Seorang pria berusia awal 50 tahunan tengah membicarakan hal penting dengan orang suruhan nya, pembunuh bayaran tingkat tinggi, ia rela mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk menyewa jasa nya agar mau melakukan misi darinya.
"Aku ingin kau membunuh anak ini" ia memberikan sebuah foto dimana ada seorang anak kecil yang tengah duduk bersama seseorang sambil tersenyum lebar.
"Salah satu ?"
"Dua-dua nya"
Pembunuh bayaran itu dipanggil X karena setiap ia membunuh para korban nya, tanda X akan terpampang jelas di dahi para korban nya.
"Berapa" tanya X
"100 juta"
"150"
"Oke"
Pria tua itu tersenyum senang, balas dendam nya akan segera terkabul, ia tak sabar melihat musuh nya menangis meraung melihat mayat anak nya tergeletak begitu saja.
Nyawa di balas nyawa.
Sementara itu di rumah sakit, Ash akan melakukan operasi setelah keadaan nya membaik karena semalam Ash demam tinggi jadi para dokter tidak bisa melakukan operasi nya.
Ash ada di pangkuan Rama tengah memakan bubur nya di suapi oleh Rama, dengan senang hati ia menerima suapan demi suapan dari Rama, tangan nya juga tak tinggal diam, sesekali ia mengambil sayur atau lauk nya dan menyuapi Rama.
"Ummm, sudah" Ash mendorong tangan Rama menjauh lalu ia menutup mulut nya sendiri.
"Ini" River memberikan Rama air putih yang sudah ada sedotan nya, dengan pelan Ash meminum nya, ia takut akan tumpah lagi.
Setelah kenyang dan perut nya yang membesar, Ash memeluk Rama erat, meringkuk dalam pangkuan Rama menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Rama yang memerah karena kekenyangan.
Lucu sekali, setiap Ash kekenyangan wajah nya pasti akan memerah.
Tut~
Lalu suara kentut Ash terdengar membuat gelak tawa terdengar di ruangan Ash, Ash menoleh menatap mereka bingung, kenapa mereka tertawa ?
"Tuan kecil mau tidur ?" Ash mengangguk, Kaiden ingin menidurkan Ash namun Ash menggeleng dan menatap Rama dengan tatapan berharap nya.
Rama mengangguk mengerti, ia segera menggendong Ash dengan nyaman dan mulai menepuk pelan punggung kecil Ash, tak lupa ia juga berjalan kesana kemari agar Ash semakin nyaman, niatnya sih mau di belikan gendongan untuk bayi tapi Ash berontak, merasa tak nyaman dan sempit, tidak ada ruang untuk bergerak jadi ayunan untuk bayi yang Lucas beli terlempar begitu saja.
"Semuanya sudah siap tuan Archer, operasi akan di lakukan 5 jam lagi" ucap Ben memberitahu saat dokter datang.
"Hmm, kerahkan semua anak buah mu untuk berjaga di sekitar nya" ucap Archer, tatapan nya datar, aura nya gelap, ia seolah merasakan akan terjadi sesuatu yang buruk.
"Baik tuan"
Setelahnya keheningan menyelimuti mereka, hanya terdengar suara detik jam dinding saja, Ash juga belum memejamkan matanya.
Dengan posisi gendong yang menyamping, sedari tadi Ash hanya memperhatikan wajah Rama dari bawah, wajah tampan Rama benar-benar membuatnya terpana.
Rama menunduk karena merasa di perhatikan, saat Rama menunduk Ash tersenyum lebar bahkan tertawa, tangan nya terulur untuk menyentuh wajah Rama dan ia kembali tertawa.
Archer, Lucas dan Kaiden yang memperhatikan sedari tadi memilih diam membiarkan ayah dan anak itu menghabiskan waktu.
Ash kembali meringkuk di dalam gendongan Rama, dan mulai perlahan memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asher ( COMPLETED ) ✔️
Teen FictionJust brothership not bl/gay Asher adalah bocah 3 tahun yang di buang oleh para biarawati dari panti asuhan nya karena ia yang sering sakit-sakitan membuat biaya habis terbuang untuk pengobatan nya. Alhasil para biarawati memutuskan untuk meninggalka...