24. you know

8K 522 3
                                    

Typo? Salah penulisan? Nanti kita perbaiki bareng bareng

Happy reading

_________________________________
________________________

... Perlahan, mata Gema tertutup menikmati setiap lumatan yang di berikan Relci.

Dia juga membalas cium dari Relci meskipun sedikit kaku. Tangan Relci yang berada di pinggang Gema bergerak masuk ke dalam seragam Gema. Punggung Gema yang mulus membuat Relci semakin bermain di sana.

"Eunghh." Sebuah lenguhan berhasil keluar dari bibir Gema.

Relci melepas pangutan mereka saat merasa ciuman itu semakin panas dan akan melampaui batasnya.

Relci mendekatkan kepalanya ke telinga Gema untuk berbisik, "tidak sekarang Baby."

Relci mengendong Gema menuju kamar mandi, menurunkannya ke dalam bathtub.

"Mandi lah, dan maaf." Relci mengecup kening Gema sekilas lalu keluar dari sana.

Relci merasa sudah gila sekarang. Bisa bisanya dia hampir melampaui batasnya. Jika itu benar benar terjadi. Mungkin Papi akan membawa pergi Gema menjauh dari nya.

'Sial'

Di bathtub Gema duduk terdiam memikirkan hal apa yang baru saja terjadi. Dia merasa wajahnya memanas sekarang. Gema tau ini kali pertamanya berciuman dengan seseorang, tapi kenapa dia malah menjadi seperti gadis yang sedang kasmaran?

Gema mengusap wajahnya beberapa kali untuk menenangkan isi kepalanya. Dia mengalihkan pandangannya kebawah, dimana kejantananya berada. Dan ya, itu berdiri.

_________________________________
________________________

Relci mendudukkan dirinya di samping Arthur dan Zian yang sepertinya sedang membicarakan sesuatu, Mungkin bisnis.

"Masih belum ganti baju?" Tanya Arthur saat melihat Relci masih mengenakan seragam sekolahnya.

"Nanti." jawab Relci sambil meletakkan lengan kanannya di dahi. Relci menghela nafas panjang.

"Terjadi sesuatu?" Tanya Arthur lagi.

"Gema enggak sengaja ketemu sama papanya tadi mall." sesuai dugaan Arthur, pasti ada hubungannya dengan Gema.

"Lalu? Apa dia melakukan sesuatu?"

"Relci enggak tau, yang jelas kayaknya tadi itu tua bangka mau bawa Gema ke suatu tempat," Relci kembali kesal harus mengingat manusia itu lagi.

"Ya bagaimana pun dia tergolong ke dalam keluarga yang cukup terkenal, pasti sudah ada desas desus tentang dia yang mengusir anak angkatnya."

"Ya itu mungkin benar, Dia pasti tidak mau reputasinya hancur." Zian yang diam menyimak sejak tadi ikut membenarkan apa yang Arthur katakan.

Relci menghela nafas lelah yang entah ke berapa kali.. Akan ada banyak hal yang mungkin akan terjadi. Tapi, dia tidak akan pernah menyerahkan Gema pada keluarga sialan itu.

"Relci terima tawaran papi yang sebelumnya." Arthur sedikit kaget mendengarnya, dia pikir Relci tidak akan menerima tawarannya. Ternyata Pengaruh Gema memang cukup besar.

"Bagus, papi senang kamu mengambil keputusan cepat." Arthur menepuk nepuk bahu Relci beberapa kali sambul tersenyum.

"Tunggu, tawaran apa?" Tanya Zian bingung.

"Relci akan mengurus perusahaan properti kita." Jawab Arthur.

Zian langsung memalingkan wajahnya ke arah Relci. Apa Relci benar benar mau mengurus perusahaan itu? Karna setau Zian, Relci sudah memilih jalannya sendiri.

Gema Relci (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang