Bab 37

60 34 17
                                    

Happy reading......

*******

Suara pintu terbuka dari arah samping semuanya langsung mengarahkan pandangannya terhadap pria paruh baya tersebut. Pria itu langsung berlari ke arah Vana dan memeluknya.

"Vana... Maafin Ayah sayang," ucap Dew dengan tangan yang gemetar.

Ia takut kehilangan putri yang ia sayang cukup sudah ia menelantarkan, sekarang dirinya harus menebus kesalahannya pada Vana dan Dew.

"Gakapapa yah." ucap Vana.

"Ayah bakalan urus semuanya kamu jangan khawatir Ayah akan ceraikan Neli dan Ayah akan mengurus pemakaman teman kamu." ujarnya.

"Tolong jaga Vana Dew." ucap Adijaya dan di angguki oleh Dew lalu pria paruh baya itu pergi setelah menemui putrinya, Adijaya akan mengurus semuanya sekarang juga!

Setelah Adijaya pergi dari Rumah Sakit ia langsung menemui Neli di rumah dan ia mendapati istrinya yang sedang terburu-buru memberesi koper. Ia semakin murka melihatnya, setelah bertemu dengan Aziz dan di suguhkan dengan bukti-bukti yang Aziz punya Adijaya marah besar dengan Neli kembaran mendingan istrinya.

"Mau kemana kamu Neli!" teriak Adijaya menggelegar.

Yang di panggil tersentak kaget dan gemetaran.

Kaki Adijaya melangkah mendekati Neli lalu mencengkram tangannya dengan kuat tetapi Neli memberontak membuatnya semakin marah.

Plak!

Suara tamparan yang begitu keras mendarat mulus di pipi kanan wanita di depannya, pipinya memerah matanya melotot dan tangannya memegangi pipi bekas tamparannya tadi.

"Mas! Aku bakalan laporin kamu kekerasan terhadap istri kamu sendiri." ancamnya.

"Lakukan Neli. Lagi pula saya akan laporin kamu duluan sekarang juga atas kasus pembunuhan Nela!" hardik Adijaya.

Neli semakin ketakutan gelagatnya gugup dan gemetaran ia berusaha keras untuk melepas cengkraman suaminya sendiri. "Lepasin Mas," mohon Neli.

Tidak ada belas kasihan Adijaya menyeret Neli dengan kasar keluar rumah dan memasuki mobil ia langsung menuju kantor polisi terdekat. Neli seperti orang gila karena teriak-teriak sendiri dan menangis.

Di sana Adijaya melihat Yorcha di dalam sel jeruji tatapan matanya seperti tidak ada harapan lagi, padahal dulu ia menyayangi kedua putrinya tetapi semua kebaikan Yorcha dan Neli padanya mempunyai maksud tertentu dan tidak tulus.

Kemudian Yorcha mendengar teriakan Neli, Mamanya sendiri seperti orang gila rambut yang kusut berantakan dan memohon-mohon kepada Adijaya.

"Ayah! Ayah bebasin aku Yah." teriak Yorcha.

Pria paruh baya itu melengos tidak mempedulikan ucapan anaknya sendiri yang mungkin sekarang sudah tidak ia anggap sebagai anaknya.

Sekarang Neli, Yorcha dan Angga berada di dalam penjara mereka tidak merenungi apa kesalahan yang mereka perbuat tetapi berteriak seakan-akan orang yang mendengarnya bisa membantunya. Sesampai ada polisi yang memukul sel jeruji itu untuk mereka diam.

Hari besok adalah hari sidang mereka  semua perbuatan akan ada akibatnya sendiri semua dendam akan di gantikan dengan penyesalan. Dan sekarang, hari ini di mulai dengan tersangka Neli, Yorcha dan Angga lalu korban Vana dan Ervan. Angga sudah menyewa pengacara pribadi begitupun dengan Yorcha dan Neli.

Di pihak Vana sudah ada Aziz dengan segala bukti akuratnya. Banyak teman-temannya yang ikut serta melihat keadilan siapa yang benar dan siapa yang salah.

ERVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang