Hai jumpa lagi.......
Klo ada typo tolong di tandai ya.....Happy reading........
______________________________
______________________Mereka saat ini sudah sampai di sebuah mall. Relci melirik ke arah Gema, sepertinya dia cukup senang di ajak ke sini. Liat aja tuh senyumnya, sangat cerah.
Melihat itu, dia juga ikutan senyum. Kenapa? Nggak tau juga, seneng aja dia.
"Seneng banget gw liat-liat."
Gema menoleh ke arah Relci, "ya sedikit, karena aku jarang pergi ke mall."
Gema tersenyum manis ke arah Relci. Dia memang jarang ke mall, seingatnya baru 3x kali pergi tempat itu. Yang pertama saat dia baru-baru di adopsi oleh keluarganya, dia sangat senang saat itu. Itu pertama kalinya dia melihat gedung tinggi. Selama di panti asuhan jangankan melihat gedung, keluar dari gerbang saja dia tidak pernah.
Dan yang lainnya dia pergi bersama Rian sahabatnya sejak dia di smp sampai sekarang. Rian mengajaknya ke mall untuk memilih hadiah ulang tahun Gema. Rian binggung memilih hadiah untuk Gema jadi dia suruh aja Gema pilih sendiri hadiahnya.
"Bagus deh klo lo seneng, yok masuk." Ajak Relci.
"Eumm." Gema mengangguk.
Relci menggenggam tangan Gema saat berjalan masuk. Biar nggak hilang, kan kalau hilang bisa berabe, dia juga nanti yang ribet nyariin ini bocah.
_________________________________
_____________________"Pilih lagi gema..." ucap Relci yang sudah prustrasi dengan sikap Gema.
"Ini aja cukup kok." Kekeh Gema.
"Cukup mata lo! Lo tu bukan nginep di rumah gw tapi tinggal. Mana cukup dua baju, pilih lagi."
Perdebatan itu sudah berlangsung hampir setengah jam cuma karena baju. Bahkan mbak-mbak pramuniaga juga udah pegel berdiri nungguin mereka selesai debat capres. (Cammda:")
"Gapapa Relci, nanti aku bisa cuci bajunya trus pake lagi."
"Capek ya ngomong sama lo, udah lah lo diem aja di situ biar gw yang urus." Final Relci.
Relci melihat-lihat baju yang ada di toko itu. Dia binggung harus pilih yang mana, semua baju itu sepertinya akan bagus kalau di pake Gema. Ya sudah ambil jalan tengahnya aja.
"Mbak saya ambil semua baju ini dari ujung sana sampai sini. Ukurannya samain yang kayak tu bocah tadi pilih."
Kalau bisa semua kenapa harus milih? Bikin ribet."Baik, tolong di tunggu sebentar saya siapkan." Relci hanya mengangguk saja.
Gema yang mendengar itu membulatkan matanya. Bagaimana caranya dia membayar itu semua nanti? Uangnya pasti tidak cukup.
"Relci kenapa di beli semua? Itu pasti nggak akan kepakai."
"Dah lah lo diem aja. Masih banyak yang perlu di beli. Baju sama perlengkapan sekolah lo juga belum di beli. Ouh iya, daleman lo juga! nggak mungkin kan lo nggak pake daleman."
Hahhh mati Gema kalau begini, bagaimana caranya dia bayar nanti?
"Udah lo nggak usah pikirin uangnya, biar gw yang bayar." Relci menepuk-nepuk pundak Gema.
Sedangkan Gema makin linglung. Dia sudah terlalu bayak merepotkan Relci.
"Emm... aku bayar sendiri aja ya. Aku nggak enak ngerepotin kamu trus. Kita juga belum kenal lama."
Relci yang mendengar hal itu menghela nafasnya, "siapa yang ngerasa di repotin? Gw nggak ngerasa tu. Nih ya, walaupun kita baru kenal tapi lo udah gw angep teman. Teman itu harus saling membantu kan? Tapi kalo lo emang masih ngerasa nggak enak, nanti kapan-kapan bisa lo ganti lagi uang nya. Terserah kapan mau bayar," jelas Relci panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Relci (End)
Teen Fiction#FOLLOW DULU SEBELUM BACA! #MASA REVISI Biasanya di dalam sebuah hubungan, cowo lah yang akan memegang kendalinya. Namun, Bagaimana jika yang terjadi adalah kebalikannya? sifat yang mendominasi, obsesi, dan yang memegang kendali dalam hubungan malah...