34. Permohonan

6.8K 449 8
                                    

"Bentar lagi aku mau ke kantor, mungkin agak lama. Kamu di mansion sendiri gapapa?" Tanya Relci pada Gema.

Sekarang ini mereka sedang berada di gazebo dekat kolam renang. Dengan posisi Gema lagi tiduran sambil baca novel dengan paha Relci yang menjadi bantalannya. Sedangkan Relci sendiri sedang mengerjakan sesuatu di tablet. Ada pekerjaan yang harus dia periksa.

"Lama banget?" Tanya Gema balik dengan sedikit mendongak. Kalau boleh jujur dia nggak mau di tinggal sendiri di mansion, pasti nanti bakal bosan.

Relci berpikir sebentar sebelum menjawab, "ya, Mungkin lumayan lama."

"Eumm oke," suara Gema terdengar pelan.

Relci yang memang pada dasarnya peka, tentu saja tau apa yang Gema pikirkan sekarang. Tangannya mengelus rambut Gema sayang, "ingin ikut?" Tawar Relci.

"Boleh?" Gema mengatakan itu dengan wajah yang berbinar.

"Tentu, kenapa tidak?"

Gema mengembangkan senyumannya, "Mau mau, Aku mau ikut."

Tidak lama kemudian mereka berangkat menuju ke gedung M'ka properti. Saat sudah sampai, Relci menggandeng tangan Gema untuk mengikutinya menuju ruangan Direktur utama. Sebenarnya itu ruangan milik Arthur. Namun, untuk sementara ruangan itu akan di pegang oleh Relci. Tidak banyak orang yang bekerja, karna memang ini hari libur.

Relci mendudukkan dirinya dan juga Gema di sofa yang ada di ruangan itu.

"Jam berapa dia akan datang?" Tanya Relci langsung saat Zian baru saja masuk. Zian memang langsung ke kantor setelah pulang dari rumah Bintang.

Zian melihat catatan jadwal di handphonenya, "Sekitar jam sebelas Nona,"

"Hmm baikla, bawakan berkas berkas yang harus aku pelajari."

"Baik Nona." Setelahnya Zian keluar untuk menyiapkan berkas berkas yang di minta Relci. Dia juga harus menyiapkan ruang rapat untuk jam sebelas nanti.

"Aku kerja dulu oke? Kamu duduk manis di sini, nanti aku suruh orang buat bawa cemilan." Gema mengangguk patuh, mengeluarkan novel dari dalam tas yang memang dibawanya.

Setelahnya Relci melangkahkan kaki menuju meja kerjanya. Dia terus memeriksa berkas berkas yang di bawakan Zian. Tentu saja Zian ikut membantu.

"Klien sudah berada di ruang rapat Nona," ucap Zian setelah memeriksa notifikasi di handphonenya.

"Ouh cepat juga. Ya sudah kau duluan saja ke sana, aku akan menidurkan Gema dulu."

"Baik."

Relci mendekat ke sofa di mana Gema sudah tertidur pulas. Sepertinya dia merasa bosan sampai ketiduran. Relci menggendong Gema secara perlahan dan membawanya ke ruang istirahat Papinya. Ruangan itu memang di desain kalau kalau Arthur harus lembur.

Relci menurunkan Gema di atas ranjang, menyelimutinya sampai batas dada.

"Sleep well baby."

_________________________________
________________________

"Kau?" Itulah sambutan hangat yang Relci dapatkan saat baru memasuki ruang rapat. Ya dia sudah menduga hal ini.

Relci tidak memerdulikannya, melanjutkan langkah untuk duduk di kursinya. Disana Zian sudah berdiri di belakang kursi yang akan Relci tempati.

"Bisa kita mulai pertemuannya Tuan Pratama?" Relci menatap dingin ke arah Daniel.

"Kau, kau yang bersama Gema tempo hari kan? Di mana anak saya sekarang?"

"Anak? Anda di sini untuk membahas bisnis atau hal lainnya? Kita bisa mengatur ulang waktu pertemuan jika memang anda belum siap untuk bekerja sama dengan perusahaan kami." Jelas Relci tegas.

Gema Relci (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang