11. Hati Sekeras Batu

1.2K 143 30
                                    

Update spesial merayakan SUNSET SKY menduduki peringkat 3 kategori #kookie 🎉🥳🎊
Pencapaian tercepat dalam sejarah cerita aku untuk bisa ada di Top 3 kategori ini hanya dengan 10 chapter yang terpublish!

(CRAYON aja butuh belasan chapter buat bisa ada di Top 3 kategori ini)

Terimakasih banyak para pembaca setia SUNSET SKY. Ini semua berkat dukungan kalian.

Love you all💜

.

.

Beberapa saat sebelumnya...
Pulau Jeju

Seokjin baru saja sampai di apartemen yang sudah menemani 5 tahun kehidupannya di Jeju. Apartemen minimalis yang disediakan khusus oleh kantornya selama dirinya terikat kontrak kerja disana.

Badannya terasa lebih pegal daripada biasanya karena pekerjaan hari ini benar-benar menguras tenaga dan emosi. Tumpukan data yang harus dianalisa dengan seksama dan harus selesai diverifikasi atasan hari itu juga membuat Seokjin bahkan tak ingat apa yang tadi ia makan saat istirahat siang.

Selain itu suasana hatinya juga sedang buruk. Seokjin tak habis pikir bagaimana bisa atasannya memberitahukan satu hal yang sangat serius secara mendadak sesaat ketika ia hendak pulang.

Atasannya mengatakan bahwa tim direksi kantor pusat di Seoul membutuhkan Seokjin untuk kembali bekerja disana dan mereka menginginkan pria itu siap bekerja dalam 1 minggu kedepan.

Ini gila, pikir Seokjin.

Benar-benar gila!

1 minggu?

Dia hanya diberi waktu 1 minggu untuk mempersiapkan kepindahannya. Itu artinya ia harus segera mencari tempat tinggal, mengurus pindahan barang-barang, mengurus dokumen ataupun surat-surat yang dibutuhkan.

Seokjin sebenarnya tak ingin pergi dari Jeju. Ia sudah sangat nyaman dengan kehidupan disini dan tak pernah ingin kembali ke Seoul.

Kota yang menurutnya penuh dengan kenangan pahit.

Dengan kesal, Pria tampan itu melempar begitu saja tas kerjanya di sofa lalu melangkah ke dapur untuk mengambil air putih dingin dari dalam kulkas.

Setelah menghabiskan satu gelas penuh air dingin, tangannya merogoh saku celana, mengambil ponsel lalu menghubungi Namjoon, adiknya.

Hanya Namjoon yang terlintas di otaknya sebagai satu-satunya orang yang bisa membantunya. Selain itu di jam-jam seperti ini biasanya adiknya itu sudah bersantai di kafe dekat kantornya untuk ngopi di sore hari sebelum pulang kerumah.

Seokjin sudah menunggu hingga beberapa kali nada sambung namun Namjoon tak kunjung menjawab. Sempat ia menduga apakah adiknya itu sedang lembur ataukah sedang dalam perjalanan pulang kerumah.

Akhirnya Seokjin berpikir untuk mengakhiri saja panggilan itu dan mengirim pesan teks ke adiknya.

Baru saja ia hendak menekan tombol off, tiba-tiba Namjoon menjawab panggilannya.

Namun betapa terkejutnya Seokjin ketika penglihatannya mendapati bahwa wajah yang terpampang di layar panggilan video itu bukanlah wajah Namjoon.

Jantung Seokjin seolah meloncat keluar lalu jatuh ketanah ketika ia melihat seseorang yang terakhir kali ia tahu masih bayi namun sekarang sudah tumbuh menjadi seorang bocah dengan wajah yang tampan.

Wajah tampan yang mirip dirinya. Dengan garis rahang yang tegas, bentuk kepala dan jenis rambut yang lurus dan halus, sama seperti dirinya. Hanya saja matanya yang bulat itu yang anak itu warisi dari Bundanya.

SUNSET SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang