Bab 22

89 54 54
                                    

Happy reading.....

******

Dew menghela nafasnya pelan. "Ceritain ke gue ada apa," ucap Dew pelan.

"Vana ikut balap liar bang dan itu semua karena dia mau bantuin gue lunasin hutang keluarga gue," lirih Ervan kembali menundukkan kepalanya.

"Lo bilang apa!" sentak Dew dan langsung mencengkram kerah Ervan.

Ervan pasrah dengan semua perlakuan Dew padanya pada dasarnya semua ini juga salahnya harusnya Ervan melarang Vana untuk ikut balap liar!

"Bangsat lo!"

"Lo gak tau kalo semuanya bakalan fatal gini Van!"

"Lo gak liat adik gue lagi sekarat kaya gini?"

"Dan ini semua gara-gara lo!" sarkas Dew mencaci maki Ervan di depan wajahnya.

Bugh!

Dew membogem Ervan begitu saja, Ervan langsung tersungkur di atas lantai Ervan melihat sorot mata Dew yang penuh amarah urat lehernya yang tercetak jelas dan Bogeman yang siap melayang ke arah nya lagi.

Bugh!

Ervan hanya diam dia pantas mendapatkan ini semua bahkan lebih. Dew menggertakan rahangnya ia sangat marah pada Ervan!

Bugh!

Bugh!

Dew membogem berulang kali di wajah Ervan sampai babak belur sampai darah segar mengalir di sudut bibir Ervan. Senja yang baru saja datang membawa kantong makanan di tangannya tiba-tiba saja mendengar kegaduhan di dalam ruangan Vana ia langsung membuka pintu dan melihat Dew membogem Ervan dengan kejamnya.

''Dew!" panggil Senja.

Dew tidak menghiraukan panggilan Senja ia masih tetap menghajar laki-laki yang ada di bawah nya saat ini, Ervan sudah tidak berdaya lagi.

"Dew udah Dew," lirih Senja yang menarik-narik lengan Dew.

"Stop!" teriak Senja.

Pergerakan Dew mulai berhenti mendengar teriakan itu ia menoleh pada gadis berambut pendek yang ada di sebelahnya. Deru nafasnya tidak terkendali keringat bercucuran di pelipis Dew, tapi lebih kasihan lagi Ervan yang babak belur di bawah Dew darah yang mengalir dari bibirnya dan lebam-lebam yang berada di wajahnya.

Untung saja Senja datang lebih cepat dan bisa memisahkan keduanya jika Senja tidak datang mungkin Ervan sudah habis di tangan Dew.

Mereka bertiga duduk di sofa panjang itu dan Senja yang duduk di antara kedua laki-laki ini. Sesekali Dew yang masih ingin menghajar Ervan sampai habis tapi itu semua di cegat oleh Senja. Senja menghela nafas pelan pikirannya sudah cukup pusing mendengar penjelasan Ervan, Kenapa jadi serumit ini? Pikir Senja.

"Hff, jadi Vana kecelakaan gara-gara balap liar?" tanya Senja.

Ervan menganggukinya sebagai jawaban Senja. "Tapi semuanya bisa di bicarain baik-baik kan," ucapnya.

"Baik-baik gimana Vana sampai kaya gitu Nja!" protes Dew.

"Semuanya bisa di selesaikan dengan kepala dingin Dew, jangan pakai emosi." saran Senja.

"Semuanya udah takdir mau bagaimanapun nyalahin Ervan juga tetep gak bakalan bikin Vana pulih kembali, tapi yakin aja pasti Vana bisa pulih " ujar Senja.

"Tapi..." lirih Ervan.

"Jangan salahin diri kamu sendiri Van semuanya udah di jalan yang sesuai,"

"Sekarang kalian minta maaf," ucap Senja dan menolehkan kepalanya ke arah kanan-kirinya.

ERVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang