"Mikirin apa hm?" Tanya Estrella dengan mengecup sekilas bibir Davian dan membuka jas yang melekat pada tubuhnya.Sedangkan Davian tidak menjawabnya, dia hanya terus memerhatiakan Estrella. Ada sesuatu yang ingin dia bicarakan dengan Estrella, tapi dia takut Estrella malah akan marah padanya nanti.
Estrella menaikkan sebelah alisnya saat melihat Davian terus memerhatikan dirinya, "Why?"
Davian membuang wajahnya ke arah lain, "gapapa."
Estrella menghela napas nya mendengar jawaban dari Davian. Dia berjalan mendekat dan duduk di samping Davian.
Estrella menarik pelan dagu Davian agar menghadap dirinya, "bicaralah jika menginginkansesuatu."
Davian menundukkan kepalanya, "a-aku mau ke indonesia sebentar boleh?" Tanya Davian pelan sambil memainkan jari jarinya.
"Untuk? Bukankah kau sudah berjanji untuk tinggal bersamaku disini? Atau kau berubah pikiran?"
Davian langsung meraih telapak tangan Estrella yang lebih besar dari telapak tangannya. "Jangan marah dulu. Aku bakal tetap tinggal sama kamu di sini sesuai janji aku. Aku ke indonesia nanti cuma sebentar, paling satu hari."
"Tapi untuk apa kau ingin ke sana?"
Davian bingung ingin menjawab apa. tapi kalau dia tidak bilang alasan dia ingin ke indonesia, Estrella pasti tidak akan memberinya izin.
"Sebentar lagi ulang tahun Relci. Aku mau ke indo buat ngucap selamat sama ngasih dia h-hadiah." Ucap Davian pelan dengan kepala tertunduk dan mata yang tertutup bersiap siap mendengar amarah Estrella.
Namun, setelah beberapa saat, dia tidak kunjung mendegar sepatah kata pun dari Estrella. Yang dia rasakan malah sepertinya Estrella bangun dari duduknya.
Sontak saja Davian langsung membuka matanya dan melihat Estrella yang kembali menggunakan jas mantel miliknya tadi. Davian terus memerhatikan Estrella dengan kebingungan. Apa dia tidak mendapat izin dan malah membuat Estrella marah?
Benar saja, sepertinya Estrella memang marah. Itu terlihat karna Estrella langsung keluar dari kamar Davian tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Badan Davian melemas memikirkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya nanti.
•••••
Sudah lewat jam dua malam, tapi Davian masih setia menunggu Estrella di ruang utama mansion. Dia khawatir dengan Estrella, selama dia tinggal bersama Estrella dia tidak pernah melihat Estrella pulang selama ini.
Davian mulai mengantuk, tapi dia masih kekeh ingin menunggu Estrella. Para maid menjadi kasian melihat Davian yang sudah kelihatan sangat lelah untuk menunggu.
Setelah beberapa menit waktu berlalu, akhirnya pintu utama mansion terbuka dan terlihatlah Estrella dengan penampilan kacau. Estrella masuk dengan di bopong oleh seorang cowo yang di kenal Davian sebagai teman dekat Estrella di sini, Amerika.
Penampilan Estrella benar benar kacau, aroma alkohol menguar dari tubuhnya, dia juga terus merancau dalam bopongan cowo tadi.
Cowo tadi, atau kita sebut saja Eric, menyerahkan Estrella pada Davian, "solve your problems with her." Eric pun pergi meninggalkan Davian dengan Estrella yang terus meberontak saat di bopong oleh Davian.
"Jangan menyentuh ku!" Sentak Estrella sambil berusaha meberontak, "Kau..." tunjuk Estrella di depan wajah Davian, "kau tidak pernahhh.... memmyukai kuhh." Ucap Estrella tidak jelas.
"Tenanglah Sella." Davian mengedarkan pandangan ke seluruh mansion, banyak para maid yang sedang memperhatikan mereka.
Tanpa memerdulikan rancauan Estrella lagi, Davian akhirnya membopong Estrella menuju kamar mereka dengan susah payah, karna Estrella terus berusaha memberontak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Relci (End)
Teen Fiction#FOLLOW DULU SEBELUM BACA! #MASA REVISI Biasanya di dalam sebuah hubungan, cowo lah yang akan memegang kendalinya. Namun, Bagaimana jika yang terjadi adalah kebalikannya? sifat yang mendominasi, obsesi, dan yang memegang kendali dalam hubungan malah...