Happy reading....
*****
Sirkuit kali ini sangat ramai karena banyaknya penonton yang akan melihat acara balap motor tentunya ada Vana yang ikut serta di dalamnya.
Banyak manusia yang sedang duduk ada yang sedang siap-siap untuk menonton ada yang sedang memakan cemilan ada pun Vana yang sedang siap-siap untuk melakukan motornya secepat mungkin, kini Vana barisan ke 2 dari arah kanan.
Gadis itu sudah lama tidak ke sirkuit dan tidak pernah ikut lagi acara balapan seperti ini, tetapi dengan keadaan yang mendesak ia harus membantu kekasihnya untuk mencari uang sebanyak mungkin dan secepat mungkin.
Brum! Brum! Brum!
Suara deru motor saling bersahut-sahutan untuk mempersiapkan diri, agar mereka bisa melaju secepat mungkin. Bahkan keadaan saat ini sangat bising dengan suara motor.
Kemudian cewek yang berpakaian seksi maju kedepan dan membawa sapu tangan, perempuan itu tersenyum seraya mengacungkan tangannya.
"Satu, dua, tiga, go!" aba-abanya dan menjatuhkan sapu tangan yang ada di genggamannya.
Para peserta kini sudah melaju dengan cepatnya dan Vana kini sudah ada di posisi terdepan tidak ada yang bisa mengalahkannya atau menyalipnya karena semuanya sudah berjarak jauh dengannya Vana menyeringai di dalam helm full face nya.
Namun, tidak dipungkiri oleh Vana seketika ada seseorang yang sudah melaju di depannya ia menggeram kesal dia harus memenangkannya kali ini hanya kali ini ia harus memenangkannya untuk Ervan ia tidak mau kalah dari siapapun!
Vana menancap gas polnya seakan seperti terbang karena ia menggunakan kecepatan tertinggi, tidak mengapa karena hal itu sudah biasa oleh gadis itu. Ia melaju dan berbelok dengan lihai dia harus mengejar seseorang yang ada di depan sana ia tidak mau hadiah 10 juta itu jatuh ditangan seseorang itu.
Kini Vana hampir tertinggal karena lengah ia harus fokus kembali dan menyadarkan dirinya untuk menang dan sekarang garis finish sudah terlihat di mata Vana, ia melihat posisi orang pertama yang sedang santai-santainya mengendarai motornya karena sepemikiran dia hanya ia yang akan menang dan banyak orang yang tertinggal karenanya.
Vana tersenyum dan menancap gas nya kembali seketika ia menyalip seseorang itu dan sekarang ia sudah melewati garis finish, ia tersenyum bahagia untuk saat ini. Hanya uang tidak seberap mungkin ini akan bisa membantu Ervan.
Dan disaat itu pembalap yang lain baru sampai di garis finish.
"Wow, selamat bro!" ucapnya dari seseorang dan memukul bahu Vana pelan.
"Thanks,"
Lalu mereka bersalaman gaul.
Ada yang mengucapkan selamat bahkan ada yang memberikan tatapan sinis pada Vana, tidak dihiraukan olehnya karena ia juga bermain bersih tanpa ada kecurangan sedikit pun.
Akhirnya cewek yang menggunakan pakaian seksi itu kembali dengan membawakan uang tunai yang ada di amplop coklat itu. Perempuan itu memberikannya pada Vana dan diterimanya oleh cewek itu dengan senang hati.
Sekarang sudah jam 12 malam tidak mungkin jika ia memberikan uangnya malam ini, sangat tidak sopan sekali.
Vana pulang dengan kecepatan yang sedang dan jalanan malam ini sangat sepi karena mungkin sudah larut malam, ketika sudah di depan pintu apartemennya gadis itu masuk dengan pelan-pelan karena ia takut jika ketauan oleh abangnya.
Apartemennya sudah gelap karena lampu yang sudah dimatikan. Mungkin Dew sudah tertidur pulas di kasurnya pikir Vana, tanpa disadari lampu menyala kembali sontak Vana terlonjak kaget karena di depannya sudah ada Dew yang sedang menyilangkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERVANA
Romance"Jadi pacar gue!" "H-hah?" "Jadi pacar gue Ervan!" sentak Vana memaksa cowok di hadapannya ini. Cowok polos sekaligus ketua Osis di sekolahnya, tidak tau mengapa ketika ada di hadapan cowok ini ia merasa mulutnya sangat ringan sekali untuk berbica...