35

57.7K 5.5K 213
                                    

Ash rewel, ia mengeluh sakit di sekujur tubuh nya, ia hanya bisa menangis dan menangis, tidak mau makan, tidak mau minum susu, di ajak keluar juga tidak mau, ia hanya ingin di gendong dengan di elus punggung kecil nya, jadi sedari dua jam yang lalu Ash berada di gendongan Kaiden karena memang hanya Kaiden gendongan ternyaman menurut Ash.

Kaiden sudah kesana kemari menggendong Ash, bahkan melakukan sebelah hal seperti memakan buah, meracik susu si kecil, atau bahkan ke kamar mandi untuk mencuci wajah nya.

Ini hari kedua Ash di rumah sakit, dan hanya ada dirinya, si kembar sekolah, Archer di kantor, lalu Lucas yang pergi bersama Rama karena katanya Rama mendapatkan jantung yang cocok untuk Ash, yah semoga saja.

"Bayi mau susu ?" Ash menggeleng lemah, Kaiden menghela nafasnya lelah, ia sudah membujuk segala hal namun tetap penolakan yang ia terima.

"Daddy ?" Cicit Ash.

"Ash mau Daddy ?" Ash mengangguk pelan.

"Oke, Abang telfon sebentar ya" Ash kembali mengangguk, maka segera ia menelfon Archer tak perduli Archer ada klien atau sedang apa yang penting ia mau Archer ada disini atas keinginan si kecil, berharap Archer bisa membujuk Ash untuk makan atau setidaknya minum susu sebotol saja.

Bagaimanapun Kaiden khawatir karena Ash belum memakan apapun sejak bangun tidur 4 jam yang lalu, padahal jika sudah bangun Ash wajib minum susu sebelum sarapan.

"Dimana pak tua ini" gumam Kaiden kesal, di telfon 3x tak ada jawaban, maka ia memilih untuk menelfon Ben.

"Ya tuan muda ?"

"Dimana Daddy"

"Ah, tuan besar sedang ada klien dari-"

"Aku tak perduli, katakan padanya untuk datang kesini sekarang juga atau ia akan di larang untuk bertemu bayi selama 1 tahun" ancam Kaiden.

"Baik tuan muda"

Klik.

"Nah bayi, kamu tunggu sebentar ya, Daddy sedang dalam perjalanan" Ash tak menjawab nya, ia sibuk memainkan kancing kemeja milik Kaiden yang lebih menarik di penglihatan nya.

Ceklek.

"Bayi ?" Keduanya menoleh, ternyata Askar dan mama nya datang berkunjung.

"Halo" Askar membungkuk singkat menyapa Kaiden, sopan santun yang di ajarkan keduanya orang tua nya.

"Bayi kamu sudah bangun ?" Askar begitu antusias menghampiri Ash, namun Ash tak begitu merespon Askar, ia terlalu lemah di gendongan Kaiden jadi ia hanya bisa menatap Askar dengan pandangan sayu nya.

"Maaf menganggu, Askar terus mengatakan jika ia ingin mengunjungi bayi nya" ucap mama Askar tak enak.

"Tak apa nyonya, tapi hari ini Ash sedang rewel jadi dia mungkin tidak bisa bermain dengan Askar" ucap Kaiden.

"Askar dengar kan sayang, adek bayi nya sedang rewel jadi Askar tidak bisa bermain dulu dengan adek bayi nya" ucap mama Askar berharap anaknya bisa mengerti.

Askar terdiam, memperhatikan bayi kecil itu dengan lekat lalu mengangguk mengerti.

"Tak apa mama, Askar mau disini saja temenin adek bayi" balas Askar sambil tersenyum lebar.

"Yasudah, tapi jangan merepotkan Abang nya ya dan jangan terlalu aktif, kasian adek bayi nya" Askar mengangguk antusias membuat mama nya tersenyum, ia mengecek dulu air infus nya agar nanti bisa memberitahu pada suster jika air infus Askar sudah habis.

"Sini duduk" ucap Kaiden menepuk tempat di sebelah nya, maka segera Askar menghampiri Kaiden dan duduk di sebelah nya.

Ia menggenggam dengan lembut tangan mungil Ash yang pas di tangan nya, dan ia tersenyum senang melihat tangan Ash ada di genggaman nya. Kaiden yang memperhatikan hanya bisa tersenyum tipis, tangan nya sedari tadi tak bisa untuk berhenti mengelus punggung kecil Ash.

Asher ( COMPLETED ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang