Part 26

2.2K 117 1
                                    

Karin segera turun saat mobil Arya sudah berhenti di depan rumahnya. Mereka baru saja sampai saat jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.

"Abang makasih banyak ya untuk hari ini," ujar Karin dengan tulus berterimakasih kepada Arya.

"Sama-sama Rin," sahut Arya, "Ini punya kamu." Arya memberikan buah strawberry dan beberapa oleh-oleh yang sempat mereka beli tadi.

"Oh iya lupa." Karin mengambil belanjaannya di tangan Arya, "Abang mau mampir?"

Belum sempat Arya menjawab, mereka dibuat heran dengan mobil yang tiba-tiba berhenti di belakang mobil Arya. Saat tahu siapa pemilik mobil itu, Karin hanya bisa menghela napasnya pelan. Mobil itu adalah milik Sheila. Dan benar saja, tidak lama dari itu Sheila turun dari mobil dan menatap Karin serta Arya secara bergantian.

Saat tahu siapa yang datang, Arya mengurungkan niatnya untuk mampir. Ia akan memberikan waktu kepada Karin untuk berbicara dan berbaikan kepada Sheila.

"Aku langsung pulang aja ya Rin. Titip salam buat Tante Novi dan Om Andi ya," ujar Arya.

"Aku juga titip salam ya Bang, buat Tante Ratih sama Om Hendra."

Setelahnya Arya berbalik kearah mobilnya, ia tersenyum kearah Karin dan Sheila sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan rumah Karin.

Saat mobil Arya sudah tidak terlihat, Karin masuk ke dalam rumah diikuti oleh Sheila. Seperti kebiasaan sebelumnya, Sheila menunggu Karin di kursi halaman rumah. Sedangkan Karin sudah masuk ke dalam untuk menaruh oleh-oleh dan mengambilkan minum untuk Sheila.

"Arya mana?" tanya Novi heran saat Karin tiba-tiba masuk ke dalam rumah.

"Udah pulang, itu lagi ada Sheila. Aku mau ambilin minum dulu."

"Oh Arya langsung pulang?"

"Iya."

Setelah mendapatkan minum dan menyiapkan oleh-oleh untuk Sheila bawa pulang, Karin segera keluar untuk menemui sahabatnya itu.

Karin menaruh minuman kaleng dan tas plastik di hadapan Sheila. Ia lalu duduk sambil menyesap minumannya.

Melihat sikap Karin yang masih cuek membuat Sheila hanya bisa pasrah. Ia lalu ikut membuka minuman kalengnya dan meminumnya sama seperti yang Karin lakukan.

"Jadi lo ke puncaknya sama Arya ya?" tanya Sheila membuka percakapan.

"Hmm." Gumam Karin tanpa berniat menjelaskan lebih jauh.

"Masih marah ya sama gue?"

Karin memainkan minuman di tangannya, sejujurnya ia masih kesal dengan Sheila. Tapi kalau berlama-lama marah dengan sahabatnya itu sepertinya Karin tidak akan bisa. Karena bagaimanapun juga hubungan mereka sudah dekat sejak dulu.

"Gue masih kesel sama lo," jujur Karin.

"Gue minta maaf ya Rin. Maaf karena gue udah lancang ikut campur masalah lo dan buat lo sama Sandi putus kayak gini. Tapi gue berani sumpah kalau gue nggak punya niat merusak hubungan kalian. Apa lo mau gue bantu bilang ke Sandi supaya kalian bisa balikan?"

"Nggak perlu, gue udah berusaha dan melakukan banyak cara tapi Sandi tetep nggak mau kita balikan. Gue udah nyerah, gue nggak bisa maksa orang buat terus sama gue kalau dia sendiri udah nggak mau."

"Sorry Rin," ujar Sheila sambil menunduk, rasa bersalah semakin menghantuinya.

Karin melirik Sheila yang terlihat sangat bersalah, ia jadi tidak tega saat melihatnya. Ini kedua kalinya mereka marahan, dulu mereka pernah bertengkar saat semester satu. Tapi semenjak itu mereka tidak pernah bertengkar lagi dan baru kali ini Karin marah kepada Sheila.

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang