Part 24

2.7K 133 5
                                    

Sore ini Karin sudah duduk di taman rumahnya bersama Arya. Pria itu tiba-tiba datang ke rumahnya dan bilang ingin bertemu dengannya. Mereka sudah disana hampir sepuluh menit dan belum ada yang membuka suara sama sekali. Karin asik memakan buah-buahan yang disiapkan Novi begitu juga dengan Arya yang sesekali ikut makan.

"Aku kemarin kesini, tapi kamu nggak ada," ujar Arya memulai pembicaraan.

"Iya aku ke kampus kemarin," sahut Karin.

"Aku minta maaf ya."

Karin menolehkan kepalanya dengan cepat saat mendengar pria itu meminta maaf, "Minta maaf soal?"

"Soal kemarin lusa, aku sempat bentak kamu."

Karin menghela napas pelan, sejujurnya ia sudah tidak mau mengingat-ingat soal itu lagi. Hal itu hanya akan membuatnya sedih dan semakin sulit untuk melupakan Sandi.

"Iya gapapa, aku juga minta maaf ya udah kasar sama kamu."

"Gimana keadaan kamu sekarang?" Arya mengumpat dalam hati karena pertanyaan bodohnya barusan.

"Bohong kalau aku bilang baik-baik saja, hatiku masih sakit sampai sekarang," jujur Karin apalagi mengingat momen kemarin sore saat bersama Sandi.

"Mau liburan sebentar nggak?"

Karin melirik Arya heran, pria itu benar-benar aneh.

"Liburan kemana?"

"Ke puncak mungkin."

"Ngapain ke puncak?"

"Petik buah strawberry, kamu masih suka kan sama buah itu?"

Karin sedikit speechless saat mendengar ucapan Arya, ia tidak menyangka Arya tahu buah favoritnya.

"Kok kamu tahu, buah itu kesukaanku?" tanya Karin dengan penuh menyelidik.

"Kamu waktu kecil suka makan itu Rin, aku ingat kamu suka makan strawberry dikasih gula supaya nggak terlalu asam."

Benar kata Arya, Karin dulu memang sering memakan buah itu dengan dicocol gula, tapi sekarang sudah jarang karena ada strawberry Korea yang lebih manis.

Karin terkekeh pelan, "Iya dulu aku suka makan dikasih gula, kalau sekarang udah enggak."

"Kenapa?"

"Kan ada strawberry lain yang lebih manis."

Arya mengangguk mengerti, selera Karin sepertinya sudah berubah.

"Jadi gimana?" tanya Arya menanyakan soal ajakan liburannya tadi.

"Kenapa ngajak aku liburan?"

"Supaya kamu nggak terlalu sedih. Aku juga udah lama nggak ke puncak, jadi sekalian."

"Cuma kita aja?" tanya Karin memastikan.

"Iya, kalau kamu mau aku akan ambil cuti sehari. Kita bisa seharian berada di puncak."

Karin memikirkannya sejenak, sepertinya tidak ada salahnya liburan bersama Arya. Toh mereka juga sudah saling kenal, liburan ini hitung-hitung untuk menyembuhkan hatinya dan menyegarkan pikirannya agar tidak terlalu sedih memikirkan apa yang sedang ia alami sekarang.

"Okay, ayo kita liburan," ujar Karin akhirnya.

Arya cukup senang karena Karin tidak menolak ajakannya, "Lusa pagi kita berangkat ya Rin."

Karin mengangguk mengerti, semoga saja ia bisa bangun pagi mengingat akhir-akhir ini Karin selalu bangun siang karena tidak memiliki kegiatan apa-apa.

***

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang