23. Papa?

8.5K 530 53
                                    

Typo? Manusiawi itu, jadi maklumin aja ya

Happy reading

_________________________________
________________________

Gema dan Relci sudah berada di toko buku sesuai dengan permintaan Gema di sekolah tadi. Saat pulang sekolah mereka langsung menuju ke sebuah mall tanpa mengganti baju seragam mereka dulu. Kata Relci sih lama kalau harus pulang ke mansion dulu.

Relci berdiri sambil menguap di belakang Gema yang sedang mondar madir dari satu rak ke rak yang lain. Dari tadi Relci hanya mengekori Gema seperti anak ayam yang mengekori induknya. Bingung juga dia mau ngapain, membaca bukan hobi atau hal yang dia sukai. Jadilah dia hanya mengekori Gema.

"Gema," panggil Relci.

Gema menoleh ke belakang dimana Relci memanggilnya, "iya?"

"Aku ke toilet dulu ya? Nanti kalau udah milih bukunya bayar pake ini," Relci menyerahkan satu card miliknya pada Gema.

"Ingat tunggu aku di depan kalau udah selesai. Jangan kemana mana paham?" Lanjut Relci.

Gema menganggukkan kepalanya dan menerima kartu yang diberikan Relci padanya.

Setelahnya Relci keluar dari dari toko buku itu untuk mencari toilet. Dia ingin mencuci wajahnya supaya seger dan enggak ngantuk lagi.

Sedangkan Gema kembali berkeliling untuk mencari buku yang dia butuhkan.  Sebagai informasi, Gema sedang menulis sebuah cerita novel, jadi dia harus baca lebih banyak cerita lagi sebagai referensinya.

Setelah mencari cari kesana kemari akhirnya dia menemukan beberapa buku yang sesuai dengan gendre yang dia butuhkan. Gema berjalan ke kasir untuk membayar buku bukunya. Ya tentu saja pake card yang  Relci kasih tadi.

"Totalnya tujuh ratus sembilan puluh sembilan ribu kak." Ucap kasir sambil memasukkan buku ke dalam paper bag.

Gema memberikan card milik Relci pada  kasir.

Setelah selesai membayar, Gema keluar untuk menunggu Relci. Dia tidak kemana mana seperti yang Relci perintahkan.

Saat sedang asik menunggu, tiba tiba ada seseorang yang menyenggol bahu Gema sampai paper bag yang dia pegang terjatuh. Gema tidak sempat melihat siapa yang menabtaknya, dia langsung berjongkok untuk mengambil buku bukunya kembali.

Sedangkan orang yang menabraknya hanya diam berdiri sambil melihat ke arah Gema.

"Gema?"

Suara itu, Gema sangat mengenal suara itu. Gema spontan langsung mendongak untuk memastikan siapa orang itu. Dan ya sesuai dugaannya, itu ...

"Papa?" Gumam Gema.

"Kau di sini ternyata. Ayo ikut, ada sesuatu yang ingin papa bicarakan denganmu." Daniel menarik pergerlangan tangan Gema agar mengikutinya.

"Maaf pa, tapu Gema lagi nunggu seseorang." Ucap Gema sambil berusaha melepaskan cengkraman pada pergelangan tangannya.

Tentu saja usaha Gema sia sia, karna bagaimanapun kekuatan mereka sangat berbeda.

"Papa enggak peduli, sekarang kamu ikut sama papa!" Daniel semakin menarik Gema untuk mengikutinya, bahkan orang orang sekarang sedang memperhatikan mereka.

Dari arah lain Relci menatap heran ke toko buku tempat dia meninggalkan Gema tadi. Ada apa dengan dua orang yang sedang ribut ribut itu? Dan sepertinya dia mengenal salah satu dari mereka.

"Pa lepasin."

Ya Relci mengenalnya itu Gema. Buru buru dia berjalan mendekat ke arah Gema. Tangannya melepas paksa cengkraman pria yang tidam dia kenali pada tengan Gema. Tentu saja hal itu membuat Daniel bingung, siapa gadis yang berani ikut campur dalam masalahnya ini?

Gema Relci (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang