46

50.4K 4.9K 190
                                    

Hari-hari berlalu, Ash benar-benar menghabiskan waktunya bersama Rama, bermain, tidur, makan, bahkan mandi pun ia hanya ingin Rama yang melakukan nya, Kaiden dan si kembar hanya bisa pasrah menuruti kemauan si kecil karena kalah tidak Ash pasti akan menangis, merasa jika ia di jauhkan dari Rama.

Hari ini adalah hari kepulangan Archer dan si sulung, Ash yang di beritahu oleh Rama begitu antusias menunggu Archer pulang. Ia sudah sangat merindukan Daddy nya ngomong-ngomong.

"Ash senang ?" Ash yang sedang memakan bolu di tangan nya mengangguk antusias saat Rama bertanya.

"Seberapa senang nya ?"

"Sangat sangat sangat senang !!" Seru Ash lantang membuat Rama terkekeh gemas.

"Oh Rama, dimana Ben ?" Kaiden datang dan langsung duduk di sebelah Ash.

"Mungkin di halaman belakang tuan, sedang memadikan Jasper, Arun dan Ryu" balas Rama.

"Fuck yu Ben !" Seru Ash senang tak lupa tangan yang mengepal ke atas.

Brukk.

Rama dan Kaiden menoleh melihat Archer yang datang bersama Lucas, pun barang belanjaan atau lebih tepatnya hadiah untuk si kecil jatuh saat Archer shock mendengar si kecil mengumpat.

"Haha, siapa yang mengumpat tadi" sudah sangat jelas, kalimat Asher ini adalah melodi kematian.

Rama hanya bisa berdoa semoga rekan nya selamat dari tuan iblis nya ini.

"Bayi, siapa yang mengajari mu mengumpat hmm" tanya Archer pada Ash namun tatapan nya begitu tajam dan dingin menatap Rama membuat Rama meneguk Saliva nya dengan kasar.

"Hm ? Mengumpat itu apa ?" Tanya Ash polos, ia merentangkan tangan nya meminta di gendong, tak perduli jika tangannya kotor akibat bolu yang sudah ia remas-remas tadi.

"Siapa yang mengajari Ash mengatakan fuck you" tanya Archer lagi dengan nada lembut nya, tapi semakin Archer berbicara lembut maka alarm bahaya semakin terdnegar nyaring.

"Eung ? Ayah bilang fuck yu Ben, terus Ash bilang fuck yu Ben, Ben bilang itu lebih baik" balas Ash dengan senang.

Rama lansung pucat di tempat nya begitupun dengan Ben yang baru masuk tapi sudah mendengar ucapan Ash.

"A-ahaha.. haha.. sa-saya.." Ben langsung tergagap saat Archer, Lucas dan Kaiden menatap nya dengan tatapan tajam nya, begitupun dengan Rama yang sudah panas dingin.

"Nah, kita akan bertemu di tempat biasa ya, Rama, Ben" ucap Lucas tenang dan berlalu dari sana tak lupa dengan bibir yang menyeringai mengerikan.

"Tu-tuan muda ! Tunggu-"

"Awas saja jika kalian melarikan diri" ucap Kaiden momotong ucapan Rama.

Setelahnya Kaiden dan Archer pergi membawa Ash yang berada di gendongan Archer, sementara Rama dan Ben sudah jatuh terduduk saking panik nya.

"Rama, bagaimana ini.. aku belum mau mati, aku masih harus menjadi juragan tanah" ucap Ben frustasi, Rama memutar matanya malas, masih sempat-sempat nya berpikir gila.

"Ben, bisakah sehari saja kau normal ?" Tanya Rama jengah, Ben terdiam sesaat lalu ia mendekati Rama dengan wajah tengil nya membuat Rama mengernyit bingung.

"Ap- ada apa dengan mu" ucap Rama panik saat Ben semakin mendekati nya.

"Rama, jika kau terus berbicara aneh padaku, aku akan jatuh cinta loh dengan mu-"

Bughh.

Ben meringis pelan saat Rama melayangkan pukulan nya tepat mengenai rahang tegas Ben.

"Kenapa memukul ku !" Ucap Ben kesal.

"Ben, kau benar-benar tidak normal" setelahnya Rama segera pergi dari sana sementara Ben hanya menatap kepergian Rama dengan kesal, sakit sekali pukulan nya.

"Anda terlalu terbuka tuan Ben" Ben menoleh melihat Haru yang datang dengan membawa box mainan Ash.

"Kenapa ? Kau juga ingin ku godai ?"

"Maaf tapi anda bukan type saya sama sekali, lagipula saya juga memiliki apa yang anda punya" balas Haru datar dan pergi dari hadapan Ben.

Ben berdecak kesal, jadi ia memilih memakan bolo bekas Ash saja, mumpung tidak ada yang melihat nya, apalagi nanti ia akan berurusan dengan si pencabut nyawa keturunan Kendrix jadi ia membutuhkan tenaga.

"Kamu mau ?" Archer menawarkan buah jeruk untuk si kecil, dan Ash juga langsung menerimanya dengan senang hati.

"Sebentar lagi kamu ulang tahun, kamu ingin hadiah apa" tanya Archer memangku Ash.

"Ash ingin smurf !" Seru Ash senang.

"Boneka smurf mu sudah banyak, sangat banyak malahan"

"Eung ? Tapi Ash ingin smurf" Archer tak bisa untuk tidak menuruti kemauan si kecil, jadi ia mengangguk saja.

"Biar Daddy potongi kuku mu dulu" Ash mengangguk mengerti dan membiarkan Archer memotongi kuku si kecil. Cukup kesulitan karena Ash bergerak heboh kesana kemari.

"Akhhhh Daddy !!!" Pekik Ash lantang saat Archer memotong kuku Ash terlalu pendek membuat daging kuku nya juga ikut terpotong.

"Huhu~ tangan Ash~" rengek Ash menunjukan Jari telunjuk nya dimana kuku nya di potong terlalu pendek.

"Iya, iya maafkan Daddy, Daddy potong yang lain ya" Ash langsung menggeleng brutal dan menyembunyikan tangannya di belakang tubuhnya, air matanya sudah jatuh menetes karena Ash menangis.

"Huwaaaaa ! Abang !!" Pekik Ash keras saat melihat Lucas turun dengan pakaian santai nya, Lucas mengernyit bingung dan menghampiri Ash, ia juga langsung mengambil Ash dari Archer.

"Ada apa hmm ? Kenapa menangis" tanya Lucas menghapus sisa-sisa air mata si kecil.

Lalu Ash menunjukkan jari telunjuk nya dimana kuku nya yang di potong oleh Archer terlalu pendek, tak lupa bibir yang melengkung sedih dan mata yang berbinar karena air mata nya yang tergenang.

"Sudah, sudah tidak apa, Abang yang potong bagaimana ?" Ucap Lucas namun Ash menggeleng dan menyembunyikan tangannya.

"Dad seharusnya jika ingin memotong kuku bayi, tunggu bayi nya tidur, dan gunakan gunting kuku khusus bayi, bukan milik orang dewasa" cerocos Lucas menatap Archer malas.

Archer itu goblok nya meningkat pesat jika bersama si kecil. Tolong beritahu bagaimana caranya membuat otak Archer bekerja seperti dulu.

"Daddy tidak tau" balas Archer santai, ia malah sibuk memotong kuku nya sendiri dengan santai.

"Pergi cari les cara mengurus bayi usia 3 tahun" gerutu Lucas membuat Archer terdiam.

"Haruskah ?" Tanya Archer bodoh.

"Hmm"

"Nanti ku pikirkan"

"Kita bermain bersama Arun saja oke" Ash mengangguk lesu, ia menatap Archer sekilas namun langsung menangis kejer saat di matanya Archer adalah nenek sihir jahat yang ada di buku dongeng nya.

"Hei ! Kau menyakiti hati ku jika menangis setelah melihat wajah ku !" Seru Archer tak terima.

Lucas langsung tergelak melihat bagaimana Archer yang begitu kesal, sementara Ash masih terus menangis dalam gendongan si sulung.

"Seberapa seram nya muka ku ini, tampan begini kok malah nangis" gerutu Archer yang kembali sibuk memotongi kuku kaki nya dengan sangat fokus.











________________

Typo tolong di tandai ya~

Asher ( COMPLETED ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang