10. with

13.6K 890 18
                                    

Gema memperhatikan Relci yang sedang menaburkan bunga di sebuah makam. Relci tidak memberitaunya itu makam siapa, tapi sepertinya dia bisa menebaknya.

Di makam itu ada Relci, Gema , Arthur, dan Zian. Mereka duduk di samping makam untuk berdoa. Gema bisa melihat sebuah senyuman di bibir Relci saat sedang berdoa.

'Mami Relci ke sini bareng papi sama bunga Relci. Relci belum kenalin dia ya? Nama nya Gema pratama ada Xabiru juga sih dia alter ago nya Gema, tapi mereka tetep satu bukan dua. Mami pernah cerita tentang bunga dandelion bukan? Relci tau siapa itu sekarang. Mami bilang kalau suatu hari nanti Relci ketemu bunga yang sama kayak Mami Relci harus jaga dia baik-baik, dan Relci bakal lakuin itu. Semoga Mami suka sama bunga Relci ya.'

walaupun tersenyum, tetap saja satu air mata lolos membasahi pipinya. Namun, Relci benar-benar merasa lega sekarang setelah meceritakan hal itu pada maminya.

Gema menyenderkan kepala Relci ke bahunya, mengusap air mata di pipi Relci.

'aku akan selalu menepati janjiku'
Arthur mengusap nisan almarhum istrinya, satu-satunya wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta, wanita yang meberinya permata terindah dalam hidupnya. Dia akan menjaga permata itu dengan nyawanya seperti Anna yang menjaganya.

"Papi." panggil Relci

"Ya?"

"Jenis bunga apa yang papi suka?"

Arthur menoleh ke arah Relci yang masih lurus menatap makam Anna.

"Wisteria."

"Ya, itu cukup mirip." Relci terkekeh, terlintas sesuatu di kepalanya. Apa nama keluarganya harus di ganti menjadi bunga? Ya mari kita coba kapan-kapan.

Gema penasaran apa yang di bahas mereka, kenapa tiba-tiba membuka topik tentang bunga?

_________________________________
________________________

Di dalam mobil Relci rebahan dengan bantalan paha Gema, meskipun agak sempit tapi cukup nyaman, mungkin karena Gema terus mengelus rambutnya.

Tadi dia berpisah dengan papinya karena harus ke kantor, ya Arthur akan sangat sibuk dengan pejerjaan untuk selanjutnya. Sedangkan Zian ikut bersama Relci dan Gema, dia yang mengemudi.

"Gema menurutmu bunga matahari itu gimana?"

Bunga lagi? Apa Relci benar-benar menyukai bunga?

"Cantik, kalau bunganya lagi mekar dia kayak selalu senyum"

"Kamu suka bunga matahari?"

"Ya, lumayan."

Relci memutar kepalanya ke arah Zian yang sedang memgemudi di depan.

"Zian kalau menurutmu gimana?"

"Bunga matahari milik anda atau yang lain?"

"Milikku."

"Hanya butuh beberapa perawatan lagi untuk menjadi seperti yang tuan muda katakan."

"Kamu punya bunga matahari?" Tanya Gema, pasalnya dia tidak pernah melihat satu bunga matahari pun di mansion.

"Ya satu, nanti kapan-kapan aku kasih liat."

"Janji ya?"

"Iya."

"Zian kau harus cari pasangan juga, mau sampai kapan melajang?"

"Saya masih belum bisa mencari pasangan, Nona."

Gema Relci (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang