08

94.6K 7.5K 136
                                    

"Ash mau bubur yang tadi di tv" cicit Ash merajuk.

Kaiden menghela nafasnya pelan, mencoba meredam emosinya.

"Iya nanti Abang belikan, tapi Ash mau bubur apa ? Bubur yang mana hmm" tanya Kaiden bersabar.

Ini sudah 30 menit ia bertanya hal yang berulang karena Ash bilang ingin bubur tapi ditanya bubur yang mana jawaban nya 'bubur yang tv'. Kaiden mana tau bubur apaan ! Apalagi Kaiden baru pulang dan sudah di suguhi oleh si bayi yang rewel.

"Bubur bayi mau ?" Tanya Kaiden mencoba membujuk Ash yang masih merajuk, duduk membelakangi nya dan enggan bersitatap dengan si lawan bicara.

"Tapi Ash mau bubur yang di tv" cicit Ash lagi, seolah keinginan nya hanya itu.

Kaiden menghela nafasnya lelah, ia baru pulang setelah menghabiskan waktu dengan membunuh semua penghianat yang ada di markas utama terlebih markas utama di serang oleh orang yang berada di balik layar, pulang-pulang ia malah harus membujuk seorang bayi yang sedang merajuk padahal Kaiden tak pernah melakukan hal-hal semacam ini.

Kaiden mengambil Ash untuk ia gendong dan membawa nya keluar dari kamar nya, beruntung Ash tidak menolak, karena selama beberapa hari kedepan ia yang akan menjaga si kecil sampai semua masalahnya setidaknya menjadi terkendali.

"Ash mau ?" Tawar Kaiden memberikan potongan buah melon pada Ash.

"Itu apa" tanya Ash bingung.

"Ini melon, manis kok"

"Ash mau" ucap Ash yang menerima suapan kecil dari sang Abang.

"Enak ?" Ash mengangguk antusias, matanya berbinar kala ia merasakan buah melon untuk pertama kalinya. Kaiden yang melihat Ash bahagia juga ikut senang, berharap jika bayi kecil yang ada di gendongan nya ini akan segera lupa dengan keinginan nya.

"Abang" panggil Ash. Saat ini keduanya duduk di meja makan dengan Ash yang duduk di atas meja makannya menghadap pada Kaiden, karena tubuh Ash yang begitu kecil jadi Kaiden mendudukan Ash di meja nya.

"Kenapa mata Abang warna nya merah ? Kenapa tidak hijau saja, Ash suka warna hijau" celoteh Ash membuat Kaiden tergelak.

"Ash mau Abang punya mata warna hijau ?"

"Iya, kalau warna hijau itu kan warna kesukaan Ash jadi Ash suka kalau mata Abang warna nya hijau"

Kaiden tergelak saja lalu menciumi perut besar Ash dengan gemas, jujur ia tak tahan dengan kegemasan Ash yang menarik hatinya sejak awal bertemu.

"Abang" panggil Ash lagi dan di balas deheman singkat dari Kaiden.

"Ash kapan pulang ? Kenapa Ash disini terus" Kaiden langsung menoleh menatap Ash lekat.

"Pulang kemana sayang, disini rumah mu"

"Tapi Ash tidak mau disini" cicit Ash pelan.

"Ash rindu bibi Risa, Ash juga rindu dengan teman-teman Ash walaupun mereka tidak bermain dengan Ash"

Kaiden menangkup wajah kecil Ash mencoba membuat Ash fokus padanya.

"Dengerin Abang, ini adalah rumah Ash, dan Abang adalah Abang Ash.. Daddy juga adalah Daddy Ash, kami semua adalah keluarga Ash, jadi Ash tidak perlu bibi Risa atau yang lainnya karena Ash sudah punya kami" jelas Kaiden entah Ash mengerti atau tidak.

Ash sejujurnya tak begitu paham dengan beberapa kata yang Kaiden ucapkan, namun ia mengerti jika Kaiden mengatakan mereka adalah keluarga nya, walaupun ia sedikit tidak mengerti apa itu keluarga.

"Abang" panggil Ash lagi.

"Keluarga itu apa ? Ash punya keluarga tapi Ash gak tau apa itu keluarga" jelas si kecil dengan raut bingung nya.

"Keluarga itu.." Kaiden terdiam bingung ingin menjawab apa, ia juga tak tau keluarga itu apaan jadi ia menggantung jawabannya.

"Pokoknya keluarga itu ada Daddy, ada Abang dan ada Ash" ucap Kaiden pada akhirnya. Ash si bayi kecil 3 tahun itu mengangguk saja.

Sudah pukul 9 lewat, biasanya jika di panti ia sedang di bacakan buku dongeng 'si kancil yang bijak'.

"Ash mau di baca in buku cerita" ucap Ash yang mengalungkan tangan nya di leher Kaiden, kode ingin di gendong.

"Buku cerita ya.. Abang gak punya" balas Kaiden pelan sambil berpikir apakah ia punya buku cerita atau semacam nya ?

Akhirnya Kaiden menggendong Ash Sambil membacakan cerita dongeng dari ponsel nya, dengan sebelah tangan yang menggendong Ash dan sebelah tangannya yang memegang ponsel, Ash menyandarkan kepalanya di dada bidang Kaiden dengan nyaman.

"Susu" cicit Ash pelan yang di dengar oleh Kaiden. Sepertinya di bayi sudah waktunya tidur. Jadi Kaiden dengan segera meminta maid untuk membuatkan susu di dalam dot milik si bayi yang sudah di beli oleh Archer.

Dengan menyesap susu nya, Kaiden mulai membacakan dongeng sebelum tidur, walaupun sempat kesulitan karena botol Ash harus di pegang, jadi bermodal keseimbangan tubuh nya ia membuat botol susu itu sedikit tertahan dengan tubuh nya agar tidak terjatuh atau semacam nya.

Tak lama dengkuran halus si bayi terdengar membuat Kaiden menghela nafasnya lega. Ia duduk di sofa ruang tamu dengan memangku Ash yang tertidur pulas di pangkuannya, tangan besar yang sering menghabiskan puluhan nyawa itu menepuk-nepuk pelan punggung kecil Ash agar bayi kecil nya bisa tertidur dengan nyaman.

"Haruskah aku tidur disini saja" gumam Kaiden pelan, sesekali ia mencium rambut si bayi yang berbau vanila.

Akhirnya Kaiden membawa si kecil ke kamar nya, iya kamar nya bukan kamar si bayi karena kamar si bayi hanya di sediakan ranjang kuhsus bayi.

Kaiden menidurkan bayi kecilnya dengan lembut, meletakkan nya dengan hati-hati agar Ash tak terbangun. Tak lupa menyelimuti nya hanya sebatas perut karena jika sebatas dada Ash akan tenggelan didalam selimutnya.

Kaiden harus membersihkan diri nya terlebih dahulu baru ia ikut berbaring di sebelah si bayi.

_______________________

Jam 05.10 WIB.

Ash bangun lebih dulu, meregangkan tangan kecilnya lalu menoleh ke samping dimana Abang nya Kaiden masih tertidur pulas, ia mengedarkan pandangannya melihat kamar Kaiden yang masih gelap dengan mulut kecil nya yang aktif menghisap pacifier nya.

Ash mengangkat tangan kecilnya, memainkannya di udara sambil menunggu Kaiden bangun. Namun ia yang mulai bosan kini merenggut kesal karena Kaiden yang tak kunjung membuka matanya.

Ash bangun dan merangkak menduduki perut Kaiden yang tidak memakai baju.

Krakk

"Ssshhh.." Kaiden meringis pelan saat merasakan ada sesuatu yang mengigit nipple nya, saat ia membuka matanya ia melihat Ash yang sudah mengigit nipple kanan nya tak lupa dengan kedua tangan yang meremat perut nya kuat.

"Abwang bnguwan" ucap Ash yang tidak jelas karena dia berbicara dengan mulut yang masih menghisap nipple nya.

"Sshh bayi.." geram Kaiden saat merasakan chocochip nya mau putus karena Ash yang mengigit nya kuat dan menarik nya.

Kaiden segera bangun dengan memangku Ash yang menunjukkan wajah polos nya, tak lupa cengiran nya yang membuat siapapun jelas tak akan bisa marah.

"Sakit sekali" gumam Kaiden pelan yang menunduk melihat dada nya sudah basah dengan air liur milik Ash.



Asher ( COMPLETED ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang