Part 11

2.9K 135 1
                                    

Begitu tiba, Karin dan Arya memilih duduk di ujung ruangan dan minta untuk disajikan semua menu karena Karin tidak bisa jika hanya memilih satu lauk.

Mata Karin seketika berbinar-binar saat melihat ayam pop dan jangek siram favoritnya. Karin yang akan memfoto makanannya seperti biasa, seketika mengurungkan niatnya. Ia lupa jika belum izin Sandi saat pergi bersama Arya, jadi ia tidak akan post foto apapun seolah ia tidak pergi kemana-mana.

"Favorit kamu apa disini?" tanya Arya.

"Ayam pop sih, sama jangek siramnya. Tapi yang lain aku juga suka," ujar Karin.

Kebiasaannya jika makan disini, Karin akan mengambil nasi sedikit dan lauknya yang banyak.

"Mau sharing nggak?" tanya Karin kepada Arya saat ia membuka ubi tumbuk.

"Boleh." Arya mendekatkan piringnya kearah Karin.

"Sambelnya juga ya?"

"Iya Rin."

"Ini juga?" Karin ganti menunjuk jangek siram.

"Iya Karin Claudia Hilmawan," ujar Arya karena gemas dengan tingkah Karin.

"Kamu tahu nama lengkapku?" tanya Karin tidak percaya.

"Tentu saja, aku sudah tahu bahkan saat kamu masih kecil dulu."

Karin sedikit tidak percaya karena tidak banyak orang yang tahu nama belakangnya. Mungkin hanya teman terdekat atau saudaranya saja, karena nama Hilmawan diambil dari nama belakang Papanya.

"Kamu tahu apa aja tentang aku?" tanya Karin semakin penasaran.

Arya mencoba mengingat-ingat lagi apa saja yang ia tahu tentang Karin, "Aku rasa nggak banyak, yang aku tahu hanya nama lengkap, ulang tahun, sama hobimu saat kecil dulu."

"Emang apa hobiku?"

"Kamu suka berenang. Kamu paling nggak bisa kalau udah lihat air. Kamu hampir masuk ke kolam air mancur yang ada di mall saat kecil dulu."

"Bohong," ujar Karin tidak percaya.

"Coba tanyakan Tante Novi kalau nggak percaya."

Jika memang benar seperti itu berarti mereka dulu sangat dekat, terbukti dari Arya yang banyak tahu tentangnya. Berbeda dengan Karin yang tidak ingat apa-apa saat mereka kecil dulu.

"Kok aku nggak ingat apa-apa ya soal kamu?"

Mendengar cerita dari Arya yang cukup menarik, membuat Karin jadi ingin mengingat masa kecil mereka juga.

"Kamu terlalu kecil dulu," sahut Arya.

Karin hanya bisa mempercayai itu. Ia lalu melanjutkan makannya tanpa banyak kata.

***

"Kan aku yang ngajak kamu makan, harusnya aku aja yang bayar," ujar Karin saat ia dan Arya sudah berjalan menuju parkiran.

"Gapapa, kamu bisa traktir aku lain kali."

Karin mengerucutkan bibirnya. Ia tidak suka merasa memiliki hutang seperti ini. Tapi dari maksud ucapan Arya, itu tandanya mereka akan keluar lagi nanti.

"Mau pulang?" tanya Arya setelah menyalakan mesin mobilnya.

"Aku belum mau pulang," jujur Karin.

"Mau makan es krim?"

Karin menolehkan kepalanya dengan cepat kearah Arya, "Kamu cenayang ya?"

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang