Part 36

2.4K 135 4
                                    

Sejak semalam rasanya Karin tidak bisa tenang karena hari ini adalah hari dimana ia akan bertemu dengan Tante Ratih dan Om Hendra. Meskipun sebelumnya sering bertemu, Karin tetap saja merasa sedikit berbeda karena ia akan bertemu sebagai kekasih Arya bukan sebagai Karin yang biasanya.

Hal itu membuat Karin sempat berpikir apakah keputusan yang ia ambil sudah benar atau tidak. Rasanya ia menjadi ragu untuk bertemu dengan orang tua Arya. Karena terlalu asyik melamun Karin sampai tidak sadar jika sudah tiba di lantai bawah, ia bisa melihat Novi sibuk di meja makan.

"Kamu nanti bawa ini ya ke rumah Arya," ujar Novi sambil menunjuk paper bag di depannya.

"Apa itu?" tanya Karin penasaran.

"Oleh-oleh dari Bandung yang dibawain Tante kamu."

Karin menghela napas panjang, entah kenapa Mamanya terlihat lebih excited saat mengetahui ia akan main ke rumah Arya berbeda dengannya yang malah semakin gugup.

"Kira-kira Tante Ratih sama Om Hendra suka nggak ya Ma saat tahu aku pacaran sama Arya?" tanya Karin lebih kepada dirinya sendiri.

Mendengar hal itu, Novi menghentikan aktivitasnya memotong roll cake dan menatap Karin sepenuhnya.

"Kamu takut?"

Karin menganggukkan wajahnya sambil memainkan jari-jari tangannya.

"Kamu kan sudah sering ketemu sama mereka, kenapa harus takut?" Heran Novi.

"Ya kan beda, biasanya aku ketemu sebagai anak Mama sama Papa bukan sebagai pacar Arya." 

Novi tersenyum melihat wajah Karin yang tampak sedikit murung, "Nggak perlu khawatir, Mama yakin kalau Mbak Ratih sama Mas Hendra pasti senang saat tahu kamu sama Arya berpacaran. Mama jamin itu."

Meskipun sudah mendengar hal itu dari Mamanya, tetap saja rasanya tidak bisa membantu menenangkan Karin. Sepertinya Karin hanya bisa pasrah menghadapi orang tua Arya nanti malam dan berharap semoga ucapan Mamanya benar terjadi.

***

Sekarang Karin sudah ada di dalam mobil bersama Arya dan rasa gugup yang ia rasakan semakin menjadi-jadi sampai membuat Karin sedikit mules. Karin sampai heran kenapa respon tubuhnya jadi berlebihan seperti ini.

"Kok diem aja?"

Mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Arya, mau tidak mau Karin akhirnya menatap pria itu.

"Aku takut," jujur Karin.

Arya terkekeh pelan kala mendengarnya, ia sudah menebak hal itu.

"Abang malah nggak sabar kenalin kamu ke mereka. Pasti mereka senang saat tahu pacar Abang adalah kamu."

"Beneran?" Meskipun sudah mendengar hal serupa dari Mamanya dan Arya tapi tetap saja Karin rasanya sulit untuk percaya.

"Iya, mereka pasti senang melihat kamu." Arya bisa menjamin hal itu, bahkan baru membayangkannya saja ia sudah senyum-senyum sendiri.

"Tadi Abang bilang apa waktu mau jemput aku?" tanya Karin penasaran.

"Nggak bilang apa-apa, Abang cuma bilang mau makan malam di rumah dan request masakan yang spesial."

"Jadi orang tua Abang belum tahu ya kalau aku mau main?"

"Belum," jawab Arya sambil menggelengkan kepalanya. 

Finally, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang