Bab 10

135 73 50
                                    

Happy reading.....

*****



"Hormat-tt Grak!" seru Ervan dengan lantang karena ia sedang menjalankan tugasnya sebagai pemimpin upacara kali ini.

Upacara Senin hari ini dilaksanakan dengan khidmat tanpa ada kendala, sekarang saatnya pengibaran bendera merah-putih baik siswa maupun guru semuanya bersikap hormat dan bernyanyi dengan lantang lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R Soepratman.

"Siap-pp Grak!"

Setelah semuanya berlanjut sekarang saatnya untuk amanat dari kepala sekolah SMA Bhinabakti, Kepala Sekolah yang sangat di hormati oleh siswa dan guru-guru serta penguhi SMA Bhinabakti karena beliau sangat murah hati dan sangat sopan.

"Untuk amanat! Istirahat di tempat-tt Grak!" seru Ervan.

Dan seluruhnya bersikap istirahat di tempat sesuai perintah pemimpin upacara.

Kepala Sekolah kali ini tidak bertele-tele untuk menyampaikan amanatnya karena ia juga merasa kasihan pada siswa-siswinya setelah upacara akan melaksanakan ulangan harian. Beliau juga hanya menerangkan setelah ini akan dilaksanakannya ulangan harian jadi semua murid harus mempersiapkan diri untuk mengerjakan dengan sebaik mungkin karena ujian kali ini untuk menambah nilai rapot.

Setelah selesai upacara semuanya berbondong-bondong masuk ke kelasnya masing-masing ada yang berlari, berdesak-desakan bahkan ada yang berjalan yang amat santuy mungkin karena tenaganya sudah habis untuk upacara.

Ervan dan Vana sudah memasuki kelasnya masing-masing mereka belum bertemu sedari tadi tapi itu juga tidak masalah bagi mereka, toh juga nanti ketemu lagi.

Guru sudah membagikan kertas ujian untuk semua siswa yang mengerjakannya ketika semua sudah dibagikan tanpa ada yang kurang satu pun setelah itu bel berdering dengan nyaring menandakan waktu ujian sudah di mulai.

Cewek itu membaca dengan teliti dan memahami setiap isi soalnya, kenapa kali ini seperti sangat mudah untuknya? Apa karena kemarin dia belajar dengan Ervan? Pikir Vana.

Dia langsung menyilang-nyilangkan dengan penuh percaya diri karena dia yakin dengan jawabannya kali ini akan benar semua.

Dia harus berterimakasih kepada Ervan karena sudah mau membantunya ketika semuanya sudah terjawab dengan benar Vana mulai tertidur di mejanya.

Selang beberapa menit waktu sudah habis Pak Guru menarik setiap lembaran jawaban yang sudah di isi ada yang belum selesai ada yang masih menulis bahkan ada yang sudah selesai sedari tadi.

Hellena dan Aca selalu bekerjasama tanpa melibatkan Vana karena dia sendiri yang tidak mau saling menyontek, walaupun Vana murid yang bandel tetapi dia juga tidak pernah mencontek dia sudah yakin dengan jawabannya sendiri walaupun salah.

Lalu teman-teman sekelas Vana berlarian ke kantin untuk membeli makanan untuk mengisi cacing mereka yang sudah kelaparan.

3 cewek itu keluar kelasnya ketika berjalan di koridor sekolah seketika Vana melihat segerombolan orang yang sedang melihat mading dengan penuh ekspresi yang terkejut, dan juga Vana mendengar bisik-bisik dari salah seorang siswa yang sedang membicarakannya.

Cewek itu penasaran apa yang terpajang di mading tersebut sampai-sampai ada siswa yang menjelek-jelekan namanya dan Ervan, cewek itu tidak marah ketika ada yang menjelekkan dirinya tetapi ia marah ketika ada nama Ervan yang dibicarakan dengan mulut kotor itu.

Vana dan kedua temannya langsung menerobos segerombolan anak-anak dan melihat apa yang ada di sana betapa kagetnya mereka bertiga ketika melihat sebuah foto yang dimana ada Vana dan Ervan yang sedang tertidur di rotroof sekolah.

ERVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang