Bab 7

143 80 28
                                    

Happy reading.....

*****






"Bang lo jangan pernah tinggalin gue ya...."

Dew mengangguki perkataan Vana, lagian Dew sangat sayang pada adiknya tidak mungkin jika ia meninggalkan adik kesayangannya begitu saja.

Ia memapah Vana berjalan ke kamarnya Dew membaringkan Vana dan menyelimutinya sampai atas perut, berhubung hari sudah mulai malam jadi Dew menyuruh Vana untuk tidur lebih awal dan Vana menuruti apa kata abangnya kali ini.

Keesokan harinya Vana meminta izin pada abangnya untuk bermain dengan temannya tentunya Dew memberi izin untuknya.

Sekarang Vana sudah duduk manis di jok belakang dengan di kendarai oleh Ervan. "Lo mau ajak gue kemana?" tanya Vana dengan sedikit berteriak.

"Ke taman bermain" teriak Ervan yang tak kalah kencangnya.

Vana memutar bola matanya malas apakah selain taman bermain tidak ada tempat yang lebih romantis? Pikir Vana. "Lo kira gue anak kecil? Pake ke taman bermain segala," ujarnya.

Selang beberapa menit menyusuri Ibu Kota Jakarta akhirnya mereka berdua sudah sampai di Duvan Dunia Vantasi. "Udah sampai!" seru Ervan.

"Gue juga tau kali."

Ervan cengengesan tidak jelas ia membuka helmnya dan menaruhnya di spion motor, sebelum Vana membuka helmnya Ervan berteriak menghentikan aktivitasnya.

"Stop!" teriaknya.

Tidak terkejut dengan teriakan Ervan, Vana hanya membalas sesingkatnya "Apa''

"Sini aku yang bukain," celetuknya.

Vana memutar bola matanya malas lalu menuruti apa kata Ervan.

"Cepet,"

Ervan tersenyum girang lalu membuka kaitan helm yang sedang di pakai oleh cewek itu lalu Ervan melepaskan helmnya dengan hati-hati.

Kemudian Ervan menggenggam tangan Vana lalu mereka berdua memasuki Duvan, mereka sudah menggunakan gelang yang diberi oleh penjaga Duvan.

"Eits bentar!"

"Apalagi!" decak Vana.

"Pakai ini dulu," ucap Ervan lalu memasangkan bando bertelinga mickeymouse berwarna pink pada Vana dan ia memasangkan pada dirinya sendiri dengan bando yang sama tetapi berwarna biru.

Vana tidak mengindahkan akan hal itu lalu mereka berdua memasuki dan melihat-lihat di sekeliling mereka. "Lo mau coba yang mana dulu Van?," tanya Vana.

"Em itu eh itu, itu juga boleh apa itu aja ya!" seru Ervan dan menunjuk semua permainan yang menarik baginya.

Cewek itu memutar bola matanya malas mendengar jawaban yang keluar dari mulut Ervan, Vana langsung menarik tangan Ervan dan mereka mengantre di permainan mobil-mobilan.

"Mobil-mobilan?" tanya Ervan.

"Gak, kuda-kudan." geram Vana.

"Sayang kita berdua ya!" celetuk Ervan dan memposekan 2 jarinya lalu mengerjapkan matanya.

Vana sedikit geli dengan Ervan yang mulai berani memanggilnya dengan embel-embel sayang.

"Gak, sendiri-sendiri aja!" tukas Vana lalu mereka memasuki area permainan.

Vana memilih mobil bermotif merah lalu mengendarainya memutar-mutar area permainan, Ervan yang sedang asik sendiri bermain kesana-kesini. Senyuman licik terbit di wajah Vana kini ia melaju dengan cepat dan menabrakkan mobilnya pada mobil yang di naiki Ervan.

ERVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang