Halo...
Aku update sedikit lebih cepat nih😌
Hey, adakah yang notice SUNSET SKY hadir dalam cover baru?
Oke, selamat menyimak kelanjutan ceritanya.
Enjoy~~
.
.
.
"M-mau ngapain Kak Seokjin kesini?"
Mata bulat Jungkook menatap Seokjin dengan sinis sementara mulut kecilnya tampak cemberut.
Apa Jungkook sedang marah kepadanya? Pikir Seokjin. Tapi kenapa?
"Emang Kakak ga boleh kesini? Terus itu kenapa sepet banget mukanya?" tanya Seokjin.
"Adek marah sama Kakak!" tegas Jungkook.
"Hah? Marah sama Kakak?" tanya Seokjin dengan raut tak paham.
"Eumm!"
"Emang Kakak salah apa?"
Masih menatap Seokjin dengan tatapan sinisnya, Jungkook melipat kedua tangannya di dada. "Waktu di rumah sakit, Kakak tinggalin adek kan. Adek udah teriak-teriak panggil Kakak sambil nangis tapi Kakak gak mau dengerin!"
"A-apa?" Gumam Seokjin lirih, terperangah tak percaya.
Ternyata itu alasan Jungkook marah. Anak kecil berwajah polos ini ternyata memendam kekesalan terhadapnya karena peristiwa yang terjadi sekitar 12 hari yang lalu.
"Dek, i-itu kan udah lama kejadiannya. Udah hampir 2 minggu, Kakak aja udah lupa lho"
"Tapi adek gak lupa. Kenapa Kakak langsung pergi dan ga mau dengerin adek?"
"Y-ya, A-ada sesuatu lah. Kakak harus pulang cepet waktu itu..." jawab Seokjin sambil mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Bingung harus memberikan jawaban seperti apa.
"Alesan doang kan?"
"Eh siapa bilang alesan. Beneran kok..." jawab Seokjin canggung, tak percaya kalau dia baru saja kena skakmat bocah bermata bulat itu.
"Adek gak suka ditinggalin gitu aja! Tenggorokan adek sampai sakit manggil Kakak tau gak?"
"Lah, siapa suruh nangis kejer? Sakitlah tenggorokannya"
Mendengar jawaban Seokjin yang bukannya menyesal tapi malah seperti mencemooh membuat Jungkook semakin sakit hati. Sesaat kemudian muncul genangan bening di mata bulatnya yang indah.
"Duh.., Kakak salah ngomong ya? Y-ya udah maaf, maaf. Kakak gak maksud" ucap Seokjin yang langsung sadar dan merasa bersalah.
Jungkook tetap diam dan terus menatap Seokjin dengan mata berkaca-kaca membuat Seokjin semakin merasa iba.
"Nanti Kakak jelasin alasannya, tapi gak disini. Kita pulang dulu yok" ajak Seokjin, meraih pelan tangan Jungkook.
Tap!
Dengan cepat, Jungkook menepis tangan Seokjin. "Gak mau! Adek gak mau pulang sama Kakak! Adek ga boleh pulang selain sama Kak Yoongi. Adek mau pulang sama Kak Yoongii! hiiks...."
Pecahlah tangis Jungkook. Kekecewaan yang selama ini tertahan, akhirnya meluap juga.
Seokjin tahu, penolakan Jungkook semata karena anak itu sedang meluapkan kekesalaannya, bukan karena tidak mau pulang bersamanya.
Seokjin menarik tubuh kecil Jungkook dan mendekapnya.
"Maaf, Maafin Kakak. Kakak salah" ucap Seokjin sambil memberikan usapan lembut di punggung kecil yang berguncang karena isakan tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET SKY
أدب الهواةMemiliki tiga kakak dengan rentang usia yang cukup jauh menjadi berkah tersendiri untuk hidup Kookie terutama jika itu menyangkut Kakak kedua dan Kakak ketiganya kecuali Kakak sulungnya yang bahkan tak pernah menatapnya.