Bab 17

91 52 42
                                    

Happy Reading.......

******

Semuanya pergi begitu aja meninggalkan Rafael yang masih memakan mie nya, "Heh kok gue di tinggal sih Ngga!" seru Rafael memanggil Angga dan tidak di jawab olehnya.

"Jahad banget kalian!" seru Rafael mendramatis.

Pagi ini ada jadwal senam pagi untuk semua siswa kini sudah berkumpul di area lapangan yang dimana malam kemarin digunakan untuk acara api unggun.

Dor! Dor! Dor!

"Hellena cepet deh mandi lama banget!" seru Aca dari luar kamar mandi dan mengetuk keras dari arah luar.

"Sabar!"

Pasalnya Aca sudah menunggu sekian lama hanya untuk berdiri di depan kamar mandi seperti menunggu kepastian saja sungguh sangat lama! Biasanya dirinya yang berlama-lama di kamar mandi tapi untuk saat ini tidak karena ia sudah bersemangat untuk senam pagi!

Dan di buka lah pintu kamar mandi lalu muncul Hellena yang sedang memegang handuk.

"Lo itu mandi apa semedi sih lama banget heran," kesal Aca.

"Gue ini lagi dapet ya wajar dong kalau lama," ujar Hellena membela dirinya sendiri.

"Ya udah ayo cepet lo tuh udah di tungguin Angga dari tadi," ujarnya memberi tahu.

Disaat nama Angga di sebut Hellena langsung melenggang pergi meninggalkan area kamar mandi tentunya meninggal Aca juga. "Kok gue di tinggal sih! Giliran Angga lo cari-cariin gue enggak!" kesal Aca seraya menghentak-hentakkan kakinya ke lantai kamar mandi.

Suasana kamar mandi sudah sepi karena yang terakhir hanya dirinya dan Hellena sedangkan sekarang hanya ia sendiri yang berdiri disini.

"Ih kok jadi merinding sih," lirih Aca memegang tengkuknya yang merinding serta bulu kuduknya yang tegak sempurna.

"Hell tungguin gueee..." teriak Aca yang tidak di dengar oleh Hellena.

"Gimana semuanya udah siap?," tanya seorang gadis itu.

"Udah dong bos!" seru orang di seberang telfon.

"Bagus, selesai camping kita jalanin semuanya jangan sampai ada yang terlewat!" ucapnya, lalu sambungan telefon terputus olehnya karena ada gerak-gerik aneh di luar tendanya.

"Yorchaa!" panggil Vania dari arah luar tenda.

Yorcha langsung keluar dari tenda untuk bergabung dengan temannya ini dua kembar Vania dan Vivian.

"Apasih teriak-teriak," ucap Yorcha.

"Ih gitu doang aja marah, ayo cepet ke lapangan!" ujarnya.

Di ikuti dengan Vivian di belakangnya ia merasa janggal dengan sikap Yorcha dan akhir-akhir ini juga Yorcha nampak berbeda dari sebelumnya, ia dengar juga tadi Yorcha sempat bertelefon dengan seseorang sampai berbisik-bisik seperti itu.

Di lapangan sudah banyak yang baris dengan rapi dan semuanya yang datang akhiran juga akan baris di barisan terakhir seperti Vana dkk.

Ya mereka bertujuh kemana-mana selalu bersama entah mengapa tetapi mereka sudah seperti teman satu team.

"Kapan mulai sih kok lama banget!" seru Aca dengan antusias.

"Jadi cewek tuh harus sabar, cewek yang gak sabar jodohnya jenggotan," celetuk Aska.

"Diem lo sirik aja!" sewot Aca.

"Gara-gara lo sih Hell gue jadi di belakang padahal gue pengin di depan liat pak Satria yang mimpin senam pasti gue lebih semangat kalau di depan!" ujarnya.

ERVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang