Happy reading.......
********
Pagi hari telah tiba mereka semua bangun dan mandi untuk bersih-bersih lalu melanjutkan liburan mereka menyusuri jalanan kota ini.
Dan ada saja orang yang terlambat bangun tentu saja Aca sudah malam tidur duluan paginya telat bangun.
Mereka semua sudah berkumpul di halaman depan dan mulai berjalan-jalan ke sekitar penginapan. Di sekeliling jalanan ada pohon yang menjulang tinggi dan pohon-pohon yang lainnya.
Mereka melihat-lihat ke arah sekitar dan menghirup udara pagi hari ini sangat menyejukkan, Ervan yang berjalan di belakang dan membawa tas yang banyak sangat susah untuk jalan. Apakah dirinya ini babu? Pikirnya.
Di depan sudah ada para cewe-cewe yang memimpin perjalanan kali ini tentu saja setiap langkahnya selalu berpose dan di foto untuk di upload di sosial media.
"Cewe mah gitu," gerutu Ervan.
"Makanya jadi cewe," ledek Rafael yang ada di sebelahnya.
"Lo aja sana!"
"Vana tungguin dong," teriaknya namun tidak di gubris oleh pacarnya.
Hari ini hari terakhir mereka di sini dan nanti sore semuanya akan pulang ke rumahnya masing masing dan memikirkan wisata yang akan mereka kunjungi apa lagi.
"Sini duduk di sini kita makan dulu," ucap Vana.
Mereka pergi belum sempat sarapan karena ingin makan di jalan sambil melihat pemandangan yang ada karena itu lebih menyenangkan daripada makan di penginapan.
Semuanya menghampiri Vana dan duduk di kursi panjang yang ada lantas Vana mulai mengeluarkan makanan di dalam tas yang sempat Ervan gendong tadi.
Vana menyajikan satu per satu makanannya di atas meja makanan kali ini semuanya instan supaya tidak ribet dan praktis di bawa jika sudah di makan maka bungkusnya bisa di buang.
Kini Vana menyeduh pop mie untuk beberapa orang saja karena yang lain memilih makanan instan yang mungkin Vana tidak tau apa jenisnya. Aca mencium bau bau menyegarkan ia mencium bau pop mie seketika perutnya jadi berbunyi menahan lapar sedari tadi.
"Eumm enak banget wanginya," celetuk Aca.
Gadis itu memejamkan mata seraya menghirup aroma yang sangat sedap lalu ia membuka matanya dan berjalan menghampiri Vana mata Aca berbinar melihat pop mie yang berada di meja.
"Wah ada ramyeon," girangnya.
"Ramyeon ramyeon pop mie bego," celetuk Rafael.
"Biarin wle,"
"Sok Korea aja lo," timpalnya.
"Dari pada lo keliatan kampungan banget," sindir Aca yang tidak mau kalah beradu argumen dengan Rafael.
"Makan diem gak usah ngoceh mulu," ucap Hellena.
"Nee,"
Semuanya memakan sarapan mereka dengan hati yang senang sesekali mereka tertawa karena candaan Aca dan Rafael lalu di tengaih oleh Hellena. Setelah semuanya selesai makan mereka masih duduk di tempat sebelum melanjutkan perjalanannya lagi.
"Liat tuh ada kelinci," ucap Vana seraya menunjuk ke arah kelinci berwarna putih bersih.
Ervan dan Vana mulai menghampirinya belum saja mereka tangkap tapi kelinci itu sudah menghindar dengan cepat kelinci itu meloncat loncat dengan cepat kesana kemari.
"Susah banget di tangkap," celetuk Ervan.
Vana yang sedari tadi hanya melihat Ervan berusaha menangkap kelinci itu hanya terkekeh, lagi pula kenapa Ervan ingin menangkapnya sedangkan Vana hanya ingin melihatnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERVANA
Romance"Jadi pacar gue!" "H-hah?" "Jadi pacar gue Ervan!" sentak Vana memaksa cowok di hadapannya ini. Cowok polos sekaligus ketua Osis di sekolahnya, tidak tau mengapa ketika ada di hadapan cowok ini ia merasa mulutnya sangat ringan sekali untuk berbica...