Happy reading......
*****
Ervan tersenyum mendengar ucapan Vana karena sudah mau memperkenalkan dirinya pada Bundanya, "Tante yang tenang ya disana Ervan bakal jagain anak tante," ucap Ervan.
Vana menaburi bunga ke makan Nela dan meyiram air di atasnya, "Bunda, Vana sama Ervan pamit dulu kapan-kapan kita bakal balik kesini lagi Vana janji!" lirihnya.
Ervan baru pertama kali melihat Vana sehancur ini, ia berjanji akan selalu disamping Vana dan selalu menjaganya itu janji Ervan ketika berpacaran dengan Vana.
"Kita pamit, tante-" ucap Ervan untuk terakhir kalinya.
Ervan menggenggam tangan Vana di depan makam Nela dan mereka berjalan beriringan meninggalkan area pemakaman, "Udah jangan sedih lagi, Bunda kamu pasti udah bahagia disana!" hibur Ervan pada Vana yang masih menangis sesenggukan.
"Ayo jalan-jalan biar kamu gak sedih lagi," ajak Ervan.
"Kemana?,"
"Kamu mau kemana?, Taman bermain?," ungkapnya.
"Ayo!"
Kini Vana sudah sepenuhnya suka pada Ervan yang dulunya ia hanya biasa saja pada cowok itu tapi sekarang peran Ervan di dalam hidupnya sangat penting bagi Vana.
Kemudian mereka ke arah taman bermain disana banyak aneka permainan anak-anak ada ayunan, jungkat-jungkit, terowongan, dan masih banyak lagi.
Ervan dan Vana sama-sama menaiki ayunan besi yang ada di situ mereka bermain bersama mengayun ayunan dengan santai dan menikmati semilir angin sore ini, bahkan sekarang mereka berlomba-lomba mengencangkan ayunan mereka lalu tertawa bersama-sama. Ervan senang melihat Vana yang melepaskan tawanya dengan senang, karena hal itu adalah salah satu kebahagiaannya saat ini.
Kemudian, cowok itu berdiri dari ayunannya dan pergi ke belakang yang ada semak-semaknya.
"Vana, kamu tunggu di sini ya!" ucap Ervan dan di angguki oleh cewek itu.
Ervan melenggang pergi dan melihat banyak bunga yang ada di semak itu, terutama bunga liar yang kerap manusia lihat dimana-mana bunga yang menyerupai bunga matahari namun tubuh bunga ini sangat kecil dan mungil.
Cowok itu tersenyum lalu memetik salah satu dari mereka ia membuat lingkaran kecil, ada yang bisa nebak Ervan lagi apa? Ya, Ervan sedang membuat cincin mainan untuk Vana gadis yang ia sayangi. Ia membentuk batang bunga itu seperti cincin dengan bunganya yang sebagai hiasan seperti bandul.
Ia tersenyum sumringah lalu ia menyimpannya sementara di jari kelingkingnya dan menghampiri Vana dengan tangan yang ia umpatkan di belakang badannya, Ervan berdiri di depan Vana tidak jauh darinya.
"Vana, sini kalo kamu ayun ayunan kamu sampe ke aku. Aku bakalan kasih hadiah buat kamu," ungkap Ervan yang masih setia mebgumpatkan tangannya di belakang.
Ervan ini suka sekali memberikan hadiah untuk Vana, batinnya tapi ia suka jika ada lelaki seperti itu apalagi itu Ervan.
Vana mulai mengayun ayunanan nya dengan kencang ketika akan sampai ke Ervan tetapi ia tidak bisa meraih Ervan, tangan Vana sudah kedepan untuk meraih Ervan tetapi nihil tetap tidak bisa. Vana lalu mencobanya lagi dan, hap!
Gadis itu memeluk Ervan dari depan disaat ayunannya melaju kencang kedepan itu alih-alih untuk mendekati Ervan lalu Vana turun dengan cepat dan memeluk cowok itu.
"Kena!" seru Vana yang masih memeluk Ervan dengan erat.
Ervan nyaman jika di peluk oleh Vana ia sangat menyukainya, setelah itu Ervan berjongkok di depan Vana dan meraih tangan mungil gadis itu. Itu membuat Vana kebingungan dengan sikap Ervan, akan berbuat apa dia? Kenapa harus pakai jongkok didepannya segala? Pikir Vana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERVANA
Romance"Jadi pacar gue!" "H-hah?" "Jadi pacar gue Ervan!" sentak Vana memaksa cowok di hadapannya ini. Cowok polos sekaligus ketua Osis di sekolahnya, tidak tau mengapa ketika ada di hadapan cowok ini ia merasa mulutnya sangat ringan sekali untuk berbica...