Happy reading........
********
Enam jam berlalu di sebuah ruangan yang bernuansa putih Vana sedang mencari tahu kejadian yang sempat ia alami dulu.
Kecelakaan balap liar yang ia alami ia rasa itu hanyalah sebuah permainan yang sudah di atur seseorang.
Bayangkan saja dari start sampai jalanan berikutnya Vana hanya di saingi oleh pembalap itu saja bahkan pembalap yang lain entah kemana mereka tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali maka dari itu Vana curiga dengan balap liar ini ia sudah menduga bahwa sudah ada yang mengaturnya.
Pikiran gadis itu sudah flashback kemana-mana bahkan kepalanya ingin pecah dan ia teringat sesuatu.
Brak!
Vana menggebrak meja sangat keras bahkan ia sangat tidak sopan sekali bahwa di depannya ada pengacara kepercayaan bunda nya dulu.
Pengacara itu seketika terkejut dan menghela nafasnya pelan mengingat gadis di depannya ini adalah anak dari teman baiknya dulu.
"Ada apa Van? Kamu ada inget sesuatu?" tanya Aziz.
"Om kayaknya orang itu udah dendam ke Vana sama Ervan!" jelas gadis itu.
"Ervan?" tanya Aziz.
Vana langsung mengangguk antusias ia yakin sangat sangat yakin dengan pemikirannya kali ini.
"Dulu keluarga Ervan punya hutang Vana bantuin dia dengan cara balap motor itu sistemnya di sirkuit hadiahnya ga seberapa uang itu ga cukup jadi Vana ikut balap liar yang hadiahnya lumayan besar jarang jarang ada balap liar dengan uang tunai yang besar," jelas Vana kepada Aziz.
Aziz mendengarkan penjelasan Vana dengan detail dan menangkap sesuatu.
"Orang itu kemungkinan udah tau Ervan punya hutang," teliti Aziz.
Vana mengangguk.
Aziz mengulangi rekaman kecelakaan pada hari itu dan Vana ikut melihatnya samar-samar tidak jelas namun, mereka bisa melihat plat nomor pembalap itu.
Aziz menyatatnya pada buku nya dan mulai mencari bukti-bukti lain mungkin Aziz harus ke TKP untuk mencari bukti yang ada.
Vana merencanakan ini sudah lama karena ia juga merasa janggal pada event itu maka tidak sungkan lagi ia langsung menghubungi Aziz teman baik Bunda nya dulu.
Sudah seminggu berlalu waktu liburan akhir tahun sudah selesai maka semua siswa akan kembali beraktivitas di sekolah dari pagi sampai sore.
Dan seminggu terakhir ini Vana jarang keluar untuk menemui Ervan dan teman-temannya karena ia membantu Aziz mencari bukti-bukti lain untuk memperkuat siapa yang salah dalam kasus ini.
Terkadang Vana geram sendiri ketika ia sudah mendapatkan solusi maka ia mencari solusi tersebut alhasil ia menemukan jalan buntu dan harus mengulang kembali sudah berapa kali kejadian itu kembali membuat dirinya emosi!
Pagi hari yang cerah ini Vana memulai sekolahnya kembali ia memasuki gerbang SMA yang menjulang tinggi dari ujung kanan ke ujung kiri.
Langkah kakinya yang panjang mengayun ke arah kelas nya dan bertemu teman-temannya yang sedari kemarin tidak bertemu.
Di saat Vana mendaratkan pantatnya untuk duduk di kursinya sudah ada teriakan dari Aca si suara cempreng itu.
"Hello Vana i'm coming." sapa Aca yang entah datang dari mana.
"Hm." deham
"Ck. Apaan sih lo cuman hm doang? Lo gak kangen gue gitu?" tanya Aca.
Belum sempat Vana menjawab pertanyaan Aca untung saja ada Hellena yang baru saja berangkat dan langsung mengusili Aca dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERVANA
Romance"Jadi pacar gue!" "H-hah?" "Jadi pacar gue Ervan!" sentak Vana memaksa cowok di hadapannya ini. Cowok polos sekaligus ketua Osis di sekolahnya, tidak tau mengapa ketika ada di hadapan cowok ini ia merasa mulutnya sangat ringan sekali untuk berbica...