Happy reading.....
*******
"Van! Gue kesini seharusnya lo seneng karena gue mau memperpanjang hidup lo! Tapi lo selalu merusak kebahagiaan gue." ucap Yorcha dengan tatapan yang tajam.
Yorcha dengan tidak berperasaannya ia langsung membuka alat bantu oksigen yang terpasang pada mulut Vana, Yorcha tersenyum smirk ketika melihat Vana yang sesak nafas seperti itu. Buru-buru ia meninggalkan ruangan tersebut sebelum ada yang melihatnya.
Hhhhhkkk
Hfhhh
Bip! Bip! Bip! Bip!
Suara nafas Vana yang tersengal dan suara alat-alat yang berbunyi, Senja yang mendengar itu dari balik pintu ruangan Vana langsung buru-buru masuk ke dalam dan melihat Vana yang sangat menyedihkan. Senja langsung menjerit histeris memanggil suster berharap perawat dan dokter segera menangani Vana dengan cepat.
"Dokter! Suster!" teriak Senja.
"Dokterrr!"
Segera dokter dan perawat memasuki ruangan Vana dan menangani pasien dan menutup pintu ruangan meninggalkan Senja yang berada di luar.
Senja sangat khawatir sekali pada Vana baru saja ia mendoakan agar Vana cepat siuman tapi takdir berkata lain, ia menangis sesenggukan karena dokter yang sangat lama sekali belum keluar-keluar juga.
"Senja ada apa?," tanya Dew yang baru saja datang.
Dengan suara yang gemetar dan air mata yang terus mengalir Senja menjelaskan tidak begitu jelas dengan kondisi Vana.
"Dew..." lirih Senja.
"Vana kenapa Nja!" tanya Dew.
Senja tidak bisa menjawabnya ia tidak bisa menjelaskannya sekarang bibirnya kelu. Dan dokter keluar dengan perawatnya langsung saja Senja dan Dew menghampiri Dokter tersebut.
"Gimana Dok?," tanya Dew.
Dokter tersebut menampakkan senyumannya pertanda semuanya baik-baik saja, dan membuat hati Senja sedikit lebih tenang.
"Kondisi pasien sempat melemah, untuk saja segera di tangani." ucap Dokter tersebut dan meninggalkan lobby.
"Makasi Dok,"
Segera Senja dan Dew memasuki ruangan yang bernuansa putih itu, Dew menghembuskan nafasnya pelan ia lega ketika adiknya baik-baik saja.
"Nja tadi ada apa?" tanya Dew perlahan-lahan agar Senja mau menjelaskan semuanya dengan detail.
"Tadi aku sempetin buat sholat di mushola tapi pas pulang pintu ruangannya kebuka sedikit suara alat-alat itu bunyi," jelas Senja seraya menunjuk alat bantu yang ada di sebelah Vana.
"Kamu gak liat yang datang ke sini siapa?," tanya Dew lagi.
Senja menggeleng dengan pelan dan menundukkan kepalanya dalam ia sangat merasa bersalah sekali hanya menjaga Vana saja ia tidak becus.
"M-maaf..."
Dew mengerti perasaan Senja pasti gadis itu sangat merasa bersalah dengan kejadian ini. "Gapapa Nja, aku yang harusnya makasih karena kamu udah manggil dokter tadi kalau nggak mau gimana lagi sekarang." ucap Dew.
Di dunia lain yang berbeda hanya ada kekosongan dan berwarna putih yang mendominasi Vana terkejap bangun ia mengerjakan matanya pelan, dimana dia? Kenapa dirinya berada di sini? Samar-samar ia mendengar suara panggilan namanya dan suara itu sangat jelas jika itu adalah suara Ibundanya.
"Vana..."
"Vana..."
"Vana... Putriku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ERVANA
Romance"Jadi pacar gue!" "H-hah?" "Jadi pacar gue Ervan!" sentak Vana memaksa cowok di hadapannya ini. Cowok polos sekaligus ketua Osis di sekolahnya, tidak tau mengapa ketika ada di hadapan cowok ini ia merasa mulutnya sangat ringan sekali untuk berbica...