Bab 12

127 65 46
                                    

Happy reading.....

*****



"Apaan sih Yah!" sentak Vana yang tidak terima Adijaya menyalahkan Ervan.

"Bukan gitu om itu hanya salah paham dan masalah ini sudah diluruskan sama pihak bk," ucap Ervan jujur.

"Pihak bk? Saya gak percaya! Kalo gitu juga kamu bisa nyogok pihak bk nya kan!" sarkasnya.

"Dia ngomong jujur! Dia itu cowok baik gak kayak putri Ayah yang selalu Ayah bangga-baggain!" sarkas Vana yang sudah di hadapan Adijaya bahkan sangat dekat.

Plak!

"Ayah!" sentak Dew.

Vana meringis karena tamparan dari Ayahnya pipinya tercetak jelas berwarna merah, ia memegangi pipinya sendiri dan menyunggingkan senyumnya.

Ia lalu memperlihatkan vidio dimana ada Yorcha dan Angga ia memperlihatkannya langsung pada mata Adijaya!

"Udah liat?," kekehnya meremehkan Ayahnya sendiri.

Seketika tangan Adijaya mengepal kuat kenapa masalah menjadi serumit ini ia hanya tidak mau putri-putrinya menjadi perempuan yang nakal bahkan mempunyai pergaulan bebas.

Adijaya melenggang pergi meninggalkan apartemen anaknya, "Vana kamu gakpapa?," tanya Ervan pelan dan dibalas gelengan kepala.

Ervan mengantar Vana ke dalam disaat Ervan ingin mengobati Vana tetapi di cegat oleh Dew, "Biar gue aja yang urus, lo juga butuh istirahat lo pulang aja," ungkapnya.

Ervan mengangguk pelan walaupun ia tetap ingin mengobati gadisnya, "Aku pamit ya!" pamit Ervan.

Ia melihat Vana yang masih memegangi pipinya Vana sudah duduk di sofa ruang tamu bahkan ia tidak sempat untuk berpamitan dengannya, ia pulang dengan lesu.

"Udah pah jangan marah-marah lagian kamu tau kan Yorcha itu gimana, biarin dia bebas dengan sendirinya," ucap Neli seraya mengelus bahu Adijaya.

"Tapi mah dia udah keterlaluan sampai kayak gitu di club!" ucapnya.

Neli sudah tau jika di sekolah anaknya sedang ada masalah dan dia tidak mau jika anak kesayangannya dimarahin, karena dia sendiri tidak pernah memarahi putri satu-satunya itu karena dia lah harta sesungguhnya baginya.

Tak! Tak! Tak!

Derap langkah kaki terdengar oleh Adijaya dan Neli mereka sontak menolehkan kepalanya ke samping dan melihat Yorcha yang sedang membawa barang belanjaannya yang banyak.

"Yorcha!" sentak Adijaya.

Sontak Yorcha kaget dengan bentakan Ayahnya sendiri, ia tahu jika Ayahnya lebih menyukai Vana daripada dirinya ia sudah berapa kali ingin mengambil hati Ayahnya namun tidak bisa walaupun Yorcha sudah bersikap baik dihadapannya tetapi terlihat selalu buruk di mata Ayahnya karena di mata Ayahnya hanya Vana, Vana dan selalu Vana! Menjengkelkan!

"Kamu tau apa yang kamu lakuin?! Kamu bikin malu Ayah! Jaga sikap kamu di sekolah!" sentaknya.

"Ayah udah Yah jangan marah-marah!" ujar Neli membela anaknya, "Yorcha ke kamar dulu ya sayang," celetuknya.

"Iya Mah,"

*****

"Ervan," panggil Eva.

"Kenapa Bun,"

Eva hanya menggelengkan kepalanya saja, ia habis mengantarkan susu coklat untuk anaknya Ervan menyukai susu coklat karena itu sangat enak baginya.

ERVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang