Part 15

2.8K 136 4
                                    

Keesokan harinya Karin dikejutkan dengan kehadiran Sandi yang tiba-tiba sudah berada di depan rumahnya. Pria itu tidak memberikan kabar sama sekali kepadanya, hingga membuat Karin bingung karena tidak biasanya Sandi bersikap seperti ini.

"Ayang kok nggak bilang kalau mau main?" tanya Karin saat sudah duduk di ruang tamu rumahnya bersama Sandi.

"Iya, aku mau kasih sedikit kejutan ke kamu. Yuk keluar," ujar Sandi.

"Keluar kemana?"

Untung saja Karin sudah mandi tadi pagi karena rambutnya benar-benar terasa lepek. Tapi masalahnya Karin baru sempat mengeringkannya saja, ia belum mencatok rambutnya hingga sekarang masih terlihat sedikit berantakan.

"Kita cari makan siang diluar."

"Aku belum siap-siap sama sekali lho, kamu nunggu aku agak lama gapapa? Atau kita bawa mobilku aja biar aku bisa siap-siap di mobil?" Karin mengutarakan idenya.

"Bawa motorku aja ya supaya cepet, aku tunggu kamu sampai selesai siap-siap."

"Beneran? Aku agak lama lho," ujar Karin tidak yakin.

"Iya Rin, ayo cepet siap-siap sana."

Karin menghela napasnya pasrah, sepertinya ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan Sandi.

"Yaudah, aku ambilkan minum dulu ya buat kamu. Nanti aku make up sama catokan disini aja."

Karin segera mengambil minum untuk Sandi. Setelahnya ia naik ke kamarnya untuk berganti baju dan mengambil alat tempurnya yang biasa ia pakai sebelum jalan.

***

Karin melihat sekeliling cafe yang tampak cukup asri. Ini pertama kalinya ia datang kesini dan lagi-lagi ia tahu tempat secantik ini dari Sandi.

Biasanya jika siang hari Karin akan memilih tempat duduk di indoor tapi tidak dengan kali ini. Ia dan Sandi memilih duduk di luar karena terasa lebih dingin akibat hembusan angin.

"Bagus tempatnya. Ayang tahu dari mana?" tanya Karin.

"Waktu itu diajak teman kesini."

"Oh."

Karin melihat alat panggilan antrian didepannya sudah berbunyi, sepertinya pesanan mereka sudah jadi.

"Biar aku aja yang ambil." Cegah Sandi saat Karin akan berdiri.

Setelah mengambil semua pesanannya, Karin dan Sandi langsung memakannya karena sudah sama-sama merasa lapar.

"Hmm enak," ujar Karin saat memakan rice bowl miliknya. Ia memesan ayam sambal matah dengan tambahan telur setengah matang.

"Donatnya juga enak, kamu pasti suka," ucap Sandi sambil menunjuk donat bertabur gula halus di depannya.

Sejujurnya Sandi mengajak Karin keluar bukan tanpa alasan. Ia ingin mendengar kejujuran Karin dari apa yang ia dengar kemarin. Dan Sandi sangat berharap jika hal itu tidak benar, karena ia takut tidak akan bisa menatap Karin sama seperti dulu lagi akibat kebohongan yang dilakukan gadis itu.

"Ayang ayo kita foto," ujar Karin setelah menghabiskan makanannya.

Karin berjalan ke arah Sandi dan duduk di samping pria itu. Ia mengangkat ponselnya sedikit tinggi agar bisa mengambil foto dengan Sandi.

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang