Depth Of Winter

1.4K 38 1
                                    

Vienna dikala salju sedang berada pada suhu terendahnya semenjak musim ini dimulai beberapa minggu lalu. Minus sepuluh derajat cukup membuat Metawin menggigil hebat saat menyusuri beberapa blok dari tempat tinggalnya untuk membeli kebutuhan rumah. Kulkasnya hanya tersisa beberapa liter susu dan berkaleng-kaleng bir saja karena sudah lama tidak pergi berbelanja. Win cukup tahu diri untuk tidak terus-menerus mengaliri darahnya dengan minuman berakohol itu, mengingat satu minggu dari sekarang ia harus melakukan perjalanan panjang menuju tempat asalnya.

Win mengusap hidungnya berkali-kali karena hampir sulit bernafas, sejujurnya ia tak terlalu suka musim dingin, maklum saja meski sebagian hidupnya ia habiskan berada di dataran Eropa yang terkenal dengan saljunya, Win tetaplah pria berdarah campuran Asia Tenggara yang lebih menyukai hangatnya sinar mentari ketimbang butiran putih dingin yang sering membuat kulitnya berkerut dan terasa kering.

Beberapa orang terlihat memenuhi grocery shopping saat Win baru saja menapaki pintu masuk tempat itu. Vienna dihari sabtu memang selalu penuh dengan orang-orang yang akan membeli kebutuhan sehari-hari. Kota ini cukup sibuk saat weekdays karena banyak orang berlalu lalang untuk pergi bekerja, sementara diakhir pekan adalah hari berlibur dan biasa mereka habiskan dengan berbelanja atau hanya sekedar makan.

Win bermukim di pusat kota Vienna semenjak ia memilih meninggalkan negaranya bertahun-tahun lalu untuk menekuni musik lebih tepatnya permainan biola, yeah.. Dia seorang Violinist dan sekarang mimpinya telah terwujud setelah Win menjadi salah satu anggota tetap Orkestra paling terkenal di dunia Vienna Philharmonic. Mimpi sejak kecil yang ia gapai dan dengan berat hati ia harus meninggalkan kehidupan normalnya di Bangkok. Win begitu bahagia memiliki kehidupan stabil di negara ini dan karir luar biasa yang mampu mengantarkannya merasakan tampil di panggung-panggung besar bahkan acara sekelas Oscar tiga tahun lalu.

Win boleh saja berbangga diri karena kerja kerasnya menjadikan ia salah satu pemain biola terbaik. Konser tunggal perdananya telah ia mulai sejak dua tahun lalu, berkeliling ke negara-negara Eropa dan Amerika. Tahun ini adalah kesempatannya untuk memperluas jangkauan konser tunggalnya dan ia merasa sangat terhormat ketika diundang untuk tampil di depan publik negaranya sendiri.

Win memilih beberapa buah dan sayuran, makanan yang sebenarnya paling ia benci sepanjang masa, meski demikian Win harus memasukkan mereka ke dalam tubuh agar kesehatannya tetap terjaga. Terbang puluhan jam untuk pertama kali setelah menetap di Vienna membutuhkan kondisi tubuh yang sangat bugar. Win tak ingin jetlag akan mempengaruhi penampilan perdananya. Setelah merasa puas dengan sayuran dan buah, Win segera menuju rak yang menaruh biskuit dan beberapa snack kesukaannya, dirinya juga butuh sesuatu yang manis untuk mengembalikan mood jika suatu waktu berubah menjadi berantakan.

Matanya tanpa sengaja melihat setumpuk Biscof Lotus saat sedang memilih mana biskuit yang lebih ia butuhkan. Win muak dengan makanan-makanan yang selalu saja mengingatkan dirinya dengan pria itu. Efek super kesal dan kesedihan yang levelnya masih saja diatas rata-rata meski perpisahan mereka terjadi sudah sejak zaman Kaisar. Anggap saja memang sudah selama itu mereka mengakhiri semuanya, dan Win sudah berusaha move on untuk melanjutkan hidup dengan lebih baik.

Oh wait... Move on? Sepertinya masih dalam list nomer sekian yang pada kenyatannya belum bisa terwujud. Pria itu adalah yang pertama dalam segala hal, pacar pertama, ciuman pertama dan sex pertama dalam hidupnya. Bukankah sesuatu yang berlabel "Pertama" akan memiliki story yang lebih dalam bagi kehidupan kita?

Setelah membayar semua belanjaannya Win segera pulang ke rumah karena beberapa jam lagi ia akan meeting terakhir dengan manager dan timnya sebelum keberangkatan mereka menuju Bangkok. Ia cukup senang karena memiliki waktu beberapa hari libur sebelum perjalanan panjangnya. Win butuh memanjakan diri dengan pergi ke salon, ia sudah berpikir akan mengganti model rambutnya agar terlihat lebih fresh sebelum naik ke atas panggung lagi. Ia bosan dengan segala tampilan yang terlihat klasik, Win ingin sedikit modern dan mengikuti mode.

Kalau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang