Bab 9

127 76 16
                                    

Happy reading.....

*****





"PJ itu apa?" tanya Ervan.

"Masa lo gak tau arti PJ sih Van kudet banget elah," ejek Hellena.

"PJ itu pajak jadian jadi kalo kalian udah jadian kalian traktir kita dong!" seru Aca.

"Gak ada PJ! PJ!" sentak Vana.

"Idi! Pelit lo!" cerca Hellena.

"Kalian gak belajar? Besok kan ada ulangan harian," kata Ervan memberitahu 2 teman Vana.

"Belajar apa itu?"

"Apa itu belajar," celetuk Aca.

Ervan memutar bola matanya malas mereka ini sangat menggampangkan ulangan harian padahal ulangan ini untuk menambah nilai raport nanti.

"Hallo efribadeh!" seru Boby yang baru saja datang dari arah pintu.

"Eh ada tamu nih," celetuk Riski.

"Hallo cantik!" timpal Panji.

Dan 4 orang yang sedang duduk santai itu seketika menoleh pada sumber suara dan mereka lihat ada 3 orang laki-laki yang berperawakan lebih dewasa dari mereka.

"Ngapain kesini?" tanya Vana to the point.

"Mau main lah ngapain lagi coba," jawab Panji.

"Dew mana Van?" Tanya Boby.

"Mereka siapa?" tanya Ervan pada Vana karena dari raut wajah Ervan sudah ketara sekali jika ia sedang cemburu karena ada banyak cowo yang datang ke apartemennya.

"Temen abang gue," jawab Vana.

Tidak dengan Hellena dan Aca karena mereka sudah tau kalau yang datang adalah teman-teman Dew. "Iya nih kemana sih abang lo kok gak keliatan dari tadi?" timpal Aca.

Vana hanya mengedikan bahunya acuh karena dia sendiri tidak tau Dew dimana paling-paling juga ketemuan sama Senja. "Tadi abangnya Vana mau pergi sama pacarnya," jawab Ervan.

"Widih siapa nih?" tanya Panji.

"Eh ada uke," godanya.

"Sini sama abang,"

"Kiw-kiw." goda mereka, seraya duduk di samping kanan kirinya Ervan bahkan kini Vana sudah tersingkirkan dan duduk di pojokan sofa.

Ervan bergidik ngeri dengan teman-teman Dew kenapa dirinya jadi bahan rebutan cowok bukan cewek? Sungguh aneh!

"Dasar homo!" sentak Vana.

"Idih sirik ae lo," sinis Riski.

"Populasi cewek itu lebih banyak kenapa kalian malah jadi suka cowok!" omel Aca.

"Suka-suka gue lah, daripada sama cewek di sakitin terus mending sama cowok." jawab Boby.

"Stres!" celetuk Hellena.

"Nama lo siapa?"

"Kenapa bisa ada disini?"

"Nyasar dari mana dah lo," tanya mereka kepada Ervan belum sempat Ervan menjawab tetapi sudah di jawab oleh Vana.

"Pacar gue, kenapa? Iri lo?" sentak Vana.

"What the fuck?!"

"Really?"

"Gila beneran pacar lo Van?"

"Gue kira type lo bukan kek gini deh!" seru Boby seraya melirik Ervan dari atas sampai bawah melihat penampilan Ervan yang seperti anak kecil.

ERVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang