Setibanya di dalam kamar, Seokjin berbaring dan merapatkan selimutnya lalu memejamkan mata.
Dia masih tidak habis pikir, bagaimana bisa dia tersenyum sambil saling menatap dengan si jabang bayi bermata bulat yang saat itu juga sedang tersenyum kearahnya!
Kenapa bayi itu sangat murah senyum?
Kenapa Seokjin begitu mudah jatuh dalam pesona mata bulatnya?
Dimana akal sehatnya?
Bagaimana kalau sampai ada yang melihat?
Mata yang tadinya sudah terpejam, seketika kembali terbuka manakala Seokjin terusik akan satu pertanyaan terakhir.
"T-tadi gak ada orang kan? Ibunya anak itu tadi gak ada kan? Gak ada yang ngelihat gue lagi senyum kan? Iiish dasar bayi sialan!!" umpat Seokjin sambil mengacak rambutnya karena merasa makin frustasi.
Sesaat kemudian Seokjin beranjak ke kamar mandi. Ia ingat pagi itu dirinya belum mandi. Mungkin saja jika badannya terguyur segarnya air hangat maka akal sehatnya bisa kembali lagi, pikirnya.
****
Istirahat total sejauh ini sudah Seokjin jalani selama 4 hari. Selama itu juga laki-laki tampan itu hanya berada di dalam kamar, tidur, makan, minum obat dan chatting bersama teman-teman.
Beberapa teman kantornya termasuk Ken, tetangga apartemen Yoongi juga datang menjenguk membuat kerinduan Seokjin untuk segera kembali bekerja semakin menjadi.
Sementara Yoongi selalu datang menjenguk setiap hari sepulang bekerja membuat Seokjin merasa sangat diperhatikan oleh sahabat dekatnya itu.
Ah, satu lagi. Selama 4 hari itu juga, Seokjin tidak pernah lagi mengembalikan peralatan makan ke dapur. Alasannya tentu saja karena takut kalau-kalau akan melihat bayi itu lagi.
Bayi Jungkook.
Bayi laki-laki lucu pemilik mata bulat yang cantik itu yang binarnya mampu membuat hati Seokjin gundah.
Bagaimana kalau ia bertemu lagi dengan si kecil Jungkook dimeja makan lalu dia lagi-lagi saling bertukar tatap sambil tersenyum seperti 4 hari yang lalu?
Hah! Itu sangat tidak lucu! Batin Seokjin.
Jadi selama 4 hari itu, Seokjin membiarkan semua peralatan makan kotor menumpuk di dalam kamar sampai Namjoon atau Taehyung yang membereskannya setelah makan malam.
Saat makan siang pun, ketika Bunda Youngji datang mengantar buburnya ke dalam kamar, Seokjin akan berpura-pura tidur, supaya kalau-kalau Bunda membawa Kookie dalam gendongannya, dia tak perlu melihatnya.
Tepat dihari kelima, tibalah waktunya bagi Seokjin untuk cek up ke rumah sakit.
Pagi-pagi sekali Namjoon sudah membangunkannya dan memintanya untuk bersiap. adiknya itu sudah membuat janji dengan dokter di jadwal pagi karena menjelang siang Namjoon harus pergi ke kampus.
"Jangan lupa setelah mandi sarapan dulu sama minum obat ya Ka" ujar Namjoon sambil menaruh bubur di nakas.
"Iya, bawel banget..." jawab Seokjin datar dengan mata setengah tertutup sambil berjalan gontai menuju kamar mandi.
"Tuh kan, adeknya susah-susah ngerawat malah dikatain bawel, bukannya bilang makasih, i love you Namjoon, gitu kek"
"I love you Namjoon..." jawab Seokjin masih dengan nada datar sambil menutup pintu kamar mandi sementara Namjoon hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.
Beberapa saat setelah beres mandi dan bersiap, Seokjin menikmati sarapannya sebelum kemudian terdengar suara berisik langkah orang sambil bercakap-cakap.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET SKY
FanfictionMemiliki tiga kakak dengan rentang usia yang cukup jauh menjadi berkah tersendiri untuk hidup Kookie terutama jika itu menyangkut Kakak kedua dan Kakak ketiganya kecuali Kakak sulungnya yang bahkan tak pernah menatapnya.