Bab 11

138 66 18
                                    

Happy reading.....

*****

Cerdas bagai anggrek.

"Lo harusnya malu dilihatin banyak orang dengan kelakuan lo yang kayak gini!" Seru Vana menekankan setiap katanya.

Darah mengalir dari mulut Yorcha karena Bogeman Vana yang sangat kuat, jangan dipungkiri lagi Vana sudah sabuk hitam di dalam taekwondo.

Yorcha melihat sekelilingnya dan banyak tatapan menghina padanya bahkan Vania dan Vivian enggan membantunya, Ya! Teman-teman Yorcha ada disitu tetapi mereka belum berani membantu Yorcha karena ada Vana mereka takut kena imbasnya.

Sudah diketahui oleh Vana jika yang mempotret dirinya dan Ervan adalah Yorcha, Vana tidak mempunyai musuh lagi kecuali Mak lampir ini!

Sebelum meninggalkan Yorcha yang masih tersungkur di lantai ia meludahi Yorcha di depan banyak orang.

"Cuih!"

Lalu Vana meninggalkan Yorcha tanpa sepatah-katah apapun, ia berjalan entah kemana.

Kemudian cewek itu berpapasan dengan Angga dengan mata kilatnya yang menatap Vana dengan tajam, "Lo kan yang nyebarin vidio itu hah?!" Sentak Angga sehingga urat dilehernya menonjol keluar.

Vana tidak takut akan bentakan Angga bahkan tubuhnya masih berdiri kokoh di hadapannya.

"Kalo emang iya kenapa?," Jawabnya dengan enteng.

Tidak dipungkiri lagi jika bukan Vana yang menyebarkannya karena Rafael dan Marvin sudah menghapus rekaman cctv di club malam itu.

Angga menggertakan giginya dan rahangnya mulai mengeras dia ingin sekali memukul cewek di hadapannya ini. Kenapa temannya setega itu untuk menghancurkan reputasi sebagai siswa yang cukup berprestasi itu akan membuatnya malu terlebih lagi jika orang tuanya tau, dia tau insiden Vana dengan Yorcha tetapi tidak seperti ini juga untuk menjatuhkan Yorcha kenapa dirinya juga harus terlibat dalam masalah ini?

"Lo tau kan kalo semua orang liat vidio itu reputasi gue bakalan hancur!" Sarkas Angga dengan mata yang melotot.

"Lo gak liat gue? Lo kira gue gak hah?!" Sentak Vana balik membentak Angga.

Disaat Angga akan membalasnya tiba-tiba ada panggilan dari sekolah.

"Panggilan kepada Angga Pratama dan Yorcha Alissya Caroline untuk ke ruang Bk sekarang, Terimakasih!"

Kedua orang itu mendengarkan suara panggilan tersebut cewek itu menghembuskan nafasnya pelan ia juga tidak ingin melibatkan temannya sendiri terlebih lagi dia sudah berteman dengan Angga cukup lama, tapi dengan cara ini dia bisa membalas tindakan Yorcha padanya.

Vana menepuk bahu Angga pelan, "Sorry Ngga, gue libatin lo ke masalah gue. Lo bisa jelasin aja ke guru Bk kalo itu gak terjadi apa-apa," ungkap Vana.

Dan tidak di hiraukan oleh Angga kemudian Angga melengos pergi meninggalkan Vana yang sempat berada di belakang sekolah.

Kepulan asap rokok menjadi pemandangan yang mendominasi area belakang sekolah pelakunya tentu saja Vana disini ia bisa merokok dengan bebas dan santai karena area ini cukup jarang diambah oleh siswa ataupun guru. Seharusnya sekarang Vana sedang belajar di kelasnya tapi ia urungkan karena sejak tadi ia mendapatkan masalah yang mempusingkan isi kepalanya.

"Kenapa hidup gue jadi gini?," Gumam Vana dengan sendirinya karena ia tahu disini ia sendirian menikmati kehidupannya yang buruk.

"Vana!"

Gadis itu melirik sekilas tanpa menolehkan kepalanya lalu ia memutar bola matanya malas kenapa harus sekarang ia berhadapan dengan cowok itu, Vana sedang tidak mood untuk berbicara dengan Ervan.

ERVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang