Dengan cepat Youngji mematikan kompor lalu melangkahkan kaki menuju kamar Seokjin dan disana wanita bermata bulat itu melihat putra semata wayangnya sedang tidur meringkuk dengan keringat dingin mengucur di dahinya.
Diletakkannya punggung telapaknya keatas kening si hungsu dan Youngji melihat sendiri bahwa demam Jungkook memang cukup tinggi seperti yang dikatakan Seokjin.
"Kak, Bunda bawa adek ke rumah sakit dulu ya. Kebiasaan dia kalo udah demam tinggi, ga bakalan mau bangun dari tidurnya"
"Hah?" Seokjin terperangah.
"Iya, Kookie memang selalu kaya gitu. Nih anak agak membahayakan tingkahnya kalo lagi demam"
"Keras kepala banget sih?" ucap Seokjin lirih sambil menatap Jungkook yang bahkan sama sekali tak terusik dari tidurnya. Smeentara batinnya merutuki watak Jungkook kenapa harus sama persis seperti dirinya? Keras kepala.
"Kalo gitu titip adek dulu ya. Bunda mau ganti baju dulu setelah itu anter adek kerumah sakit"
"A-aku anterin ke rumah sakit"
Youngji yang baru saja dua langkah melangkahkan kakinya menuju pintu seketika terhenti ketika mendengar kalimat Seokjin tersebut.
Wanita muda itu lalu berbalik dan menatap Seokjin. Namun belum sempat bibirnya berucap, Seokjin mengulang kembali kalimatnya.
"Aku anterin kerumah sakit. Waktunya masih cukup kok, ini kan masih pagi banget"
Bergetar hati Youngji melihat bagaimana Seokjin kini terlihat semakin membuka diri terutama semua itu dia lakukan demi Jungkook.
Meski Youngji merasa tak pernah dianggap Seokjin sebagai seorang ibu sambung, bahkan Seokjin juga tampak tak sudi memanggilnya Bunda, sungguh Youngji ikhlas karena baginya yang paling penting adalah Seokjin bisa menyayangi Jungkook, adik bungsunya.
Itu saja.
"Bener ga ngerepotin Kakak?" Tanya Youngji.
"Engga kok. Ga apa-apa"
"Oh Oke, Bunda ganti baju dulu ya"
****
Benar yang dikatakan Youngji, selama dalam perjalanan Seokjin melihat sendiri bagaimana Jungkook sama sekali tidak terbangun dari tidur lelapnya.
Bahkan ketika mereka sampai di rumah sakit umum terdekat, Jungkook juga tak bergeming sedikitpun ketika Seokjin mengambil alih tubuhnya dari gendongan Bunda dan membopongnya dengan langkah cepat menuju ruang Unit Gawat Darurat (UGD).
"Dek, jangan kaya orang lagi koma gini dong. Nakutin tau ga?" Ucap Seokjin lirih seraya terus melangkah.
Hingga ketika mereka sampai di ruang UGD, Jungkook pun segera ditangani.
Pengalaman Youngji sebagai seorang suster membuat wanita itu mampu menjelaskan kondisi Jungkook dengan terperinci bahkan dalam beberapa istilah medis. Youngji juga dengan cepat memahami diagnosa dokter dan semua metode perawatan yang akan diterima putranya.
Entah angin apa yang menghampiri Seokjin kala diam-diam dalam hatinya terbersit rasa bangga pada wanita sederhana yang notabene adalah ibu sambungnya selama hampir 6 tahun terakhir ini.
Dalam hati Seokjin berkata, Bukankah seharusnya dia berterimakasih pada wanita muda itu yang selama ini telah mengurus Papa dan adik-adiknya dengan sangat baik?
Terlebih lagi bukankah seharusnya ia berterimakasih karena Youngji telah memberi warna baru dalam keluarga mereka dengan melahirkan seorang anak yang sangat lucu dan cerdas seperti Jungkook terlepas dari bagaimana latar belakang cerita Youngji dan Papanya bermula.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET SKY
FanfictionMemiliki tiga kakak dengan rentang usia yang cukup jauh menjadi berkah tersendiri untuk hidup Kookie terutama jika itu menyangkut Kakak kedua dan Kakak ketiganya kecuali Kakak sulungnya yang bahkan tak pernah menatapnya.