Bab 16

95 51 36
                                    

Happy reading.....

*****

Kini malam pun tiba dengan sang rembulan yang memancarkan sinarnya serta di temani taburan bintang yang kemerlap-kemerlip di atas sana membuat pemandangan malam ini sangat indah.

Semua siswa sudah berkumpul di area bumi perkemahan dan saat ini akan di adakan api unggun bahkan Aca dan Hellena sudah tidak sabar untuk menantikan acara api unggun itu tidak dengan satu temannya lagi yang hanya bersikap biasa saja tetapi hatinya sangat gembira siapa lagi jika bukan Vana.

Sekarang sudah menunjukkan pukul 10.00 malam dimana api unggun akan dinyalakan semuanya sudah membentuk lingkaran dan seseorang sedang membawa obor untuk menyalurkan api ke kayu dimana api unggun tersebut.

Dan seketika api itu menyalur dengan cepatnya bahkan percikan api itu terbang dan menjadi debu sangat indah jika melihat ke atas api unggun semua yang mengelilingi api unggun tersenyum merakasan kahangatan pada malam hari ini.

Ketika sedang menikmatinya ada seseorang yang tiba-tiba menggandeng tangannya dia adalah Ervan yang muncul dari arah belakang lalu menggenggam tangan Vana kuat seperti menyalurkan kehangatan padanya.

"Kamu suka?," tanya Ervan.

Vana mengangguk pelan lalu tersenyum ia bahagia sangat bahagia ia belum pernah sebahagia ini sebelum Bundanya pergi dari nya pada saat itu juga kebahagiaan seperti hilang dalam hidupnya.

Lalu ada aba-aba dari salah satu Guru untuk semua siswa bergandeng tangan satu sama lain dan membuat lingkaran melingkari api, Ervan menggenggam tangan Vana begitupun dengan yang lainnya di sebelah Vana ada Aca dan Hellena semuanya bergandengan satu sama lain.

Mereka menyanyikan lagu seperti biasanya alunan nyanyian keluar dari mulut semuanya.

"Api kita sudah menyala"

"Api kita sudah menyala"

"Api Api Api Api Api"

"Api kita sudah menyala"

Seperti itulah nyanyiannya dengan pengulangan beberapa kali, ketika jam sudah menunjukan pukul 00.00 malam semuanya berhamburan ke tenda masing-masing ada yang makan ke toilet berjalan ke sana ke sini banyak aktivitas yang masih mereka lakukan.

Disini masih ada dengan Ervan, Vana, Hellena, Aca, Angga, Rafael, Aksa dan yang lainnya mereka masih menghangatkan diri dengan mendekatkan ke api unggun. Disini cuacanya sangat dingin sampai menembus pori-pori untuk bermalam disini harus menggunakan jaket yang tebal agar tidak kedinginan.

"Omaygatt dingin banget ayo dong balik ke tenda ngapain sih masih di sini," seru Aca yang mengomel.

"Balik tinggal balik aja repot!" timpal Aksa.

"Ih lo ya! Gue tuh ngajak Hellena sama Vana bukan sama lo wle!" sentak Aca seraya menjulurkan lidahnya.

"Gak di respon juga sama mereka," ledek Aksa.

"Heh kalian berdua ya udah SMA kelakuan masih kayak anak TK" celetuk Rafael.

"Diem lo!" sentak Aca dan Aksa bersamaan.

"Cie barengan ngomongnya jangan-jangan jodoh," seru Hellena.

"Kiw-kiw cekurukuk kuk gerukk," timpal Angga yang mengikuti trend tiktok sekarang.

"Daripada ribut mending sana semuanya balik!" sentak Vana yang sedari tadi terganggu dengan perdebatan kecil.

"Siap bunda!" seru Aca seraya menegakkan badannya dan bersikap hormat pada Vana.

Vana yang di panggil Bunda hanya memutar bola matanya malas, dan di detik itu juga semuanya bubar ke tenda masing-masing dengan Aca dan Hellena karena mereka berdua satu tenda. Jujur Vana sekarang tidak mau balik ke tenda karena ada Yorcha di sana ia tidak bisa membayangkan jika dirinya harus tidur bareng dalam satu tenda itu cukup membuatnya frustasi!

ERVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang