17

74.3K 6.5K 105
                                    

Ash menangis di gendongan Kaiden, setelah kericuhan yang di buat oleh Arun kini semuanya kacau, terlebih Risa pingsan karena kehabisan darah dan tak sanggup menahan sakit karena gigitan maut dari Arun.

Kaiden memilih membawa Ash untuk pulang, namun sebelum itu ia ingin membuat suasana adik nya baik dulu, jadi ia berhenti di sebuah taman bermain kanak-kanak.

Kaiden duduk di salah satu bangku taman yang kosong, dengan Ash yang ada di pangkuan nya duduk menghadap dirinya, sebenarnya Kaiden melamun memikirkan perkataan Rey tentang kondisi Ash, tanpa sadar ia ingin bersikap egois, ia ingin melakukan apapun agar adik nya ini tetap hidup bagaimanapun caranya.

Tapi bisakah...

Kaiden menunduk melihat Ash yang tengah memperhatikan anak-anak seusia nya tengah bermain dengan permainan yang di sediakan oleh pemerintah untuk masyarakat nya.

"Ash mau main ?" Tanya Kaiden.

Ash menggeleng pelan, ia menyembunyikan wajahnya di dada Kaiden, tatapan nya sayu dan ini sudah masuk jam tidur bayi nya, tapi Ben tak mempersiapkan perlengkapan si bayi karena mengira mereka akan sebentar dan segera pulang, tak tau jika semua di luar dugaan.

Ash terisak karena ia merasa mengantuk, ingin tidur tapi tak bisa tidur, Ash tak akan bisa tidur tanpa meminum susu nya, mau di timang bagaimanapun tetap saja Ash tak akan bisa menutup matanya.

Tapi tak ada salah nya mencoba, Kaiden berjalan kesana kemari dengan Ash yang sudah di gendong dengan posisi menyamping, tangisan Ash mulai terdengar karena ia tak bisa tidur.

Kaiden terus menimang bayi Ash, tangisan Ash membuat mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung taman, namun apa perduli nya ? Yang ada di pikiran nya saat ini Kaiden harus bisa menidurkan Ash sebelum pulang.

"Ssuuttt anak pintar..." Gumaman Kaiden dengan suara lembut nya tak membuat Ash menghentikan tangisan nya.

Kaiden mengelus dada Ash dengan lembut dan itu membuat Ash meredakan tangisan nya.

Kini ia terdiam dengan sesekali sesenggukan, menatap Kaiden dari bawah, Ash menghisap ibu jari nya sambil menatap Kaiden lekat.

"Ash anak baik kan, jangan menangis ya" ucap Kaiden berbicara dengan Ash. Ini persis seperti seorang ibu yang tengah mengajak anak balita nya berbicara, membuat orang-orang yang sedari tadi fokus kini memekik gemas akan sikap Kaiden yang keibuan.

"Tuan saya membeli susu nya" Ben datang dengan sebotol susu di genggaman nya.

Tadi saat Kaiden sibuk menenangkan Ash, Ben dengan inisiatif nya pergi ke minimarket terdekat untuk membelikan botol susu beserta susu nya.

Kaiden menerima botol dan segera memasukan nya kedalam mulut kecil Ash, Ash yang mendapatkan asupan nya juga langsung menghisap silikon dot itu dengan cepat.

Kaiden tersenyum tipis, bukankah ia sudah cocok menjadi orang tua ?

"Bang ?" Kaiden menoleh melihat si kembar bersama teman-teman nya yang masih memakai seragam sekolah.

"Baru pulang ?" Tanya Kaiden tanpa menoleh karena tatapan nya terus mengarah pada Ash yang juga menatap nya dengan tatapan sayu nya.

"Iya bang, gimana bayi nya bang ?" Tanya River yang duduk di sebelah Kaiden di atas kepala Ash.

"Nanti saja di rumah" balas Kaiden.

"Bayi nya gendut banget Der" ucap Mahesa menatap Ash dengan pandangan berbinar.

Tangan Mahesa terulur ingin menyentuh Ash namun geraman marah dari sesuatu di bawah membuat Mahesa menunduk dan langsung melompat kaget.

Arun di bawah kaki Kaiden menggeram marah saat ia merasa jika Mahesa ingin menganggu bayi nya tidur.

Asher ( COMPLETED ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang