Sorenya, Archer benar-benar mengabulkan permintaan si kecil yang ingin piknik di halaman depan, bedanya ia memiliki piknik di halaman belakang, menggelar tikar, berbagai macam cemilan, buah-buahan yang sudah di potong, dan beberapa mainan kecil milik Ash juga ikut di bawa piknik.
Archer sedari tadi hanya memperhatikan Ash bermain bola bersama Ben dan Haru, sementara ia dan Kaiden hanya memperhatikan saja.
Lagipula Archer sudah tua, pinggang nya bisa retak jika di suruh lari mengejar bola.
Tugas Kaiden adalah mengembalikan moment si kecil, dari yang foto, Vidio, bahkan mau di buat kaset juga.
Tawa indah Ash mengalun bak sebuah melodi di sore hari, itu cukup membuat Archer dan Kaiden tenang dan nyaman.
Tenang, Kaiden juga mengirimkan Vidio si kecil untuk Rama yang sedang berada di luar negeri, ingat kan Rama masih dalam masa hukuman nya untuk tidak bertemu dengan si kecil selama 1 tahun.
"Huaaaaa !!!" Tangisan kejer Ash terdengar menggelegar membuat Archer dan Kaiden langsung menghampiri Ash yang terduduk lesehan sambil menangis keras.
"Bayi ! Kenapa ?!" Tanya Archer panik yang langsung mengambil Ash untuk di gendong.
"Huhuhu~ kaki Ash huaaaaa !" Tangis Ash sambil menunjuk kaki nya yang memerah seperti di gigit sesuatu.
Archer menunduk dan melihat barisan semut merah di bawah sana lalu mengangguk mengerti.
"Sudah, sudah tidak apa" ucap Archer mengelus kaki kecil Ash yang sudah memerah karena di gigit semut merah.
Tapi Ash kesakitan, jadi ia terus menangis dan menangis, apalagi kakinya nampak tak nyaman panas, ia menggerakkan kakinya brutal menghalau rasa panas nya berharap panas itu pergi dari kakinya.
Karena Ash memang bermain bola dengan sendal bukan sepatu, awalnya di pakaikan sepatu namun Ash merasa tak nyaman jadi ia memakai sendal.
Sebenarnya Ben dan Haru cukup bernafas lega dan mengucap syukur dalam hati, gila memang.
Bukan apa, masalahnya adalah bola yang mereka mainkan adalah bola plastik berduri, bukan bola kaki. Tau sendiri kan kalau bola itu di luar ruangan, kena angin pasti terbang. Jadi sedari tadi mereka mengejar bola plastik itu bukan menendang bola nya.
Kaiden yang melihat bayi kecil nya tak kunjung berhenti menangis pun langsung ia ambil dari Archer. Ia timang kesana kemari sambil terus mengelus punggung kaki si kecil yang memerah dengan bentol besar nya.
"Sudah, tidak apa. Kamu mau susu ?" Ash mengangguk walaupun tangis nya masih terdengar.
Jadi sambil sesenggukan ia tetap menyesap susu nya, mata, hidung, pipi, semuanya memerah. Matanya nya masih berkaca-kaca menatap Kaiden dari bawah karena posisi gendong yang menyamping.
Ash kembali ingin menangis, terlihat bibir kecil nya yang melengkung kebawah namun secepat mungkin Kaiden mengipasi Ash sambil terus bergumam sesuatu membuat Ash kembali tenang.
Ia perlahan juga mulai menutup matanya walaupun sesekali juga terbuka, dan setiap matanya terbuka maka bibir kecilnya kembali melengkung siap menangis, namun secepat itu pula ia tak jadi menangis, hingga matanya tertutup sempurna dan Ash tertidur pulas.
"Basmi semut nya jangan sampai mereka mengigit bayi kecil ku lagi" perintah Archer pada Ben dan Haru.
Keduanya saling berpandangan sesaat lalu mengangguk mengerti.
"Hah~ bayi ku yang malang" gumam Archer menatap Ash yang tertidur pulas.
Kaiden hanya terkekeh melihat wajah memelas Daddy nya, ia memilih untuk membawa Ash masuk, karena Ash sudah tidur dan belum mandi jadi ia akan mengelap tubuh Ash dengan kain basah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asher ( COMPLETED ) ✔️
Teen FictionJust brothership not bl/gay Asher adalah bocah 3 tahun yang di buang oleh para biarawati dari panti asuhan nya karena ia yang sering sakit-sakitan membuat biaya habis terbuang untuk pengobatan nya. Alhasil para biarawati memutuskan untuk meninggalka...