Bab 30

78 50 41
                                    

Happy reading......

********











Jam menunjukkan pukul setengah 6 mereka sedang bersantai-santai sambil menikmati matahari tenggelam. Warna yang kuning kemerahan khas warna senja dan guratan oranye yang di sekitarnya sungguh membuat orang yang melihatnya seakan terpukau.

"Cantik kaya nama kamu," ucap Dew.

Senja langsung menoleh ketika ada kehadiran Dew lantas ia langsung tersenyum. "Makasih," ucapnya.

"Tolong fotoin gue dong!" ucap Aca.

Mereka tidak menggubris ucapan Aca bahkan semuanya sibuk dengan aktivitasnya sendiri Aca bersungut sebal melihatnya tetapi ia langsung tersenyum melihat Aksa yang menghampirinya seperti pangeran berkuda putih di mimpinya.

"Sini gue yang fotoin," ucapnya.

Aca langsung mengangguk dan menyodorkan handphone nya pada Aksa, Aksa menerimanya dengan senang hati dan mulai menekan ikon kamera tersebut.

Aca jadi grogi sendiri ketika Aksa yang memotret dirinya ia gugup dan mati gaya ia bingung sendiri.

"Ayo gaya lagi Ca," celetuk Aksa.

Aca sudah mencoba berbagai gaya dan ia kehabisan gaya foto lalu ia menyudah sesi fotonya dengan Aksa.

"Udah ah gak ada gaya lagi, siniin hp nya." ucap Aca.

Sebelum menyambar handphone nya di tangan Aksa, Aksa terlebih dulu meninggikan tangannya agar Aca tidak sampai mengambil hp nya sendiri.

"Aksa siniin hp gue," protesnya tidak terima.

Sedari tadi ia loncat-loncat untuk meraih handphone nya tapi percuma saja tidak bisa di gapai lantas Aca kesal sendiri dan mendorong dada bidang Aksa, saat itu Aksa tidak siap dan terjatuh ke atas rerumputan ia memegang pinggang Aca sebelum terjatuh.

Mereka terjatuh bersama dan posisi mereka saat ini Aca berada di atas Aksa tatapan mereka bertubrukan satu sama lain Aca melihat netra coklat milik Aksa yang begitu indah.

"Woi kalian ngapain!" seru Rafael.

Aca langsung gelagapan sendiri dan menyambar handpone miliknya di tangan Aksa langsung saja ia meninggalkan Aksa begitu saja.

Setelah menemukan tempat yang sepi Aca membuka handphone nya dan melihat isi galerinya ia melihat foto dirinya yang di potret oleh Aksa tadi ia senyum-senyum sendiri karena hasil fotonya yang bagus ia langsung meng-upload nya di akun Instagram miliknya belum sempat satu menit sudah banyak yang like dan komen.

Sekarang mereka berkumpul menjadi satu senja sudah tidak menampakkan dirinya lagi sore sudah berganti malam mereka berkumpul untuk cerita-cerita dan bersendau gurau.

Saat ini Aksa sedang memangku gitar kayu miliknya dan mulai memetik senar pada gitar kayu itu, alunan lagu terdengar oleh mereka lagu sempurna yang di bawakan oleh Aksa. Tidak-tidak Aksa tidak menyanyi karena ia rasa suaranya jelek ia hanya bermain gitar saja dan lama kelamaan Aca mulai bernyanyi.

Mereka mengayunkan kepalanya perlahan menikmati alunan lagu tersebut sesekali mereka ikut bernyanyi dan tertawa.

Janganlah kau tinggalkan diri ku tak 'kan mampu menghadapi semua hanya bersama mu ku akan bisa kau adalah darah ku kau adalah jantung ku kau adalah hidup ku, lengkapi diri ku oh sayangku kau begitu
Sempurna, sempurna

Mereka semua bernyanyi ketika akhir lagu tersebut setelahnya semuanya bertepuk tangan meriah untuk mengapresiasi diri mereka sendiri.

"Request lagu apa lagi ini?," tanya Aksa.

ERVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang