Part 30

2.8K 133 1
                                    

Mobil Arya berhenti di sebuah cafe, ia segera turun dari mobil lalu diikuti oleh Karin. Arya melirik Karin yang berjalan di sampingnya, ingin memegang tangan gadis itu tapi rasanya sedikit ragu. Dengan keberanian yang ia miliki, Arya akhirnya menggenggam tangan Karin sambil memasuki cafe.

Karin sedikit terkejut saat tangannya tiba-tiba di genggam oleh Arya, tapi setelahnya ia berusaha biasa saja karena bagaimanapun juga Arya adalah kekasihnya sekarang.

"Pernah kesini?" tanya Arya saat mereka sudah berada di dalam lift.

"Belum." Karin menggelengkan kepalanya.

Begitu tiba di lantai tempat cafe berada Karin langsung berjalan ke area luar dan melihat jalanan di bawahnya dengan kagum.

"Sejujurnya Abang salah ajak kamu kesini saat sore begini karena disini lebih bagus saat malam sambil lihat city light dan ada live musicnya juga. Tapi kalau kamu suka kita bisa kesini lagi lain kali," ujar Arya setelah berdiri di samping Karin.

"Kemana aja aku baru tahu ada tempat seperti ini, tapi sepertinya aku suka deh Bang," jawab Karin.

Arya tersenyum sambil menatap Karin, "Okay, kita kesini lagi kapan-kapan. Yuk pesen makan sama minum dulu."

Setelah memesan makan dan minum, mereka kembali duduk di luar. Karin tidak berhenti tersenyum melihat jalanan di bawahnya dan gedung-gedung pencakar langit yang mengelilingi cafe.

"Tapi sore-sore kayak gini juga udah bagus, aku suka suasananya," jujur Karin.

"Sekalian lihat sunset ya?" Arya menambahkan.

Karin mengangguk setuju, melihat sunset dari sini juga tidak kalah indahnya seperti melihat sunset di pantai.

Karena kembali hening, Arya berusaha mencairkan suasana dengan kembali menarik tangan Karin dan memberikan usapan disana. Melihat hal itu mau tidak mau Karin akhirnya memusatkan perhatiannya kepada Arya.

"Abang sebenarnya lebih suka brunch, mau ngajak kamu brunch lagi tapi nggak bisa karena harus ke rumah sakit tadi," ujar Arya.

"Kenapa kok Abang suka banget brunch?" Karin ingat Arya pernah mengajaknya brunch saat itu.

"Mataharinya masih enak Rin buat dinikmati dan suasananya juga beda. Hal itu baik, apalagi buat kamu yang suka bangun siang." Arya menoel hidung Karin dengan gemas.

Mendengar itu Karin hanya bisa memanyunkan bibirnya, "Kan lagi nggak ada kegiatan, jadi bisa bangun siang."

"Sekali-kali coba bangun pagi terus olah raga dan sarapan makanan yang sehat, pasti badan kamu jauh lebih enak."

"Enggak, aku sarapannya gabung aja sama makan siang sekalian diet."

"Lain kali Abang bisa jemput kamu supaya bisa melakukan hal tadi."

Karin mengerang sambil menggelengkan kepalanya, sepertinya hidupnya akan benar-benar sehat jika ada Arya. Dan ia malas melakukan itu semua.

Obrolan mereka terhenti sejenak karena makanan yang mereka pesan sudah datang. Karin memesan nasi goreng kampung dan leci tea, sedangkan Arya memilih aglio olio dan ice cappuccino. Tidak lupa juga Arya memesan snack platter untuk mereka berdua.

"Karin." Panggil Arya.

"Hmm?" Sahut Karin tanpa kata karena mulutnya penuh dengan makanan.

"Maaf ya kalau nantinya hubungan kita nggak sesuai dengan ekspektasi kamu."

"Maksudnya?" tanya Karin tidak mengerti.

"Abang bukan tipe orang yang selalu kasih kabar dimanapun dan kapanpun, bahkan untuk sekedar chat saja jarang. Karena Abang bingung kalau chat harus membahas apa, tapi setiap hari Abang janji akan selalu mengabari kamu setelah pulang kerja."

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang