Typo? Harap di maklumi saja
Happy reading
_________________________________
________________________Relci membuka pintu kamar. Di sudut kamar, tepatnya dimana meja belajar berada, dia bisa melihat Gema yang serius menatap ke arah buku mata pelajarannya.
Cukup lucu melihat Gema sekarang. Bagaimana tidak? Dia tampak serius, tapi juga bingung. Itu terlihat dari bagaimana dia menggaruk garuk rambutnya beberapa kali setelah membaca beberapa menit bukunya.
"Gimana belajarnya?" Tanya Relci setelah dia berada di samping Gema duduk.
Gema melihat ke arah Relci dengan mata memelasnya, "bingung, dari tadi aku baca tapi enggak ada yang masuk."
"Mau coba aku bantu jelasin? Siapa tau aku bisa." Setelah melihat anggukan dari Gema, Relci mengambil posisi untuk duduk di samping Gema.
Dia mulai membaca dan menjelaskan pada Gema sedetail mungkin. Sosiologi termasuk pelajaran yang cukup dia sukai, jadi tidak terlalu sulit saat menjelaskannya.
"Gimana udah paham?" Gema menggelengkan kepalanya pelan. Bibirnya mulai melengkung kebawah. Dia merasa tidak enak pada Relci yang sudah membantunya belajar tapi otaknya malah tidak mau diajak bekerja sama. Kenapa dia sangat sulit memahami atau mengingat dalam belajar.
"Hei no problem, aku jelasin lagi ya? Kali ini aku jelasinnya lebih pelan pelan oke?" Kata Relci sambil mengelus pipi Gema.
Selanjutnya, Relci mulai mengulang lagi apa yang dia jelaskan tadi. Kali ini lebih pelan dan bahasanya juga lebih dia sederhanakan supaya Gema lebih paham.
Belajar mengajar itu berlangsung cukup lama, sekitar satu jam-an. Gema cukup mengerti apa yang Relci jelaskan, karna bahasa yang digunakan juga tidak berat seperti di sekolah. Semoga aja dia bisa ingat apa yang dia pelajari malam ini sampai selesai ulangan besok.
_________________________________
________________________Kali ini Relci mengantar Gema sampai ke kelasnya. Dia ingin menyemangati Gema sedikit.
"Semangat ulangannya oke? Nanti kalau kamu berhasil dapat nilai bagus, aku bakal turutin semua permintaan kamu hari ini gimana?"
Relci mengatakan itu bukan untuk menuntut Gema buat dapat nilai bagus, tapi hanya sedikit motivasi biar Gema lebih semangat ulanganya, enggak tegang.
"Beneran?" Tanya Gema dengan mata berbinar.
"Iya apapun, selama aku bisa pasti aku kabulin."
"Makasih...." Gema mengatakan itu sambil tersenyum lebar, memperlihatkan gigi kelincinya yang lucu. Gema kalau senyum matanya juga ikut senyum, itu yang Relci suka. Gemes ey, rasa pengen di gigit pipi tembemnya itu.
"Ya udah masuk gih. Aku juga mau ke kelas, bentar lagi masuk."
Setelah Gema masuk, Relci berjalan menuju kelasnya sendiri. Tapi sebelum itu, tadi dia juga sempat mengelus rambut Gema dan mengecup pucuk kepalanya sebentar. Tenang, enggak ada yang liat, kalau ada yang liat pun dia bodo amat.
Saat Gema masuk ke dalam kelas, tangan langsung ditarik sama Rian buat duduk di sampingnya.
"Lu udah belajar belum?" Tanya Rian langsung saat mereka baru duduk.
"Udah."
"Nanti bagi bagi jawaban yak, gw lupa ada ulangan, jadi gw tidur aja semalem," Rian menggaruk garuk kepalanya beberapa kali. Frustasi dia, bisa bisanya dia lupa ada ulangan hari ini, mana gurunya kiler lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Relci (End)
Novela Juvenil#FOLLOW DULU SEBELUM BACA! #MASA REVISI Biasanya di dalam sebuah hubungan, cowo lah yang akan memegang kendalinya. Namun, Bagaimana jika yang terjadi adalah kebalikannya? sifat yang mendominasi, obsesi, dan yang memegang kendali dalam hubungan malah...