di hadapan mereka.

"Iya, aku nggak akan bilang," ujar Arya sambil tersenyum geli.

"Janji?" Karin mengulurkan jari kelingkingnya kepada pria itu, meskipun yang ia lakukan sedikit bodoh karena bagaimanapun Arya adalah anak Tante Ratih.

"Aku janji Rin." Arya mengulurkan jari kelingkingnya kepada Karin.

Setelah itu Karin memulai ritualnya dengan memfoto makanan sebelum memakannya. Meskipun jarang menguploadnya di sosmed setiap kali ia mengambil gambar makanan, tapi ada kepuasan tersendiri bagi Karin. Dan ia suka melihat-lihat foto itu saat sedang bosan atau bingung ingin makan apa.

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang