Karin hanya mengekori Novi dan Ratih yang dari tadi sangat lincah berjalan kesana kemarin memutari mall. Ia jadi heran dengan Novi dan Ratih yang seperti tidak punya rasa capek, padahal kaki Karin sudah lumayan pegal sekarang.
"Karin mau tas ini nggak?" tanya Novi menunjukkan dua buah tas di hadapan Karin. Dua tas tersebut memiliki model yang sama, hanya berbeda warna saja.
"Mama belikan kan?" Karin ganti bertanya.
"Iya, mau yang mana kamu."
Mungkin Novi tahu jika Karin sudah mulai bete, Karin duga tas itu merupakan sebuah sogokan agar ia tidak marah.
Karin mendekat kearah Novi dan mulai memegang tas yang ada di tangan sang Mama. Karin sangat ingin memiliki tas berwarna putih karena kebetulan ia belum punya.
"Aku belum punya tas warna putih, aku pilih itu aja." Setelah berpikir beberapa saat pilihan Karin jatuh kepada tas berwarna putih itu.
"Sini biar aku saja yang bayar," ujar Ratih.
"Nggak perlu Mbak, biar aku aja kan ini punya Karin."
Karin hanya melihat perdebatan antara Novi dan Ratih, hingga akhirnya Novi mengalah dan membiarkan Ratih yang membayar belanjaan Karin.
"Tante terimakasih banyak untuk tasnya," ujar Karin kepada Ratih.
"Sama-sama Rin," sahut Ratih.
Setelah puas berbelanja dan berkeliling mall, mereka bertiga akhirnya berhenti di sebuah coffee shop untuk menikmati kopi dan beberapa cake. Tapi Karin tidak membeli kopi, ia memesan thai tea karena sudah lama tidak meminumnya.
"Setelah ini mau kemana lagi mbak?" tanya Novi.
"Sudah sore, gimana kalau pulang saja."
"Iya, biar Karin antarkan mbak pulang sebentar lagi."
"Jangan, kasihan Karin kejauhan kalau nganter aku pulang. Biar aku telepon Arya buat jemput."
Ratih mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Arya, tapi sudah beberapa kali berusaha menelpon panggilannya tak kunjung diangkat oleh Arya.
"Kemana sih anak itu," ujar Ratih mulai kesal.
"Mungkin lagi sibuk mbak," sahut Novi.
"Mungkin sih, Arya kalau udah kerja jarang pegang hp." Ratih membenarkan.
"Kalau mbak nggak mau diantar Karin pulang, gimana kalau mbak mampir dulu kerumah sekalian makan malam. Nanti pulangnya biar diantar sopir," saran Novi.
Setelah berpikir sejenak, Ratih akhirnya mengiyakan ajakan Novi. Novi segera mengabari mbak dirumahnya untuk memasak makan malam lebih banyak karena akan ada tamu.
Entah kenapa Karin bisa bernapas lega, karena tandanya ia tidak akan bertemu Arya. Ia tadi sudah gugup memikirkan akan berhadapan dengan Arya yang akan menjemput Ratih. Tapi kekhawatiran Karin seketika sirna karena rencana itu gagal. Ia jadi tidak sabar untuk segera pulang. Karin ingin meluruskan kakinya di ranjang empuk miliknya sebelum nanti makan malam.
***
Karin menuruni tangga saat jam makan malam, ia asyik memainkan ponselnya sampai tidak menyadari jika ada sosok laki-laki yang terus memperhatikannya sejak tadi. Saat Karin mengangkat wajahnya, ia sedikit terkejut melihat pria itu sudah duduk di meja makan.
"Arya?" Gumam Karin tanpa sadar.
Padahal ia tadi sudah senang karena tidak jadi bertemu pria itu, tapi sekarang ia malah melihat Arya di rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally, I Found You
RomanceIseng dijodohkan berakhir ke pelaminan? Itulah kisah lucu yang harus dialami oleh Karin, dimana kehadirannya dalam salah satu acara keluarga seperti datang untuk menjemput jodohnya. Disana Karin dikenalkan dengan seorang laki-laki bernama Arya. Kar...