Bab 39

58 24 13
                                    

Happy reading......

******


Sepulang dari sekolah Ervan mengantar Vana ke rumahnya bukan apartemen yang biasa Vana kunjungi tetapi rumahnya sendiri rumah masa kecilnya bersama Adijaya, Nela, Dew dan Vana. Ervan mengantar Vana dengan sky motor Vespa biru nya yang jarang ia naiki sekarang, Vana tidak keberatan jika itu sepeda, atau motor apa pun itu. Lagi pula itu jauh lebih baik seraya menghirup angin segar sore hari untung saja jalanan sore ini nampak sepi.

Angin berhembus kencang mengenai wajah mulus Vana, gadis itu menghirup dalam-dalam dan membuangnya perlahan ia menikmati perjalan pulang sekolah kali ini. Rambutnya seakan-akan menari terbawa oleh angin, Ervan melihat Vana dari kaca spion nya ia tersenyum simpul melihat Vana bahagia.

15 menit perjalan pulang sekolah akhirnya mereka berdua sampai di rumah Vana dengan di sambut Adijaya dan Dew.

"Vana," panggil Dew dengan lambaian tangannya.

Adijaya berlari kecil menyambut putrinya pulang sekolah ia menuntun Vana berjalan dengan hati-hati memasuki pekarangan rumahnya.

"Ayo Ervan masuk dulu, Ayah buatin makanan banyak di dalam." ajak Adijaya.

"Makasih Y-yah," jawab Ervan dengan terbata karena masih belum terbiasa memanggil Adijaya dengan sebutan Ayah.

Vana terkikik geli mendengar Ervan memanggil Adijaya Ayah. Ervan yang melihat itu melotot karena seakan di ejek oleh gadis itu.

"Gimana sekolah lo Van?" tanya Dew.

"Kaya biasa," jawab sang empu.

"Dih, jawab seru kek biar gue seneng punya adik gak ada peka-pekanya sama sekali." cibir Dew.

"Seru! Seru banget." jawab Vana dengan malas.

Dew hanya memutar bola matanya malas.

Di dapur sudah ada Senja yang sedang menghidangkan banyak makanan untuk kita nikmati, Senja ini sudah menjadi kekasih Dew sejak lama dan saat ini Adijaya sudah merestui hubungan mereka tentu saja keduanya merasakan senang karena di restui lalu mereka akan merencanakan hubungan yang lebih serius lagi yaitu menikah. Kalau kata Dew sih dia gak mau lama-lama katanya.

"Eh ada Senja sini biar gue bantu," ucap Vana menghampiri gadis yang ada di dapur.

"Halo Van, gak usah ini udah selesai kamu duduk aja." ujar Senja.

"Udah duduk aja ayo," ajak pria paruh baya itu seraya mendorong Vana duduk di meja makan.

Ketika Senja menghidangkan makanan terakhir dan semuanya sudah siap gadis itu ikut duduk di sebelah Dew, Vana di sebelah Ervan dan Adijaya sebagai kepala keluarga duduk sendiri di ujung meja.

"Makasih kak," ucap Ervan.

Senja hanya tersenyum, ia mulai mengambilkan nasi untuk Adijaya dan Dew. Vana yang akan mengambil nasi di cegat oleh Ervan kemudian Ervan mengambilkan nasi untuk Vana keluarga ini jadi penuh perhatian dan kasih sayang.

Adijaya yang melihat itu tersenyum ketika anak-anaknya sudah dewasa dan bahagia dan mereka beruntung memiliki pasangan hidup yang tulus dan baik hati.

"Selamat makan Yah," sambut Vana.

"Selamat makan semuanya," sambut Adijaya.

Di pertengan makan yang akan habis Adijaya melontarkan pertanyaan kepada Dew dan Senja.

"Kalian kapan menikah?" tanya Adijaya.

Senja yang mendengar itu terkejut dan batuk di sela makanannya.

ERVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang