Part 25

2.8K 116 4
                                    

Karin duduk di gubuk bersama Bu Sri dan suaminya, lalu Arya menyusul di sampingnya.

"Maaf bu jadi merepotkan," ujar Arya merasa tidak enak.

"Sama sekali nggak repot, ibu cuma masakkan mie sama buat teh hangat."

Setelah semua makanan selesai disiapkan oleh Bu Sri mereka lanjut makan. Karin melirik Arya dengan tatapan geli, ia tahu apa yang pria itu pikirkan sekarang. Mereka sedang makan mie instan bersama nasi, Karin tahu bagi Arya ini sangat tidak sehat. Tapi mau bagaimana lagi, menolak juga tidak bisa karena tidak sopan. Jadi mereka hanya bisa memakannya tanpa banyak protes.

Karin menyesap tehnya dengan perlahan dan rasa hangat langsung menjalar ke tenggorokannya. Mereka baru saja selesai makan dan kini sedang mengobrol sambil menikmati teh hangat. Di cuaca dingin seperti ini, minum teh hangat benar-benar terasa enak.

Tidak lama setelahnya Bu Sri dan suaminya pamit karena harus menyiapkan buah strawberry untuk dijual. Mereka meminta Karin dan Arya bersantai dulu di gubuk.

"Mau saya bantu Bu?" tanya Karin menawarkan diri.

"Udah nggak usah, kalian duduk disini saja ya," sahut Bu Sri menolak.

Karin hanya melihat Bu Sri dan suaminya sibuk menata strawberry ke dalam mika. Sejujurnya ia sangat ingin membantu karena memang menyukainya, tapi karena tidak diperbolehkan ia hanya bisa menurutinya.

"Gimana, suka nggak disini?" tanya Arya.

Karin mengalihkan perhatiannya kepada Arya, ia menganggukkan wajahnya karena memang senang diajak disini, "Suka banget, lain kali aku harus kesini lagi," sahut Karin.

"Bisa, nanti tinggal bilang saja ke ibunya kalau mau main."

"Oh iya, aku dulu panggil kamu apa? Nggak mungkin kan aku panggil kamu nama aja?"

Karin sejujurnya penasaran akan hal ini sejak lama, tapi ia selalu lupa untuk menanyakannya kepada Arya.

"Abang," sahut Arya.

"Abang?" Ulang Karin karena sedikit tidak mempercayainya.

"Iya, kamu panggil aku Abang."

"Terus kamu panggil aku apa? Karin atau apa?"

"Adek."

"Abang adek?" Karin semakin kaget saat mendengarnya.

"Iya."

"Kayak Xabiru sama Chava aja." Karin teringat dengan salah satu anak selebgram yang memanggil dengan sebutan abang adek juga.

Arya tidak bisa menahan decakannya mendengar jawaban Karin.

"Kamu maunya aku panggil Abang lagi apa gimana?"

"Aku lebih suka dipanggil Abang," jujur Arya.

"Waktu aku panggil Arya dari kemarin-kemarin gimana?" tanya Karin penasaran.

"Jujur kaget sih dan agak aneh aja dengernya."

Karin tidak bisa menahan tawanya mendengar pengakuan Arya.

"Sorry, aku udah kurang ajar sama kamu." Karin menangkupkan kedua tangannya sebagai permohonan maaf.

"Gapapa, kan kamu lupa."

"Mulai sekarang aku akan biasakan panggil Abang, okay?" Janji Karin.

"Aku juga panggil kamu Adek?"

"Nggak mau geli." Tolak Karin.

"Kok geli?" Heran Arya karena menurutnya panggilan itu cukup manis.

"Emang aku anak kecil? Panggil Karin aja."

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang